Apa Itu Zat Warna Pigmen?

Zat warna pigmen memberikan warna dengan cara menyerap dan memantulkan cahaya pada permukaan material serta menyeleksi panjang gelombang sehingga menampilkan warna tertentu. Zat ini memiliki manfaat untuk memberikan warna pada sebuah media, memberi daya tutup serta mencegah korosi atau proses oksidasi. Baca Juga: Tinta dan Toner Cartridge Bekas Termasuk B3

Zat Warna Pigmen – PT Wastec International

Zat warna pigmen memiliki sifat sebagai berikut:

  1. Memberikan warna dengan intensitas tertentu, tergantung pada konsentrasinya
  2. Stabil terhadap suhu, cahaya dan reaksi kimia untuk menjaga warna yang konsisten
  3. Kemampuan pigmen untuk menutupi permukaan di bawahnya
  4. Sebagian pigmen larut dalam pelarut tertentu, sementara yang lain tidak larut dan digunakan dalam bentuk partikel padat

Jenis

Jenis zat warna pigmen berdasarkan bahan pembuatnya antara lain:

Organik

Sifat pigmen organik yang paling umum yaitu memiliki warna yang kaya dan cerah serta ketahanan panas yang kurang memadai dibandingkan dengan jenis pigmen anorganik

Anorganik

Terbuat dari mineral dan garam logam serta memiliki tingkat ketahanan yang sangat tinggi terhadap sinar UV. Baca Juga: Apa Saja Jenis Limbah Industri Pulp?

Aplikasi Zat Warna Pigmen Pada Industri

Beberapa industri yang mengaplikasikan zat ini diantaranya:

  1. Industri Cat dan Tinta: Memberikan warna pada cat tembok, cat mobil, tinta cetak dan tinta tato
  2. Industri Plastik: Warna pada plastik yang digunakan dalam berbagai produk
  3. Industri Tekstil: Dalam proses pencelupan tekstil untuk menghasilkan warna pada kain
  4. Industri Kosmetik: Warna pada lipstik, eyeshadow dan produk kosmetik lainnya
  5. Industri Makanan: Sebagai pewarna makanan untuk memberikan warna pada makanan dan minuman

Zat Pewarna Pigmen Menghasilkan Limbah B3

Pada prosesnya, terdapat dampak lingkungan yang dihasilkan secara signifikan, seperti limbah dari industri pigmen mencemari air. Selain itu, proses produksinya menghasilkan emisi yang mengganggu kualitas udara. Pigmen ini juga mengandung zat kimia berbahaya sehingga menghasilkan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) dengan kode limbah:

  1. A335-1: Sludge proses produksi dan fasilitas penyimpanan
  2. A335-2: Residu produsi atau reaksi
  3. A335-3: Bahan atau produk yang tidak memenuhi spesifikasi teknis
  4. B335-1: Absorban dan filter bekas
  5. B335-2: Sludge IPAL

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Perkembangan

Asam fosfat pertama kali diproduksi tahun 1870 yang banyak digunakan untuk sumber bahan baku pupuk superfosfat. Kehadiran senyawa ini menjadi perantara sentral penting dalam industri pupuk modern. Asam fosfat merupakan asam mineral (anorganik) yang berupa cairan dengan rumus kimia H3PO4. Baca Juga: Evaporasi dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Asam Fosfat – PT Wastec International

Berikut beberapa proses pembuatannya:

  1. Proses Basah

Tahun 1915, perusahaan Dorr Company mengaplikasikan H3PO4 dengan proses basah. Perusahaan tersebut dapat me-recycle sisa asam yang tersaring dan dikembalikan ke reactor. Selanjutnya metode ini dipatenkan oleh Kunstdunger Patent Verwertungs A.G. pada tahun 1920.

  1. Proses Elektrik Furnace 

Proses pembuatannya dengan elektrik furnace dilakukan secara modern. Pelopor dari pembuatan ini adalah J. B. Readman dan Albright and Wilson diproduksi pertama kali pada tahun 1893 dengan kapasitas 180 ton/tahun. 

