Pengertian

Evaporasi adalah proses kimia di mana molekul cairan, baik itu air, pelarut kimia atau zat cair lainnya dididihkan atau diuapkan untuk kemudian menjadi uap atau gas. Proses ini biasanya terjadi pada suhu dan tekanan tertentu, tergantung pada sifat-sifat cairan tersebut. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan di mana sisa penguapannya merupakan zat cair yang kental bukan zat padat.

Proses ini bertujuan untuk peningkatan viskositas (kekentalan) larutan, pengecilan volume larutan dan penurunan aktivitas air dengan cara meningkatkan konsentrasi solid terlarut. Baca Juga: Bagaimana Proses Peleburan Aluminium?

Evaporasi
Evaporasi – PT Wastec International

Faktor yang Mempengaruhi Evaporasi

Proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk suhu, luas permukaan, tekanan uap dan kelembaban relatif.

  1. Semakin tinggi suhu, semakin cepat laju evaporasi karena energi kinetik molekul cairan meningkat.
  2. Permukaan yang lebih luas juga mempercepat proses dengan meningkatkan area kontak antara cairan dan udara.
  3. Tekanan uap adalah tekanan yang dihasilkan oleh uap molekul cair di atas permukaan cairan, dan semakin tinggi tekanan uap, semakin cepat laju proses ini.
  4. Kelembaban relatif mengacu pada jumlah uap air di udara relatif terhadap jumlah maksimum uap air yang dapat dipegang oleh udara pada suhu tertentu; semakin rendah kelembaban relatif, semakin cepat juga laju prosesnya.

Aplikasi Evaporasi Pada Industri Kimia

Pada industri kimia, proses ini diaplikasikan pada:

  1. Pemurnian untuk memisahkan senyawa-senyawa yang terlarut dalam pelarut cairan dengan cara menguapkan pelarutnya dan meninggalkan senyawa-senyawa yang diinginkan.
  2. Konsentrasi zat terlarut ditingkatkan dalam larutan, seperti dalam pembuatan gula dari air tebu.
  3. Produksi farmasi untuk mengeringkan larutan obat menjadi bentuk padat, seperti dalam pembuatan tablet atau kapsul.
  4. Pemurnian air dalam proses desalinasi air laut, di mana air laut dipanaskan dan diuapkan, meninggalkan garam dan mineral untuk menghasilkan air tawar.

Dampak Evaporasi Terhadap Lingkungan

Dalam industri kimia, penguapan pelarut organik dapat menyebabkan polusi udara dan kontribusi terhadap pembentukan ozon troposferik. Oleh karena itu, limbah yang dihasilkan dari proses evaporasi dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dengan kode limbah:

  1. A303-2: Residu proses produksi yang meliputi formulasi, destilasi dan evaporasi
  2. A336-3: Residu proses destilasi, evaporasi dan reaksi
  3. A336-4: Residu proses destilasi, evaporasi dan reaksi
  4. A340-1: Residu proses destilasi dan evaporasi
  5. A348-1: Residu atau sludge proses destilasi, evaporasi, dan sedimentasi

Pengelolaan yang tepat diperlukan untuk mengurangi dampak negatif ini, termasuk praktik-praktik pengelolaan limbah yang ramah lingkungan. Baca Juga: Limbah Minyak dari Proses Pengeboran

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge.

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

E-Waste atau Sampah elektronik mencakup berbagai jenis barang elektronik yang sudah tidak terpakai atau sudah usang. Ini bisa termasuk perangkat elektronik konsumen seperti telepon genggam, komputer, televisi, peralatan dapur elektronik, serta peralatan elektronik industri dan komunikasi. Baca Juga: Mengelola Limbah Elektronik: Bagaimana Cara dan Regulasinya?

E-Waste atau sampah elektronik menjadi salah satu isu yang cukup krusial. Seiring perkembangan teknologi, tingkat konsumsi elektronik pun meningkat dan akhirnya jumlah sampah elektronik juga ikut meningkat setiap tahunnya. Namun, tidak banyak yang menyadari dampak negatif yang dihasilkan.

