Biogas adalah bahan bakar yang dihasilkan dari proses dekomposisi material organik, seperti limbah pertanian, limbah makanan dan limbah kotoran hewan dengan sifat yang mudah terbakar serta mempunyai nilai kalor cukup tinggi sekitar 6.400 – 6.600 kcal/m3. Baca Juga: Green Building Berdampak Positif Bagi Lingkungan

Biogas diproduksi melalui proses fermentasi anaerobik, di mana mikroorganisme memecah bahan organik menjadi gas:

  1. Metana (CH4)
  2. Karbon dioksida (CO2)
  3. Sejumlah kecil nitrogen
  4. Hidrogen (H2O)
  5. Karbon monoksida (CO)
Biogas – PT Wastec International

Proses ini biasanya terjadi di dalam digester anaerobik. Limbah organik dimasukkan ke dalam digester di mana mereka diurai oleh bakteri anaerobik. Gas yang dihasilkan kemudian dikumpulkan dan dapat digunakan sebagai sumber energi. Berdasarkan data, dalam 1 m3 Biogas setara dengan:

  1. Elpiji 0,46 kg
  2. Minyak tanah 0,62 liter
  3. Minyak solar 0,52 liter
  4. Bensin 0,80 liter
  5. Gas kota 1,50 m3
  6. Kayu bakar 3,50 kg

Manfaat Biogas

Biogas digunakan sebagai sumber energi salah satunya bahan bakar kendaraan. Manfaat biogas secara umum adalah sebagai berikut:

Energi Terbarukan

Proses ini diproduksi dari limbah organik yang dapat diperbaharui secara terus-menerus, sehingga dapat menjadi sumber energi terbarukan.

Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Mengubah limbah organik menjadi energi artinya mengurangi kebutuhan akan bahan bakar fosil yang merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca.

Mengurangi Pencemaran Lingkungan

Dengan memanfaatkan limbah organik, artinya dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pembakaran limbah atau pembuangan limbah organik yang tidak terkelola.

Mengurangi Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil

Dengan memanfaatkan biogas sebagai sumber energi alternatif, dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, yang merupakan sumber energi yang terbatas dan berkontribusi pada perubahan iklim.

Menghasilkan Pupuk Organik

Proses pembuatan energi alternatif ini menghasilkan limbah yang kaya akan nutrisi, yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah.

Baca Juga: Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup

Sektor Penghasil Biogas

Industri yang menghasilkan biogas di antaranya:

  1. Pertanian: diproduksi dari limbah pertanian seperti jerami, limbah tanaman, dan kotoran hewan
  2. Makanan: Industri ini menghasilkan limbah organik dalam jumlah besar, seperti sisa makanan dan limbah proses
  3. Perumahan dan Komunitas: Sistem biogas skala kecil dapat dipasang untuk mengolah limbah makanan dan limbah domestik lainnya untuk memasak dan pemanas air

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Gelombang panas (heat wave) menjadi perbincangan akhir-akhir ini. Pasalnya suhu terutama di kawasan Asia kini mencapai 40 derajat celsius. Berdasarkan penjelasan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gelombang panas merupakan periode cuaca atau suhu panas yang tidak biasa, yang umumnya berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih dan disertai kelembaban udara yang cukup tinggi. 

World Metereology Organization mencatat pada tahun 2022, cuaca panas di Tiongkok terjadi selama 70 hari berturut-turut. Hal yang serupa juga terjadi di India dan Pakistan yang mengalami fenomena ini selama 30 hari. Baca Juga: Krisis Pangan dan Perubahan Iklim

Gelombang Panas – PT Wastec International

Dampak Gelombang Panas 

Gelombang panas dapat membahayakan kesehatan, ekonomi, dan tentu saja lingkungan. Heatwave yang terjadi terus menerus dapat meningkatkan angka kematian manusia, kekeringan dan menurunnya kualitas air, kebakaran hutan, kerugian pertanian, sampai dengan kekurangan daya listrik. 