Baca juga: Asam Sulfat: Penjelasan dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Kegunaan dan Sifat

Senyawa kimia ini memiliki beberapa kegunaan dan fungsi, diantaranya sebagai berikut:

  1. Inhibitor karat 
  2. Aditif makanan
  3. Ethcant gigi dan ortopedik
  4. Elektrolit 
  5. Bahan baku pupuk
  6. Komponen produk pembersih rumah 

Selain itu memiliki beberapa sifat seperti:

  1. Tidak berwarna
  2. Tidak berbau
  3. Tidak mudah menguap 

Industri yang Menggunakan Asam Fosfat

Asam jenis ini digunakan dalam beberapa industri, seperti:

  1. Industri pupuk
  2. Industri insektisida
  3. Industri makanan
  4. Industri kimia deterjen
  5. Industri tekstil 

Mengelola Asam Fosfat Bekas Sebagai Limbah B3 

Senyawa kimia yang digunakan dan dihasilkan dari proses produksi tentunya tidak boleh dibuang sembarangan. Karena senyawa-senyawa kimia tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia maupun menjadi pemicu pencemaran lingkungan. Asam fosfat merupakan termasuk limbah B3 dengan kode limbah A106c. 

Namun tidak perlu khawatir, PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dan berkompeten dalam menyediakan layanan jasa pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. 

Dengan komitmen untuk terus mengembangkan strategi dan berinovasi, PT Wastec International terus berupaya mengembangkan metode pengelolaan limbah B3 yang efisien dan efektif. Bersama PT Wastec International, mari kita membangun dan menjalankan bisnis yang aman dan ramah lingkungan.

Kemasan drum limbah B3 memiliki peranan penting dalam industri dan pengelolaan limbah. Drum limbah B3 ini harus dirancang, diproduksi, dan digunakan dengan tepat dengan standar keamanan yang telah ditentukan. Baca Juga: Kemasan Farmasi dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Kemasan Drum Limbah B3 – PT Wastec International

Mengapa Kemasan Drum Limbah B3 Penting?

Kemasan drum limbah B3 berfungsi sebagai pengemas yang mengisolasi, melindungi, dan mengelola limbah B3 dengan aman. Baca Juga: Persyaratan dan Prinsip Kemasan Limbah B3

  1. Keamanan Lingkungan: Limbah B3 dapat membahayakan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar. Kemasan drum yang tepat dapat mencegah tumpahan dan kontaminasi lingkungan.
  2. Keselamatan Pekerja: Kemasan drum yang kuat dan aman membantu melindungi pekerja yang terlibat dalam penanganan dan pengangkutan limbah B3.
  3. Kepatuhan Regulasi: Kemasan drum yang sesuai memastikan bahwa kemasan drum telah sesuai dengan regulasi atau undang-undang yang telah ditentukan. 

Apa Saja Jenis Kemasan Limbah B3?

Berdasarkan Ukuran 

  1. Drum Besar: Drum berukuran besar memiliki kapasitas sebesar 200 liter, sehingga kemampuan menampung nya pun juga cukup besar. Salah satu jenis limbah yang dapat disimpan pada kemasan ini adalah limbah oli bekas. 
  2. Drum Kecil: Sementara drum berukuran kecil memiliki kapasitas 20-60 liter yang ideal dan umumnya digunakan untuk menyimpan limbah B3 dengan kuantitas yang lebih sedikit. 

Berdasarkan Jenis 

  1. Drum Logam: Drum logam terbuat dari baja atau logam lainnya dan biasanya memiliki daya tahan yang tinggi terhadap tekanan dan korosi.
  2. Drum Plastik: Drum plastik biasanya terbuat dari HDPE (High-Density Polyethylene) atau bahan plastik lainnya yang kuat dan tahan terhadap zat-zat kimia berbahaya. 

Mengelola Kemasan Limbah B3 dan Bekas B3 dengan Aman dan Bertanggung Jawab 

Kemasan limbah B3 digunakan untuk pengemasan sebelum limbah B3 dikelola lebih lanjut. Jenis limbah B3 yang umumnya dimasukkan ke dalam wadah drum adalah limbah cair. Sementara, limbah kemasan bekas B3 adalah kemasan yang sudah terkontaminasi B3. Jika sudah tidak digunakan kembali, maka dikategorikan sebagai limbah B3. Oleh sebab itu, kemasan bekas limbah B3 tidak boleh dikelola sembarangan. Dengan demikian, perlindungan terhadap lingkungan dan keselamatan pekerja dapat terjamin, serta memastikan bahwa limbah B3 dikelola dengan benar sesuai dengan regulasi yang berlaku.

PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dan berkompeten dalam menyediakan layanan jasa pengelolaan limbah B3 sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Dengan komitmen untuk terus mengembangkan strategi dan berinovasi, PT Wastec International terus berupaya mengembangkan metode pengelolaan limbah B3 yang efisien dan efektif. Bersama PT Wastec International, mari kita membangun dan menjalankan bisnis yang aman dan ramah lingkungan.

Pengertian

Evaporasi adalah proses kimia di mana molekul cairan, baik itu air, pelarut kimia atau zat cair lainnya dididihkan atau diuapkan untuk kemudian menjadi uap atau gas. Proses ini biasanya terjadi pada suhu dan tekanan tertentu, tergantung pada sifat-sifat cairan tersebut. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan di mana sisa penguapannya merupakan zat cair yang kental bukan zat padat.

Proses ini bertujuan untuk peningkatan viskositas (kekentalan) larutan, pengecilan volume larutan dan penurunan aktivitas air dengan cara meningkatkan konsentrasi solid terlarut. Baca Juga: Bagaimana Proses Peleburan Aluminium?

Evaporasi
Evaporasi – PT Wastec International

Faktor yang Mempengaruhi Evaporasi

Proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk suhu, luas permukaan, tekanan uap dan kelembaban relatif.

  1. Semakin tinggi suhu, semakin cepat laju evaporasi karena energi kinetik molekul cairan meningkat.
  2. Permukaan yang lebih luas juga mempercepat proses dengan meningkatkan area kontak antara cairan dan udara.
  3. Tekanan uap adalah tekanan yang dihasilkan oleh uap molekul cair di atas permukaan cairan, dan semakin tinggi tekanan uap, semakin cepat laju proses ini.
  4. Kelembaban relatif mengacu pada jumlah uap air di udara relatif terhadap jumlah maksimum uap air yang dapat dipegang oleh udara pada suhu tertentu; semakin rendah kelembaban relatif, semakin cepat juga laju prosesnya.

Aplikasi Evaporasi Pada Industri Kimia

Pada industri kimia, proses ini diaplikasikan pada:

  1. Pemurnian untuk memisahkan senyawa-senyawa yang terlarut dalam pelarut cairan dengan cara menguapkan pelarutnya dan meninggalkan senyawa-senyawa yang diinginkan.
  2. Konsentrasi zat terlarut ditingkatkan dalam larutan, seperti dalam pembuatan gula dari air tebu.
  3. Produksi farmasi untuk mengeringkan larutan obat menjadi bentuk padat, seperti dalam pembuatan tablet atau kapsul.
  4. Pemurnian air dalam proses desalinasi air laut, di mana air laut dipanaskan dan diuapkan, meninggalkan garam dan mineral untuk menghasilkan air tawar.

Dampak Evaporasi Terhadap Lingkungan

Dalam industri kimia, penguapan pelarut organik dapat menyebabkan polusi udara dan kontribusi terhadap pembentukan ozon troposferik. Oleh karena itu, limbah yang dihasilkan dari proses evaporasi dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dengan kode limbah:

  1. A303-2: Residu proses produksi yang meliputi formulasi, destilasi dan evaporasi
  2. A336-3: Residu proses destilasi, evaporasi dan reaksi
  3. A336-4: Residu proses destilasi, evaporasi dan reaksi
  4. A340-1: Residu proses destilasi dan evaporasi
  5. A348-1: Residu atau sludge proses destilasi, evaporasi, dan sedimentasi

Pengelolaan yang tepat diperlukan untuk mengurangi dampak negatif ini, termasuk praktik-praktik pengelolaan limbah yang ramah lingkungan. Baca Juga: Limbah Minyak dari Proses Pengeboran

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge.

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

E-Waste atau Sampah elektronik mencakup berbagai jenis barang elektronik yang sudah tidak terpakai atau sudah usang. Ini bisa termasuk perangkat elektronik konsumen seperti telepon genggam, komputer, televisi, peralatan dapur elektronik, serta peralatan elektronik industri dan komunikasi. Baca Juga: Mengelola Limbah Elektronik: Bagaimana Cara dan Regulasinya?