E-Waste – PT Wastec International

Berikut adalah negara penghasil e-waste terbanyak di dunia pada tahun 2019 

  1. Tiongkok : 10.13 juta metrik ton
  2. Amerika Serikat : 6.91 juta metrik ton
  3. India : 3.23 juta metrik ton
  4. Jepang : 2.57 juta metrik ton
  5. Brasil : 2.14 juta metrik ton
  6. Rusia : 1.63 juta metrik ton
  7. Indonesia : 1.62 juta metrik ton
  8. Jerman : 1.61 juta metrik ton
  9. Britania Raya : 1.60 juta metrik ton
  10. Prancis : 1.36 juta metrik ton

Pada tahun 2022, volume jenis sampah B3 rumah tangga di DKI Jakarta didominasi oleh sampah elektronik. Terdapat 14,2 ribu kg e-waste sepanjang Januari-Agustus 2022. Baca Juga: Dampak Mengabaikan Limbah Elektronik 

Fakta E-Waste 

Beberapa fakta e-waste yang harus kamu ketahui adalah:

  1. Secara global, terdapat 40 juta ton e-waste setiap tahun. Jumlah ini seperti membuang 800 laptop setiap detik
  2. Rata-rata pengguna handphone mengganti satu unit handphone nya setiap 18 bulan sekali
  3. Sampai saat ini hanya 12.5% e-waste yang berhasil di recycle
  4. Sampah elektronik mengandung ratusan zat, di antaranya banyak yang beracun. Ini termasuk merkuri, timbal, arsenik, kadmium, selenium, kromium, dan bahan pelindung api.
  5. 300 juta komputer dan 1 miliar ponsel diproduksi setiap tahun. Diperkirakan akan tumbuh sebesar 8% per tahun. 

Apa yang Bisa Kita Lakukan? 

Beberapa hal dapat kita lakukan untuk mengurangi e-waste, sebagai berikut:

Memperpanjang Usia Perangkat Elektronik 

Memperpanjang usia perangkat elektronik lekat dengan bagaimana cara menggunakannya setiap hari. Kita dapat berusaha mempertahankan untuk jangka waktu yang lebih lama dengan menggunakan perangkat dengan baik dan sehat.

Memperbaiki Perangkat Elektronik yang Rusak

Memperbaiki perangkat elektronik yang rusak jika masih memungkinkan untuk diperbaiki dibandingkan dengan membeli atau mengganti dengan yang baru. 

Membeli Perangkat Elektronik Bekas 

Pikirkan kembali ketika akan membeli perangkat elektronik. Apakah frekuensi pemakaiannya sering atau hanya untuk kebutuhan satu atau dua kali saja. Jika pemakaiannya tidak terlalu sering, membeli perangkat elektronik bekas dapat dipertimbangkan sebagai salah satu opsi. 

Solusi Pengelolaan E-Waste yang Aman 

E-Waste merupakan termasuk ke dalam kategori limbah B3. Untuk itu perlu penanganan dan pengelolaan khusus agar tidak membahayakan dan mencemari lingkungan. PT Wastec International memiliki layanan untuk mengelola limbah B3 mulai dari pengangkutan, pengumpulan, hingga pengolahan. Yuk mulai kelola Limbah B3 perusahaan Anda bersama kami!

Eutrofikasi merupakan fenomena pelepasan berlebihan fosforus, nitrogen dan senyawa-senyawa kimia lainnya ke dalam lingkungan perairan. Sementara nutrien ini penting untuk pertumbuhan tanaman dan organisme lain di dalam ekosistem, peningkatan yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran air. Baca Juga: Pengendalian Pencemaran Ekosistem Air

Eutrofikasi – PT Wastec Intenational

Penyebab Eutrofikasi

Pelepasan nutrien dari berbagai sumber manusia merupakan penyebab utama eutrofikasi. Aktivitas pertanian yang menggunakan pupuk fosfat dan nitrogen dapat menyebabkan aliran kelebihan nutrien ke dalam sungai dan danau. Limbah domestik dan industri yang tidak terkendali juga menjadi kontributor signifikan terhadap eutrofikasi. Selain itu, penggunaan pupuk dalam taman dan kebun juga dapat menyumbang pada peningkatan kadar nutrien di dalam air. Baca Juga: Pencemaran Air dan Pencegahannya

Jenis Eutrofikasi

Terdapat 2 (dua) jenis eutrofikasi, diantaranya:

Natural eutrophication

Terjadi sebagai bagian dari siklus alami ekosistem perairan. Proses ini melibatkan penumpukan nutrien secara bertahap di dalam air dan tanah di sekitarnya. Penyebab utama eutrofikasi alami termasuk pelapukan batuan, aktivitas vulkanik, dan dekomposisi organik.