Pada tahun 2018 lalu, sekitar 220 juta orang rentan terkena galombang panas. Berdasarkan penelitian, di tahun 2022 di Eropa terdapat sekitar 60.000 orang meninggal karena stress akibat panas. Gelombang ini sangat mempengaruhi kualitas kesehatan manusia dan lingkungan. Baca Juga: Perubahan Iklim: Faktor dan Dampaknya 

Bahaya bagi Kesehatan 

Beberapa bahaya gelombang panas pada tubuh cukup signifikan, diantaranya adalah

  1. Heat Exhaustion 

Akibat dari gelombang panas, suhu tubuh dapat meningkat menjadi 37 sampai 40 derajat celsius. Beberapa gejala yang umumnya dirasakan adalah pusing, sakit kepala, lelah, lemas, keringat berlebih, hingga mual. 

  1. Migrain 

Selain itu, migrain atau sakit kepala sebelah juga merupakan akibat yang ditimbulkan dari paparan sinar matahari yang panas. 

  1. Heat Stroke 

Gelombang panas juga dapat menyebabkan dehidrasi dan iritasi kulit. Dapat ditandai dengan kulit yang terasa semakin kering dan cepat merasa lelah. 

  1. Panas Dalam 

Panas dalam merupakan kondisi yang diakibatkan oleh panasnya cuaca, kondisi ini dapat semakin parah jika kurangnya asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. 

Bagaimana Melindungi Diri dari Gelombang Panas?

Setelah mengetahui risiko yang ditimbulkan dari gelombang panas, kita dapat melakukan pencegahan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Berikut ada beberapa cara yang dapat dilakukan:

  1. Selalu gunakan sunscreen atau sunblock 30 menit sebelum keluar rumah
  2. Gunakan payung, topi, lengan panjang yang menyerap keringat, serta kacamata hitam jika berpegian keluar rumah 
  3. Gunakan skincare yang berbahan dasar ringan agar tidak menyumbat pori-pori ketika berkeringat
  4. Jangan berada di bawah paparan sinar matahari terlalu lama. Jika memang harus berkegiatan di luar, cari tempat yang lebih teduh.
  5. Konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung antioksidan tinggi
  6. Minum air putih minimal 2 Liter per hari agar tidak dehidrasi 
  7. Konsumsi suplemen nutri seperti vitamin C dan vitamin E 

Seperti yang dijelaskan dalam laman resmi UNICEF, bahwa terjadinya gelombang panas berasal dari udara hangat yang terperangkap di atmosfer bumi. Hal tersebut memang fenomena cuaca yang alami, namun ketika perubahan iklim terjadi yang diakibatkan emisi gas rumah kaca yang terperangkap panas lebih lama, maka gelombang panas juga dapat meningkat insensitasnya. 

Oleh sebab itu, disiplin terkait pengelolaan sampah untuk mengurangi perubahan iklim. Berdasarkan informasi dari laman MenLHK, limbah atau sampah memberikan kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca dalam bentuk emisi metana dan karbondioksida. 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengumpulan, dan pengolahan untuk berbagai limbah B3 Medis dan industri serta Oil & Gas, mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Dalam upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, konsep bangunan ramah lingkungan atau green building semakin menjadi sorotan dalam industri konstruksi. Bukan hanya sekadar tren, tetapi merupakan langkah konkret untuk mengurangi jejak karbon, menghemat sumber daya alam dan meningkatkan kualitas hidup bagi penghuni bangunan serta masyarakat sekitarnya. Baca Juga: Mengintip Manajemen Pengelolaan Sampah di Jerman

Green Building – PT Wastec International

Apa Itu Green Building?

Green building merujuk pada desain, pembangunan dan operasi bangunan yang memperhatikan efisiensi dalam penggunaan sumber daya seperti energi, air dan bahan bangunan. Pendekatan ini mengintegrasikan praktik-praktik yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan sepanjang siklus hidup bangunan, mulai dari tahap perencanaan, pemeliharaan hingga pembongkaran. Baca Juga: Bagaimana Food Waste Mempengaruhi Lingkungan?