E-Waste atau sampah elektronik menjadi salah satu isu yang cukup krusial. Seiring perkembangan teknologi, tingkat konsumsi elektronik pun meningkat dan akhirnya jumlah sampah elektronik juga ikut meningkat setiap tahunnya. Namun, tidak banyak yang menyadari dampak negatif yang dihasilkan.

E-Waste – PT Wastec International

Berikut adalah negara penghasil e-waste terbanyak di dunia pada tahun 2019 

  1. Tiongkok : 10.13 juta metrik ton
  2. Amerika Serikat : 6.91 juta metrik ton
  3. India : 3.23 juta metrik ton
  4. Jepang : 2.57 juta metrik ton
  5. Brasil : 2.14 juta metrik ton
  6. Rusia : 1.63 juta metrik ton
  7. Indonesia : 1.62 juta metrik ton
  8. Jerman : 1.61 juta metrik ton
  9. Britania Raya : 1.60 juta metrik ton
  10. Prancis : 1.36 juta metrik ton

Pada tahun 2022, volume jenis sampah B3 rumah tangga di DKI Jakarta didominasi oleh sampah elektronik. Terdapat 14,2 ribu kg e-waste sepanjang Januari-Agustus 2022. Baca Juga: Dampak Mengabaikan Limbah Elektronik 

Fakta E-Waste 

Beberapa fakta e-waste yang harus kamu ketahui adalah:

  1. Secara global, terdapat 40 juta ton e-waste setiap tahun. Jumlah ini seperti membuang 800 laptop setiap detik
  2. Rata-rata pengguna handphone mengganti satu unit handphone nya setiap 18 bulan sekali
  3. Sampai saat ini hanya 12.5% e-waste yang berhasil di recycle
  4. Sampah elektronik mengandung ratusan zat, di antaranya banyak yang beracun. Ini termasuk merkuri, timbal, arsenik, kadmium, selenium, kromium, dan bahan pelindung api.
  5. 300 juta komputer dan 1 miliar ponsel diproduksi setiap tahun. Diperkirakan akan tumbuh sebesar 8% per tahun. 

Apa yang Bisa Kita Lakukan? 

Beberapa hal dapat kita lakukan untuk mengurangi e-waste, sebagai berikut:

Memperpanjang Usia Perangkat Elektronik 

Memperpanjang usia perangkat elektronik lekat dengan bagaimana cara menggunakannya setiap hari. Kita dapat berusaha mempertahankan untuk jangka waktu yang lebih lama dengan menggunakan perangkat dengan baik dan sehat.

Memperbaiki Perangkat Elektronik yang Rusak

Memperbaiki perangkat elektronik yang rusak jika masih memungkinkan untuk diperbaiki dibandingkan dengan membeli atau mengganti dengan yang baru. 

Membeli Perangkat Elektronik Bekas 

Pikirkan kembali ketika akan membeli perangkat elektronik. Apakah frekuensi pemakaiannya sering atau hanya untuk kebutuhan satu atau dua kali saja. Jika pemakaiannya tidak terlalu sering, membeli perangkat elektronik bekas dapat dipertimbangkan sebagai salah satu opsi. 

Solusi Pengelolaan E-Waste yang Aman 

E-Waste merupakan termasuk ke dalam kategori limbah B3. Untuk itu perlu penanganan dan pengelolaan khusus agar tidak membahayakan dan mencemari lingkungan. PT Wastec International memiliki layanan untuk mengelola limbah B3 mulai dari pengangkutan, pengumpulan, hingga pengolahan. Yuk mulai kelola Limbah B3 perusahaan Anda bersama kami!

Seiring perkembangan industri yang meningkat dan teknologi yang semakin canggih, muncul berbagai macam alat atau tools yang memudahkan pekerjaan manusia. Salah satu alat yang sangat krusial dan berguna di berbagai industri adalah mesin cetak atau printer. Dalam menghasilkan sebuah dokumen di atas kertas, printer membutuhkan tinta atau toner sebagai bahan dasar pembuatannya. Toner atau tinta ini sangat penting untuk menghasilkan cetakan dokumen yang bagus. Namun, bagaimana jika toner atau tinta nya sudah habis? Baca Juga: Apa Saja Jenis Limbah Industri Pulp?