Cultural eutrophication

Berasal dari aktivitas manusia yaitu pelepasan nutrien yang berlebihan ke dalam lingkungan perairan melalui berbagai aktivitas manusia seperti industri, pertanian, deterjen, peternakan dan limbah manusia.

Dampak Eutrofikasi

Eutrofikasi berdampak pada badan perairan serta biota air di dalamnya, yakni:

  1. Pertumbuhan Alga yang Berlebihan: Nutrien yang berlebihan memicu pertumbuhan alga yang berlebihan, yang menyebabkan bloom alga. Ini menghasilkan permukaan air yang tertutup oleh lapisan alga, menghambat sinar matahari masuk ke dalam air dan mengganggu proses fotosintesis organisme akuatik lainnya.
  2. Penurunan Kualitas Air: Pertumbuhan alga yang berlebihan juga menyebabkan penurunan kualitas air dengan mereduksi kadar oksigen terlarut. Kondisi ini menyebabkan kematian massal ikan dan organisme akuatik lainnya, serta merusak ekosistem perairan.
  3. Gangguan pada Kehidupan Manusia: Air yang tercemar oleh bloom alga dapat menghasilkan toksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia, membatasi akses ke air bersih untuk konsumsi dan rekreasi.

Penanganan

Beberapa cara dalam menangani fenomena eutrofikasi ini adalah sebagai berikut:

  1. Manajemen Limbah: Melakukan pengolahan limbah domestik dan industri untuk menghilangkan fosforus dan nitrogen sebelum dibuang ke dalam lingkungan perairan. Selain itu penggunaan sistem septik yang baik dan instalasi pengolahan limbah yang memadai.
  2. Pertanian Berkelanjutan: Penggunaan pupuk secara bijaksana, rotasi tanaman, penanaman penutup tanah dan penggunaan teknik konservasi tanah untuk mengurangi erosi serta aliran nutrien.
  3. Penggunaan Teknologi: Sistem filtrasi dan aerasi air dapat digunakan untuk menghilangkan nutrien berlebihan dan meningkatkan oksigenasi air.
  4. Restorasi Ekosistem: Pengembalian lahan basah, penanaman vegetasi dan rehabilitasi sungai dan danau yang tercemar
  5. Pendidikan Masyarakat dan Kolaborasi Antar Pemangku Kepentingan

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Seiring perkembangan industri yang meningkat dan teknologi yang semakin canggih, muncul berbagai macam alat atau tools yang memudahkan pekerjaan manusia. Salah satu alat yang sangat krusial dan berguna di berbagai industri adalah mesin cetak atau printer. Dalam menghasilkan sebuah dokumen di atas kertas, printer membutuhkan tinta atau toner sebagai bahan dasar pembuatannya. Toner atau tinta ini sangat penting untuk menghasilkan cetakan dokumen yang bagus. Namun, bagaimana jika toner atau tinta nya sudah habis? Baca Juga: Apa Saja Jenis Limbah Industri Pulp?

Tinta dan Toner
Tinta dan Toner – PT Wastec International

Perbedaan

Meskipun memiliki fungsi yang sama, namun tinta dan toner memiliki perbedaan, terutama pada karakteristik teksturnya. Tinta memiliki tekstur yang cair dan umumnya digunakan pada printer inkjet, sementara toner memiliki tekstur bubuk dan umumnya digunakan pada printer laser. Baca Juga: Contoh Limbah B3 yang Dihasilkan Industri

Tinta (ink) 

Limbah dari tinta disebut tinta cartridge dan memiliki dua tipe yang berbeda. Tipe pertama merupakan dye-based atau tinta dari cairan yang diberi pewarna. Sementara pigment-based menggunakan bubuk ultra halus yang dilarutkan di dalam cairan. 