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan konsep ini antara lain:

  1. Pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber pencahayaan alami
  2. Penggunaan sistem ventilasi udara untuk penghawaan ruangan alami secara maksimal
  3. Optimalisasi area penghijauan di sekitar bangunan
  4. Pemanfaatan sisa material bangunan dan energi terbarukan
  5. Pengelolaan sampah yang baik

Manfaat

Manfaat dalam implementasi konsep green building dalam bangunan adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan kualitas hidup dengan kenyamanan dan kesehatan bagi penghuninya karena memaksimalkan ventilasi dan pencahayaan alami untuk kualitas udara yang lebih baik
  2. Menghemat energi dan air dengan menerapkan teknologi dalam daur ulang air dan pemanfaatan air hujan serta efisiensi dalam penggunaan energi
  3. Mengurangi biaya operasional karena penggunaan energi terbarukan seperti panel surya untuk kegiatan sehari-hari secara maksimal
  4. Masa hidup bangunan yang lama karena penggunaan material konstruksi yang berkualitas
  5. Mengurangi jejak karbon sehingga disebut sebagai bangunan ramah lingkungan

Meskipun konsep green building memiliki banyak manfaat, implementasinya tidak selalu mudah. Tantangan seperti biaya awal yang lebih tinggi, perubahan kebijakan dan kurangnya pemahaman menjadi penghalang utama. Namun, inovasi terus berkembang untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, seperti pengembangan bahan bangunan baru yang ramah lingkungan dan insentif keuangan untuk proyek-proyek berkelanjutan.

Dalam hal pengelolaan sampah,

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Dengan berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Didukung fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Jerman menjadi salah satu negara dengan pengelolaan sampah yang terbaik di dunia. Menjadi negara hijau terbaik di dunia karena implementasi pengelolaan sampahnya yang efektif dan baik. Bagaimana Jerman mengelola sampah di negaranya? Baca Juga: Bagaimana Food Waste Mempengaruhi Lingkungan?

Pengelolaan Sampah – PT Wastec International

Bagaimana Sistem Pengelolaan Sampah di Jerman?

Dua dekade terakhir, Jerman mengadopsi beberapa strategi pengelolaan sampah. Mulai dari wajib pemilahan sampah sampai dengan skema pengembalian deposit yang efisien. Strategi tersebut secara signifikan meningkatkan pengelolaan sampahnya dan tingkat daur ulang. Bukan hanya itu, Jerman juga memperkenalkan “Energiewende” yang merupakan sebuah road map untuk menuju transisi energi rendah karbon dan terbarukan, selain itu juga membentuk opini publik terhadap pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Pemerintah lokal dan nasional merancang sistem dan mengadopsi pendekatan untuk memfasilitasi pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang sampah. Hasilnya tingkat daur ulang di Jerman relatif tinggi selama beberapa dekade. Pada tahun 2002, Jerman berhasil mendaur ulang 56% sampahnya dan terus mengalami peningkatan. 

Namun regulasi dan strategi yang dibuat oleh Pemerintah juga didukung dengan tingkat kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampahnya juga tinggi. Masyarakat di Jerman cenderung memiliki tingkat kesadaran untuk mendaur ulang yang tinggi. Oleh karena itu, kebijakan pemerintahannya juga dapat berjalan sesuai dengan strategi yang telah direncanakan. Baca Juga: Begini Penanganan yang Baik untuk Sampah Puntung Rokok

Kebijakan Wajib Memilah Sampah

Dilansir dari situs How To Germany, jenis sampah dikelompokkan berdasarkan warna plastik atau warna tempat sampah yang memiliki warna cokelat, kuning, biru, hitam, dan abu-abu. 

  1. Warna cokelat digunakan unuk sisa makanan yang dapat dikompos. 
  2. Warna kuning untuk sampah plastik, kaleng, alumunium, pelat timah, bahkan karton susu yang mengandung bahan-bahan sejenis. 
  3. Warna biru diperuntukan kertas dan karton
  4. Warna hitam atau abu-abu untuk sampah rumah tangga yang tidak dapat didaur ulang, seperti alat mandi pribadi, popok bayi, pembalut, tisu, barang-barang rumah tangga, dan lain-lain.