Tinta dan Toner
Tinta dan Toner – PT Wastec International

Perbedaan

Meskipun memiliki fungsi yang sama, namun tinta dan toner memiliki perbedaan, terutama pada karakteristik teksturnya. Tinta memiliki tekstur yang cair dan umumnya digunakan pada printer inkjet, sementara toner memiliki tekstur bubuk dan umumnya digunakan pada printer laser. Baca Juga: Contoh Limbah B3 yang Dihasilkan Industri

Tinta (ink) 

Limbah dari tinta disebut tinta cartridge dan memiliki dua tipe yang berbeda. Tipe pertama merupakan dye-based atau tinta dari cairan yang diberi pewarna. Sementara pigment-based menggunakan bubuk ultra halus yang dilarutkan di dalam cairan. 

Toner 

Toner berbentuk serbuk halus yang memiliki fungsi yang sama dengan tinta. Komponen yang ada di dalam toner meliputi partikel plastik, karbon, silika fume, dan pewarna. Kemudian, toner cartrdige dapat digunakan hanya pada printer laser. 

Cartridge

Cartridge merupakan kontainer yang berisikan tinta atau toner printer, yang harus terpasang dengan printer dengan tepat agar printing dapat dilakukan dengan benar. 

Solusi Menangani Limbah B3 Tinta dan Toner 

Tinta dan toner yang telah habis dan selesai digunakan, akan menjadi limbah dengan cartridge nya. Limbah tinta dan cartridge ini termasuk limbah B3 karena di dalamnya terdapat kandungan-kandungan yang berbahaya, seperti karbon aktif zat karsinogenik yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Lalu bagaimana cara menanganinya? 

  1. Kurangi Penggunaan Printer 

Menggunakan printer dengan bijak dan sesuai kebutuhan merupakan salah satu cara sederhana yang dapat dilakukan. Selain itu, seiring perkembangan zaman, kita dapat menggunakan email untuk pengiriman dokumen. 

  1. Membeli Toner Cartridge Daur Ulang

Harga toner cartridge daur ulang lebih murah dibandingkan yang baru. Kemudian cara ini juga dapat mengurangi timbulan limbah cartridge baru. 

  1. Gunakan Kembali Toner Cartridge Bekas 

Toner cartridge dapat digunakan berulang kali hingga waktu tertentu dengan mengisi kembali ketika toner sudah habis. Namun, perlu diingat dan dicatat kalau refill toner ini hanya dapat dilakukan beberapa kali, tidak untuk selamanya atau jangka waktu yang lama.

  1. Kelola Bersama Pihak Pengelola Limbah B3 

Limbah B3 tidak bisa sembarangan, terdapat beberapa prosedur penanganan dan izin yang wajib dimiliki karena jika pengelolaannya tidak tepat dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia. 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Kenaikan jumlah konsumsi rokok di Indonesia sejalan juga dengan timbulan sampah puntung rokoknya. Menurut laporan WHO, prevalensi konsumsi tembakau penduduk Indonesia di atas 15 tahun pada tahun 2022 mencapai 36,5 persen. Ini berarti 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia merokok. Di Indonesia, konsumsi tembakau yang mencapai 322 miliar batang pada 2020 menghasilkan sekitar 107,3 ton sampah puntung rokok. Baca Juga: Bahaya Sampah Kertas yang Harus Kamu Ketahui!

Bagaimana timbulan sampah puntungnya jika konsumsinya terus meningkat? Sejak 2021 sampah ini sudah menempati posisi kedua sebagai sampah yang paling banyak ditemukan di pesisir pantai.

Sampah Puntung Rokok – PT Wastec International

Jenis Sampah Paling Banyak Ditemukan

Berikut adalah 5 jenis sampah yang paling banyak ditemukan di pesisir pantai global 2021:

  1. Pembungkus makanan: 1,34 juta unit sampah
  2. Puntung rokok: 1,13 juta unit sampah
  3. Botol minuman (plastik): 849,32 ribu unit sampah
  4. Sampah lainnya (Clean Swell)*: 613,97 ribu unit sampah
  5. Tutup botol (plastik): 613,97 ribu unit sampah

sumber: katadata.co.id

Bahayanya Sampah Puntung Rokok untuk Lingkungan dan Kesehatan

Sejauh ini yang selalu digaungkan adalah betapa bahayanya sampah puntung rokok untuk kesehatan, namun dampaknya terhadap lingkungan sebenarnya juga tidak kalah berbahaya. Baca Juga: Asam Sulfat: Penjelasan dan Limbah B3 yang Dihasilkan

“Orang menganggap rokok ini bermasalah di asapnya. Tapi filternya atau puntungnya itu tidak pernah disinggung, padahal kalau dilihat banyak riset, ini berbahaya,” Amiruddin, aktivis dari Ecological Observation Wetlands Conservation (Ecoton).