Toner 

Toner berbentuk serbuk halus yang memiliki fungsi yang sama dengan tinta. Komponen yang ada di dalam toner meliputi partikel plastik, karbon, silika fume, dan pewarna. Kemudian, toner cartrdige dapat digunakan hanya pada printer laser. 

Cartridge

Cartridge merupakan kontainer yang berisikan tinta atau toner printer, yang harus terpasang dengan printer dengan tepat agar printing dapat dilakukan dengan benar. 

Solusi Menangani Limbah B3 Tinta dan Toner 

Tinta dan toner yang telah habis dan selesai digunakan, akan menjadi limbah dengan cartridge nya. Limbah tinta dan cartridge ini termasuk limbah B3 karena di dalamnya terdapat kandungan-kandungan yang berbahaya, seperti karbon aktif zat karsinogenik yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Lalu bagaimana cara menanganinya? 

  1. Kurangi Penggunaan Printer 

Menggunakan printer dengan bijak dan sesuai kebutuhan merupakan salah satu cara sederhana yang dapat dilakukan. Selain itu, seiring perkembangan zaman, kita dapat menggunakan email untuk pengiriman dokumen. 

  1. Membeli Toner Cartridge Daur Ulang

Harga toner cartridge daur ulang lebih murah dibandingkan yang baru. Kemudian cara ini juga dapat mengurangi timbulan limbah cartridge baru. 

  1. Gunakan Kembali Toner Cartridge Bekas 

Toner cartridge dapat digunakan berulang kali hingga waktu tertentu dengan mengisi kembali ketika toner sudah habis. Namun, perlu diingat dan dicatat kalau refill toner ini hanya dapat dilakukan beberapa kali, tidak untuk selamanya atau jangka waktu yang lama.

  1. Kelola Bersama Pihak Pengelola Limbah B3 

Limbah B3 tidak bisa sembarangan, terdapat beberapa prosedur penanganan dan izin yang wajib dimiliki karena jika pengelolaannya tidak tepat dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia. 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Krisis pangan merupakan masalah yang telah lama menghantui kesejahteraan manusia. Ketika masyarakat di berbagai belahan dunia menghadapi keterbatasan akses terhadap makanan yang cukup dan bergizi, perhatian terhadap penyebab-penyebab krisis pangan menjadi semakin mendesak. Baca Juga: Penyebab Deforestasi yang Perlu Diketahui

krisis pangan
Krisis Pangan – PT Wastec International

Ancaman Krisis Pangan Global 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut ancaman krisis pangan dunia semakin nyata, beliau mengatakan bahwa Indonesia harus memiliki strategi yang besar dan matang agar pangan Indonesia bisa mandiri. 

“Kita tahu ancaman krisis pangan global, ancaman krisis pangan dunia betul-betul nyata sudah terjadi,” kata Jokowi usai Groundbreaking PSN Kawasan Industri Pupuk Fakfak, Kamis (23/11/2023).

Kemudian, Dwikorita, Kepala BMKG menyampaikan ancaman krisis pangan pada akhirnya dapat merembet dan berdampak pada krisis lainnya termasuk ekonomi politik, sehingga akan mengganggu stabilitas dan keamanan negara. 

Angka orang terdampak kelaparan tersebut menurut FAO nyaris tidak berubah sejak 2015, bahkan porsi nya mengalami lonjakan pada 2020 dan terus meningkat pada 2021, menjadi 9,8 persen dari populasi dunia. Sementara 11,7 persen dari populasi global (924 juta) mengalami kerawanan pangan pada tingkat parah, selama dua tahun terakhir terjadi peningkatan sebesar 207 juta.

Baca Juga: Pestisida dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Krisis Pangan dan Perubahan Iklim

Berdasarkan catatan dari World Meteorological Organization (WMO), tahun 2023 mencapai rekor dengan temperatur tertinggi sepanjang tahun. Kondisi heartwave (gelombang panas) yang terjadi di banyak tempat secara bersamaan tidak pernah terjadi sebelumnya. 

Juni sampai dengan Agustus menjadi tiga bulan terpanas sepanjang sejarah, kemudian bulan Juli 2023 menjadi bulan yang paling panas. Fakta ini menjadikan tahun 2023 berpotensi menjadi tahun terpanas sepanjang pencatatan iklim, mengalahkan tahun 2016 dan tahun 2022. 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, “Perubahan iklim yang terjadi saat ini membawa dampak serius bagi perekonomian seluruh negara, tanpa terkecuali, termasuk dalam hal ketahanan pangan. Apabila situasi ini terus dibiarkan, maka Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi tahun 2050 mendatang dunia akan menghadapi krisis pangan”. 