Pemilahan Limbah B3 yang Ketat dan Aman 

Bukan hanya sampah atau limbah domestik saja, pemilahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Jerman juga sangat ketat. Untuk limbah B3 seperti tabung baterai dan asam, disinfektan, bahan korosif, pengencer, perekat, kaleng cat yang masih mengandung cat wajib dimasukkan ke dalam wadah tersendiri. Nantinya wadah yang berisikan limbah B3 itu akan diserahkan kepada petugas kebersihan khusus yang datang di jadwal tertentu. 

Kemudian untuk sampah botol kaca, seperti wadah selai, botol anggur, stoples kue, botol jus, keramik kaca, cermin dan lainnya juga harus dimasukkan ke dalam tempat sampah yang disediakan pemerintah di berbagai lokasi. 

Sama halnya dengan Jerman, di Indonesia pemilahan sampah juga mulai digerakkan dan diimplementasikan. Baik itu sampah organik maupun non-organik dan B3. Namun, dalam mengelola limbah B3 tentunya tidak boleh sembarangan. Oleh karena itu harus diserahkan kepada pihak pengelola yang memiliki kapasitas dan izin untuk dapat mengelola limbah B3.

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Dengan berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Didukung oleh fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Food Waste di Indonesia 

Food waste atau sampah makanan merupakan makanan yang seharusnya dikonsumsi, tetapi terbuang. Berdasarkan laporan dari United Nations Environment Prograame (UNEP) dalam laporan Food Waste Index 2021, Indonesia memproduksi 20.93 juta ton per tahun dan menduduki peringkat ke-4 dengan negara yang menghasilkan food waste tertinggi di dunia. Ratusan triliun rupiah terbuang yang dimana seharusnya dapat digunakan untuk memberi makan lebih dari 30% populasi Indonesia. 

Dalam rentang waktu tahun 2000 sampai dengan 2019, food waste yang terbuang mencapai 23 – 48 juta per tahun di Indoensia, angka tersebut setara dengan 115 – 184 kilogram per kapita dalam satu tahun. Mayoritas makanan yang terbuang bersumber dari padi-padian sebesar 44%. Baca Juga: Bahaya Limbah Makanan

Food Waste – PT Wastec International

Apa Hubungannya Food Waste dengan Lingkungan?

Air dibutuhkan untuk seluruh proses dalam proses produksi makanan. Pertanian menyumbang 70% dari air yang digunakan di seluruh dunia, termasuk pada kegiatan irigasi dan penyemprotan yang dibutuhkan tanaman dan air untuk memelihara ternak, unggas, maupun ikan. Oleh karena itu, jika kita menyia-nyiakan makanan, artinya kita juga membuang-buang sources yang digunakan dalam proses produksinya. Terutama saat ini mulai mengalami krisis air, sehingga ketersediaan air bersih sangat diperlukan. 

Selain itu, sampah makanan yang membusuk di tempat pembuangan sampah dapat menghasilkan gas metana, yang mana gas metana ini dua puluh lima kali lebih kuat dibandingkan dengan karbon dioksida. Bukan hanya itu, bahayanya adalah ketika metana dilepaskan, ia bertahan selama 12 tahun dan menjebak panas dari matahari. 

Gas metana menyumbang 20% dari egmisi gas rumah kaca global yang dilepaskan. Namun apabila sistem pengolahan sampah makanan yang benar dan layak diterapkan, maka dapat mengehtnikan 11% dari emisi gas rumah kaca global. Baca Juga: Krisis Pangan dan Perubahan Iklim

Bagaimana Cara Menguranginya?

Mengatasi pemborosan makanan agar tidak terjadi dan mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan berbagai cara yang efektif. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Membuat Meal Planning

 Salah satu langkah efektif untuk mengurangi timbulnya food waste adalah dengan melakukan meal planning. Dengan membuat meal planning untuk beberapa hari ke depan, kita dapat mengetahui kebutuhan dan memastikan untuk membeli bahan makanan yang diperlukan. Ini juga dapat membantu mengoptimalkan proses produksi makanan di rumah atau di bisnis makanan.