Pendiri Senior Nexus3 Foundation, Yuyun Ismawati, menyatakan, puntung rokok yang dibuang mengeluarkan bahan kimia dan logam berat dalam kadar tinggi yang mudah mencemari tanah dan air serta membunuh mikroorganisme dan hewan air. Dalam satu filter rokok terkandung 12.000 sampai 15.000 helai selulosa asetat dan melepaskan sekitar 100 serat selulosa asetat setiap hari ketika dibuang sebagai puntung rokok. Sampah seperti ini memerlukan waktu 10 tahun untuk terurai.

Ketika puntung rokok terlepas ke lingkungan terutama di perairan, maka dapat menghasilkan mikroplastik yang terlepas sebanyak 100 partikel per hari. Jumlah mikroplastik itu sama banyaknya dengan limbah cucian baju.

Mikroplastik adalah potongan plastik dengan ukuran kecil dan dapat mencemari lingkungan. Tidak diketahui pasti berapa ukurannya, tetapi didefinisikan memiliki ukuran diameter kurang dari 5 mm. Akibat kesehatan yang ditimbulkan jika mikroplastik secara tidak sengaja dikonsumsi juga beragam: memicu kanker, mengganggu kekebalan tubuh, mengganggu sistem pernapasan, dan lain-lain.

Sama halnya dengan dampaknya terhadap lingkungan, diantaranya; gangguan pada ekosistem karena rantai makanannya yang terganggu, kerusakan pada habitat laut (terumbu karang, sampai hewan-hewan laut).

Solusi Penanganan Sampah Puntung Rokok dan Limbah B3 di Indonesia

Untuk saat ini sampah puntung rokok di Indonesia belum diklasifikasi sebagai sampah B3, sehingga penanganannya masih sering dicampur dengan sampah lain dengan pengelolaan yang sama atau bahkan tetap berakhir ke TPA. 

Langkah utama yang bisa pemerintah lakukan adalah mengklasifikasi sampah puntung rokok sebagai sampah B3. 

“Puntung rokok itu, karena tidak diklasifikasikan, kemudian dia disatukan dengan sampah lain dan bercampur. Ketika bercampur, dia dianggap residu biasa yang enggak perlu diapa-apain. Ini juga menjadi diskusi kami,” jelas Lisda Sundari Ketua Yayasan Lentera Anak, yang sempat menggelar workshop puntung rokok di Jakarta.

Langkah selanjutnya bisa dilakukan mulai dari konsumen rokok. Terdapat dua pendekatan yang bisa dipakai untuk menanggulangi persoalan puntung rokok, yaitu membuangnya secara terpisah dengan sampah lainnya dan mencegah munculnya puntung rokok dengan mengurangi atau tidak mengonsumsi rokok.

Langkah selanjutnya, bisa dilakukan oleh produsen dengan CSR melalui kerjasama dengan beberapa stakeholder salah satunya PT Wastec International yang bisa membantu perusahaanmu untuk mengelola limbah B3.

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Dengan berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Manifest elektronik atau yang disebut festronik merupakan sistem pemantauan pengelolaan limbah B3 yang dibuat oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sebelum bertransformasi menjadi sistem digital, dokumen ini disebut manifest. Berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No.2 Tahun 1995 terkait manifest limbah B3. Keputusan ini mengacu kepada Peraturan Pemerintah nomor 12 tahun 1995 tentang pertimbangan keberadaan limbah B3 yang dapat mempengaruhi lingkungan dan manusia. Baca Juga: Mengenal Festronik Limbah B3

Festronik – PT Wastec International

Apa yang Dimaksud Festronik? 

Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, pada tahun 2016 dimulai uji coba sistem manifest elektronik atau yang disebut festronik. Sistem ini berbasis website yang dapat langsung diakses melalui link festronik. Secara umum, isi dari festronik dan manifest tidak jauh berbeda, hanya metode nya yang kini berubah secara online dan tidak manual tertulis lagi. 