Di Indonesia sendiri, peristiwa gagal panen akibat cuaca ekstrim sering ditemukan. Salah satunya seperti kasus embun beku di Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Papua yang menyebabkan lahan pertanian rusak dan gagal panen.

Perubahan iklim ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya:

  1. Efek gas rumah kaca
  2. Pemanasan global
  3. Kerusakan lapisan ozon
  4. Kerusakan fungsi hutan
  5. Penggunaan cholofluorocarbon yang tidak terkontrol
  6. Gas buang industri

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Kenaikan jumlah konsumsi rokok di Indonesia sejalan juga dengan timbulan sampah puntung rokoknya. Menurut laporan WHO, prevalensi konsumsi tembakau penduduk Indonesia di atas 15 tahun pada tahun 2022 mencapai 36,5 persen. Ini berarti 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia merokok. Di Indonesia, konsumsi tembakau yang mencapai 322 miliar batang pada 2020 menghasilkan sekitar 107,3 ton sampah puntung rokok. Baca Juga: Bahaya Sampah Kertas yang Harus Kamu Ketahui!

Bagaimana timbulan sampah puntungnya jika konsumsinya terus meningkat? Sejak 2021 sampah ini sudah menempati posisi kedua sebagai sampah yang paling banyak ditemukan di pesisir pantai.

Sampah Puntung Rokok – PT Wastec International

Jenis Sampah Paling Banyak Ditemukan

Berikut adalah 5 jenis sampah yang paling banyak ditemukan di pesisir pantai global 2021:

  1. Pembungkus makanan: 1,34 juta unit sampah
  2. Puntung rokok: 1,13 juta unit sampah
  3. Botol minuman (plastik): 849,32 ribu unit sampah
  4. Sampah lainnya (Clean Swell)*: 613,97 ribu unit sampah
  5. Tutup botol (plastik): 613,97 ribu unit sampah

sumber: katadata.co.id

Bahayanya Sampah Puntung Rokok untuk Lingkungan dan Kesehatan

Sejauh ini yang selalu digaungkan adalah betapa bahayanya sampah puntung rokok untuk kesehatan, namun dampaknya terhadap lingkungan sebenarnya juga tidak kalah berbahaya. Baca Juga: Asam Sulfat: Penjelasan dan Limbah B3 yang Dihasilkan

“Orang menganggap rokok ini bermasalah di asapnya. Tapi filternya atau puntungnya itu tidak pernah disinggung, padahal kalau dilihat banyak riset, ini berbahaya,” Amiruddin, aktivis dari Ecological Observation Wetlands Conservation (Ecoton).

Pendiri Senior Nexus3 Foundation, Yuyun Ismawati, menyatakan, puntung rokok yang dibuang mengeluarkan bahan kimia dan logam berat dalam kadar tinggi yang mudah mencemari tanah dan air serta membunuh mikroorganisme dan hewan air. Dalam satu filter rokok terkandung 12.000 sampai 15.000 helai selulosa asetat dan melepaskan sekitar 100 serat selulosa asetat setiap hari ketika dibuang sebagai puntung rokok. Sampah seperti ini memerlukan waktu 10 tahun untuk terurai.

Ketika puntung rokok terlepas ke lingkungan terutama di perairan, maka dapat menghasilkan mikroplastik yang terlepas sebanyak 100 partikel per hari. Jumlah mikroplastik itu sama banyaknya dengan limbah cucian baju.

Mikroplastik adalah potongan plastik dengan ukuran kecil dan dapat mencemari lingkungan. Tidak diketahui pasti berapa ukurannya, tetapi didefinisikan memiliki ukuran diameter kurang dari 5 mm. Akibat kesehatan yang ditimbulkan jika mikroplastik secara tidak sengaja dikonsumsi juga beragam: memicu kanker, mengganggu kekebalan tubuh, mengganggu sistem pernapasan, dan lain-lain.