2. Mengelola Penyimpanan Makanan dengan Baik

Memiliki tempat penyimpanan yang sesuai dan memperhatikan tanggal kedaluwarsa atau kualitas penyimpanan makanan dapat membantu mencegah pembusukan dan pemborosan bahan makanan yang belum terpakai, sehingga langkah ini perlu dilakukan untuk mengurangi kemungiinan timbulnya food waste.

Mengelola Food Waste Dengan Benar untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Selanjutnya, salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi food waste adalah melakukan kompos makanan. Dengan memisahkan sisa-sisa makanan organik dan melakukan proses kompos, dapat mengurangi pembuangan makanan (food waste) ke tempat pembuangan sampah dan emisi gas rumah kaca yang terjadi dari proses pembusukan di TPS. Namun bukan hanya limbah domestik dan non B3 yang perlu pengelolaan yang benar, limbah B3 pun juga sama penting nya. 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Dengan berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Didukung fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Mendengar kata fashion, mungkin ada beberapa brand yang top of mind di dalam kepala. Zaman ke zaman memang tidak pernah ada habisnya. Model, warna, bahan menjadi beberapa yang krusial dalam pengembangan fashion. Baca Juga: Pengolahan dan Bahaya Limbah Tekstil 

Fast Fashion – PT Wastec International

Apa Itu Fast Fashion?

Istilah fast fashion awalnya digunakan pada awal tahun 1990an, ketika brand Zara memasuki New York. Namun tren ini mungkin sudah tidak terdengar asing lagi. Seiring perkembangan zaman, istilah ini semakin menonjol dalam percakapan seputar fashion, sustainability, dan kesadaran lingkungan. Namun sebenarnya apa sih fast fashion itu? 

Fast fashion merupakan model yang produksinya masif, cepat, dan harganya relatif lebih murah. Sistem ini memaksimalkan dan mengutamakan “tren” saat ini, sehingga proses produksinya memang cepat. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan dan demand pembeli untuk mengikuti trend fashion yang sedang hype. Disebut fast fashion karena model ini melibatkan desain, proses produksi, distribusi, dan pemasaran (marketing) yang begitu cepat. Baca Juga: Industri Laundry: Apa Saja Dampak dan Limbahnya?

Bagaimana Dampak Fast Fashion Terhadap Lingkungan?

Dalam proses produksinya, fast fashion melibatkan beberapa sumber daya seperti: 

  1. Air 

Industri fashion merupakan industri kedua terbesar yang menggunakan air. Sekiranya membutuhkan 700 galon untuk memproduksi satu kemeja katun dan 2000 galon air untuk memproduksi sepasang jeans. Business insider memperingatkan bahwa pewarna tekstil merupakan polutan air terbesar kedua di dunia, sisa air dari proses pewarnaan itu seringkali dibuang sembarangan ke sungai atau aliran air dengan tidak bertanggung jawab.

  1. Microplastik 

Brand banyak menggunakan serat sintetis mulai dari poliester, nilon, dan akrilik yang membutuhkan ratusan tahun untuk terurai secara alami. Berdasarkan laporan dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) diperkirakan 35% mikroplastik yang tidak dapat terurai di Samudera berasal dari pencucian tekstil sintetis. 

Selain itu, berdasarkan film dokumenter yang berjudul The True Cost yang rilis pada tahun 2015, dunia mengonsumsi sekitar 80 miliar potongan pakaian baru setiap tahunnya. Proses penyamakan termasuk yang paling beracun di seluruh rantai pasokan mode karena bahan kimia yang digunakan untuk penyamakan kulit – termasuk garam mineral, formaldehida, derivatif batu bara, serta berbagai minyak dan pewarna – tidak dapat terurai secara alami dan mencemari sumber air.

  1. Energi 

Fast fashion memiliki ciri produksi yang masif. Pada kenyataannya, produksi pembuatan serat plastik menjadi tekstil merupakan proses yang membutuhkan energi tinggi dan jumlah minyak bumi yang cukup besar. Selain itu, prosesnya juga melepaskan partikel volatile dan asam seperti klorida dan hydrogen. Kemudian kapas yang umumnya digunakan untuk bahan pakaian juga kurang ramah lingkungan untuk diproduksi. 