Keuntungan Festronik 

  1. Memudahkan Proses Administrasi 

Memudahkan proses administrasi dan pelaporan. kita tidak perlu lagi menulis manual. Hal ini dapat mengurangi kesalahan akibat tulisan yang kurang jelas, tinta yang memudar, atau kertas yang terselip.  Selain itu, datanya dapat dipantau secara bersama-sama, sehingga dapat langsung melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak terkait. 

  1. Lebih Hemat dan Ramah Lingkungan 

Kehadiran festronik tentu dapat jauh mengurangi penggunaan kertas dan timbulan sampah yang dihasilkan. Langkah ini juga lebih ramah lingkungan dan lebih hemat. Selain itu juga dapat mengurangi adanya tumpukkan kertas manifest yang diarsipkan di ruangan.

  1. Mengurangi Biaya 

Selain menghemat ruang arsip, sistem ini juga dapat mengurangi biaya yang keluar. Karena pada manifest manual, terdapat label QR code yang harganya cukup mahal. Selain itu, QR code ini sering disalahgunakan. 

  1. Memudahkan Pemantauan 

Memudahkan kegiatan pemantauan, karena semua pihak terkait dapat memantau prosesnya. Mulai dari proses pengajuan, pengiriman atau pengangkutan, pengecekan data, pengawasan, sampai dengan tahap pelaporan. 

  1. Mempersingkat Laporan kepada Regulator 

Festronik diawasi langsung mulai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sampai dengan Dinas Lingkungan Hidup masing-masing Kota/Kabupaten. Selain itu, juga terintegrasi dengan aplikasi SIRAJA yang merupakan sistem untuk pelaporan produksi limbah B3. 

Baca Juga: Mengoptimalkan Transportasi Limbah

Solusi Pengelolaan Limbah B3 bersama PT Wastec International

Festronik menjadi kewajiban dalam kegiatan pengelolaan Limbah B3. Karena sistem ini yang akan memonitor dan menyimpan data pengelolaan limbah B3 baik dari penghasil, pengangkut, maupun pengolah. PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dan berkompeten dalam menyediakan layanan jasa pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. 

Dengan komitmen untuk terus mengembangkan strategi dan berinovasi, PT Wastec International terus berupaya mengembangkan metode pengelolaan limbah B3 yang efisien dan efektif. Bersama PT Wastec International, mari kita membangun dan menjalankan bisnis yang aman dan ramah lingkungan.

Sampah kertas menjadi salah satu jenis yang paling umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Banyak yang mungkin tidak menyadari betapa berbahayanya dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Baca Juga: Limbah Keras Anorganik dan Pemanfaatannya

Sampah Kertas di Indonesia 

Kertas memang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan sehari-hari, beberapa sektor seperti pendidikan (sekolah) dan perkantoran menghasilkan banyak sampah kertas. Berdasarkan data dari Kementerin Lingkungan Hidup (KLHK) pada tahun 2023, jumlah timbulan sampah kertas sebesar 11%. Banyak yang berakhir ke tempat pembuangan akhir tanpa adanya pengolahan. Sampah kertas memang tidak termasuk limbah B3, namun jika terkontaminasi dengan sampah lain di TPA ternyata dapat menyebabkan masalah lingkungan. 

Sampah Kertas
Sampah Kertas – PT Wastec International

Bagaimana Dampak Sampah Kertas? 

Penguraian kertas umumnya memakan waktu 3-6 bulan, bergantung pada kondisi tanah. Sebenarnya kertas dapat terurai dengan tanah, namun prosesnya harus diawali dengan tahap pemilahan. Masih banyak yang belum aware dengan pengelolaan sampah kertas. Pasalnya, banyak sampah ini yang berakhir di TPA tanpa pengolahan dan menjadi salah satu penyebab cepatnya perubahan iklim. Karena jika tercampur dengan sampah lain yang bersifat anorganik, akan mengalami pembusukan tanpa oksigen atau anaerob yang kemudian akan menghasilkan gas metana. 

Seperti yang sudah kita ketahui kalau gas metana menjadi sala satu faktor yang mempercepat perubahan iklim, karena memiliki kekuatan menangkap panas di atmosfer 25 kali lipat lebih kuat dibandingkan karbondioksida. 