Sama halnya dengan dampaknya terhadap lingkungan, diantaranya; gangguan pada ekosistem karena rantai makanannya yang terganggu, kerusakan pada habitat laut (terumbu karang, sampai hewan-hewan laut).

Solusi Penanganan Sampah Puntung Rokok dan Limbah B3 di Indonesia

Untuk saat ini sampah puntung rokok di Indonesia belum diklasifikasi sebagai sampah B3, sehingga penanganannya masih sering dicampur dengan sampah lain dengan pengelolaan yang sama atau bahkan tetap berakhir ke TPA. 

Langkah utama yang bisa pemerintah lakukan adalah mengklasifikasi sampah puntung rokok sebagai sampah B3. 

“Puntung rokok itu, karena tidak diklasifikasikan, kemudian dia disatukan dengan sampah lain dan bercampur. Ketika bercampur, dia dianggap residu biasa yang enggak perlu diapa-apain. Ini juga menjadi diskusi kami,” jelas Lisda Sundari Ketua Yayasan Lentera Anak, yang sempat menggelar workshop puntung rokok di Jakarta.

Langkah selanjutnya bisa dilakukan mulai dari konsumen rokok. Terdapat dua pendekatan yang bisa dipakai untuk menanggulangi persoalan puntung rokok, yaitu membuangnya secara terpisah dengan sampah lainnya dan mencegah munculnya puntung rokok dengan mengurangi atau tidak mengonsumsi rokok.

Langkah selanjutnya, bisa dilakukan oleh produsen dengan CSR melalui kerjasama dengan beberapa stakeholder salah satunya PT Wastec International yang bisa membantu perusahaanmu untuk mengelola limbah B3.

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Dengan berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Manifest elektronik atau yang disebut festronik merupakan sistem pemantauan pengelolaan limbah B3 yang dibuat oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sebelum bertransformasi menjadi sistem digital, dokumen ini disebut manifest. Berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No.2 Tahun 1995 terkait manifest limbah B3. Keputusan ini mengacu kepada Peraturan Pemerintah nomor 12 tahun 1995 tentang pertimbangan keberadaan limbah B3 yang dapat mempengaruhi lingkungan dan manusia. Baca Juga: Mengenal Festronik Limbah B3

Festronik – PT Wastec International

Apa yang Dimaksud Festronik? 

Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, pada tahun 2016 dimulai uji coba sistem manifest elektronik atau yang disebut festronik. Sistem ini berbasis website yang dapat langsung diakses melalui link festronik. Secara umum, isi dari festronik dan manifest tidak jauh berbeda, hanya metode nya yang kini berubah secara online dan tidak manual tertulis lagi. 

Keuntungan Festronik 

  1. Memudahkan Proses Administrasi 

Memudahkan proses administrasi dan pelaporan. kita tidak perlu lagi menulis manual. Hal ini dapat mengurangi kesalahan akibat tulisan yang kurang jelas, tinta yang memudar, atau kertas yang terselip.  Selain itu, datanya dapat dipantau secara bersama-sama, sehingga dapat langsung melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak terkait. 

  1. Lebih Hemat dan Ramah Lingkungan 

Kehadiran festronik tentu dapat jauh mengurangi penggunaan kertas dan timbulan sampah yang dihasilkan. Langkah ini juga lebih ramah lingkungan dan lebih hemat. Selain itu juga dapat mengurangi adanya tumpukkan kertas manifest yang diarsipkan di ruangan.

  1. Mengurangi Biaya 

Selain menghemat ruang arsip, sistem ini juga dapat mengurangi biaya yang keluar. Karena pada manifest manual, terdapat label QR code yang harganya cukup mahal. Selain itu, QR code ini sering disalahgunakan. 

  1. Memudahkan Pemantauan 

Memudahkan kegiatan pemantauan, karena semua pihak terkait dapat memantau prosesnya. Mulai dari proses pengajuan, pengiriman atau pengangkutan, pengecekan data, pengawasan, sampai dengan tahap pelaporan. 

  1. Mempersingkat Laporan kepada Regulator 

Festronik diawasi langsung mulai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sampai dengan Dinas Lingkungan Hidup masing-masing Kota/Kabupaten. Selain itu, juga terintegrasi dengan aplikasi SIRAJA yang merupakan sistem untuk pelaporan produksi limbah B3. 