Selain itu, produksi kertas juga membutuhkan banyak air. Untuk menghasilkan satu lembar kertas A4 membutuhkan sekitar 10 liter air. Dapat dibayangkan jika hampir 30-40% sampah di perkotaan dan 50% merupakan sampah kertas. Kira-kira berapa banyak liter air yang telah digunakan untuk membuat kertas yang berakhir di TPA tersebut? Baca Juga: Stop Membakar Sampah! Ketahui Bahayanya untuk Kesehatan

Tips Pengurangan

Konsep 3R dapat membantu meminalisir sampah kertas. Sebelum melakukan langkah 3R tersebut, ada baiknya melakukan pengecekan kembali terhadap dokumen yang akan dicetak. Untuk memastikan dokumen sudah benar dan tidak ada kesalahan penulisan. Langkah pertama dan paling sederhana ini dapat membantu meminilasir timbulannya. 

  1. Reduce 

Mengurangi penggunaan kertas dengan menerapkan gaya hidup “paperless”. Seiring perkembangan teknologi, digitalisasi juga memudahkan administrasi maupun penyimpanan secara online.

  1. Reuse 

Selanjutnya dengan menerapkan prinsip reuse atau menggunakan kembali. Cara ini juga efektif untuk mengurangi dan meminimalisir penggunaan kertas yang berlebihan. 

  1. Recycle 

Terakhir adalah dengan memilah sampah organik dan anorganik, agar sampah ini tidak terkontaminasi dengan jenis yang lainnya. Selain itu juga dapat memudahkan proses daur ulang sehingga kertasnya dapat digunakan kembali menjadi barang yang bermanfaat. 

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Pengertian

Asam sulfat atau secara kimia dikenal dengan rumus H2SO4 merupakan cairan tidak berwarna dan agak kental dengan bau yang sangat korosif serta dapat larut di dalam air. Jika senyawa ini larut di dalam air akan melepaskan energi panas dan menimbulkan ledakan. Senyawa ini dihasilkan melalui proses oksidasi sulfur dioksida (SO2) yang sering kali dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara dalam industri. Baca Juga: Amonium Hidroksida Bekas Termasuk Limbah B3

asam sulfat
Asam Sulfat – PT Wastec International

Sifat Asam Sulfat

Sifat dari H2SO4 ini diataranya:

  1. Tidak berbau dan tidak berwarna
  2. Asam non volatil atau sulit menguap
  3. Korosif: dapat menyebabkan kerusakan serius pada kulit dan jaringan jika terpapar secara berlebihan
  4. Reaktif: agen oksidator kuat dan bereaksi dengan banyak senyawa organik dan anorganik
  5. Dehidrat: dehidrator yang kuat, artinya mampu menarik air dari zat-zat lain, sehingga digunakan dalam banyak reaksi kimia
  6. Kegiatan Ions: Dalam larutan, senyawa ini terdisosiasi menjadi ion hidrogen (H+) dan ion sulfat (SO42-), sehingga larutannya bersifat asam

Aplikasi dan Kegunaan Asam Sulfat di Bidang Industri

Senyawa ini dapat ditemukan dalam bidang industri dengan kegunaan sebagai berikut:

  1. Industri Kimia: bahan baku penting dalam pembuatan berbagai senyawa kimia, seperti pupuk fosfat, deterjen, dan pewarna
  2. Industri Logam: digunakan dalam proses pemurnian logam, seperti tembaga dan seng. Proses ini dikenal sebagai leaching, di mana H2SO4 membantu melarutkan logam dari bijihnya
  3. Industri Baterai: pembuatan baterai asam timbal, yang sering digunakan dalam sistem penyimpanan daya
  4. Industri Pembersihan dan Pelarutan: Karena sifat korosifnya, H2SO4 sering digunakan dalam proses pembersihan dan pelarutan, termasuk dalam industri otomotif dan pembersihan industri
  5. Industri Minyak Bumi: proses penyulingan minyak bumi

Baca Juga: Pernis dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Bahaya

Asam sulfat dapat berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, yaitu:

  1. Mencemari badan air dan udara
  2. Asam sulfat yang terlepas ke atmosfer dapat menyebabkan korosi pada bangunan dan infrakstruktur
  3. Manusia yang terpapar senyawa ini secara berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan kulit, serta masalah pernapasan kronis pada jangka Panjang

Kelola Limbah B3 Asam Sulfat Bekas Bersama Wastec International

Asam sulfat yang sudah tidak digunakan dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dengan kode limbah A109c.

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.