Baca Juga: Mengoptimalkan Transportasi Limbah

Solusi Pengelolaan Limbah B3 bersama PT Wastec International

Festronik menjadi kewajiban dalam kegiatan pengelolaan Limbah B3. Karena sistem ini yang akan memonitor dan menyimpan data pengelolaan limbah B3 baik dari penghasil, pengangkut, maupun pengolah. PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dan berkompeten dalam menyediakan layanan jasa pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. 

Dengan komitmen untuk terus mengembangkan strategi dan berinovasi, PT Wastec International terus berupaya mengembangkan metode pengelolaan limbah B3 yang efisien dan efektif. Bersama PT Wastec International, mari kita membangun dan menjalankan bisnis yang aman dan ramah lingkungan.

Sampah kertas menjadi salah satu jenis yang paling umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Banyak yang mungkin tidak menyadari betapa berbahayanya dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Baca Juga: Limbah Keras Anorganik dan Pemanfaatannya

Sampah Kertas di Indonesia 

Kertas memang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan sehari-hari, beberapa sektor seperti pendidikan (sekolah) dan perkantoran menghasilkan banyak sampah kertas. Berdasarkan data dari Kementerin Lingkungan Hidup (KLHK) pada tahun 2023, jumlah timbulan sampah kertas sebesar 11%. Banyak yang berakhir ke tempat pembuangan akhir tanpa adanya pengolahan. Sampah kertas memang tidak termasuk limbah B3, namun jika terkontaminasi dengan sampah lain di TPA ternyata dapat menyebabkan masalah lingkungan. 

Sampah Kertas
Sampah Kertas – PT Wastec International

Bagaimana Dampak Sampah Kertas? 

Penguraian kertas umumnya memakan waktu 3-6 bulan, bergantung pada kondisi tanah. Sebenarnya kertas dapat terurai dengan tanah, namun prosesnya harus diawali dengan tahap pemilahan. Masih banyak yang belum aware dengan pengelolaan sampah kertas. Pasalnya, banyak sampah ini yang berakhir di TPA tanpa pengolahan dan menjadi salah satu penyebab cepatnya perubahan iklim. Karena jika tercampur dengan sampah lain yang bersifat anorganik, akan mengalami pembusukan tanpa oksigen atau anaerob yang kemudian akan menghasilkan gas metana. 

Seperti yang sudah kita ketahui kalau gas metana menjadi sala satu faktor yang mempercepat perubahan iklim, karena memiliki kekuatan menangkap panas di atmosfer 25 kali lipat lebih kuat dibandingkan karbondioksida. 

Selain itu, produksi kertas juga membutuhkan banyak air. Untuk menghasilkan satu lembar kertas A4 membutuhkan sekitar 10 liter air. Dapat dibayangkan jika hampir 30-40% sampah di perkotaan dan 50% merupakan sampah kertas. Kira-kira berapa banyak liter air yang telah digunakan untuk membuat kertas yang berakhir di TPA tersebut? Baca Juga: Stop Membakar Sampah! Ketahui Bahayanya untuk Kesehatan

Tips Pengurangan

Konsep 3R dapat membantu meminalisir sampah kertas. Sebelum melakukan langkah 3R tersebut, ada baiknya melakukan pengecekan kembali terhadap dokumen yang akan dicetak. Untuk memastikan dokumen sudah benar dan tidak ada kesalahan penulisan. Langkah pertama dan paling sederhana ini dapat membantu meminilasir timbulannya. 

  1. Reduce 

Mengurangi penggunaan kertas dengan menerapkan gaya hidup “paperless”. Seiring perkembangan teknologi, digitalisasi juga memudahkan administrasi maupun penyimpanan secara online.

  1. Reuse 

Selanjutnya dengan menerapkan prinsip reuse atau menggunakan kembali. Cara ini juga efektif untuk mengurangi dan meminimalisir penggunaan kertas yang berlebihan. 

  1. Recycle 

Terakhir adalah dengan memilah sampah organik dan anorganik, agar sampah ini tidak terkontaminasi dengan jenis yang lainnya. Selain itu juga dapat memudahkan proses daur ulang sehingga kertasnya dapat digunakan kembali menjadi barang yang bermanfaat. 

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.