Bagaimana Cara Mengatasi Dampak?

Industri perlu menyadari bahwa mengadopsi praktik produksi yang lebih ramah lingkungan penting untuk mulai diterapkan. Bukan hanya itu, transparansi akan hal ini untuk disampaikan kepada konsumennya juga penting agar pengguna atau pembelinya mengetahui bahwa material pakaian yang mereka gunakan tidak sembarangan. Ini termasuk mendukung merek-merek yang berkomitmen untuk mengurangi jejak lingkungan mereka serta mendorong perubahan dalam rantai pasokan global. Dengan upaya bersama dari konsumen, produsen, dan pemangku kepentingan lainnya, kita dapat bergerak menuju industri fashion yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk masa depan yang lebih baik bagi planet kita.

Salah satunya juga dengan bertanggung jawab atas limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses produksi. PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dan berkompeten dalam menyediakan layanan jasa pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. 

Bersama PT Wastec International, mari kita membangun dan menjalankan bisnis yang aman dan ramah lingkungan.

Krisis air yang merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang sering dijumpai saat ini menjadi semakin serius. Air merupakan salah satu aspek penunjang paling penting dalam setiap aspek kehidupan dari berbagai sektor. Mulai dari sektor rumah tangga, industri, perkantoran, pendidikan, kesehatan dan lainnya pasti membutuhkan ketersediaan air bersih. Baca Juga: Eutrofikasi Penyebab Pencemaran Air

Krisis Air – PT Wastec International

Apa Penyebab Krisis Air? 

Berdasarkan informasi dari earth.org, hanya 3% air tawar yang dapat diakses di dunia, sisanya membeku di gletser dan tidak tersedia untuk kita. 

Krisis air sering kali dikaitkan dengan perubahan iklim, seolah dua hal ini tidak dapat terpisahkan. Ternyata faktanya, krisis air memang salah satu bentuk atau wujud nyata dari perubahan iklim yang saat ini sudah dapat kita rasakan dampaknya. Pemanasan global secara luas memengaruhi kualitas dan distribusi sumber daya global. Akibat penguapan air yang lebih cepat dari tanah dan kondisinya semakin kering, kebakaran hutan dan kekeringan jadi lebih sering terjadi. 

Kepala BKMG, Dwikorita mengungkapkan bahwa “Salah satu penyebab utamanya adalah terus meningkatnya emisi gas rumah kaca yang berdampak pada peningkatan laju kenaikan suhu udara, mengakibatkan proses pemanasan global terus berlanjut, dan berdampak pada fenomena perubahan iklim yang dapat memicu krisis air, krisis pangan dan bahkan krisis energi, serta meningkatnya frekuensi, intensitas dan durasi kejadian bencana hidrometeorologi,”

Namun, krisis air juga disebabkan oleh jumlah populasi penduduk dunia dan urbanisasi yang terus bertambah. Baca Juga: Perubahan Iklim Mempengaruhi Kualitas Air

Krisis Air Menjadi Ancaman Bersama 

Situasi yang sedang kita hadapi di dunia saat ini merupakan dampak variasi dan perubahan iklim. Berdasarkan informasi dari Observasi Organisasi Metereologi Dunia, pola debit dan aliran sungai yang masuk ke waduk sebagian besar lebih kering pada tahun 2022. 

“Krisis air menjadi ancaman serius sekaligus nyata dan harus jadi perhatian seluruh negara,” ujar Dwikorita dalam sambutannya pada World Water Forum ke-10 di Bali, Jumat (13/10/2023).

Bukan hanya itu, cuaca ekstrem yang terjadi di Asia dan Osenia juga menjadi pemicu. Dalam Konferensi Pers Road to 10th World Water Forum, Senin (1/4/2024) Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan “terjadi peningkatan evapotranspirasi dan penurunan kelembapan tanah selama musim panas yang disebabkan oleh kekeringan”. 

Musim kemarau yang berkepanjangan, kemudian tidak meratanya aksesibilitas dan distribusi air bersih serta infrastruktur pengelolaan Sumber Daya Air merupakan tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan untuk mendapatkan ketersediaan air sehingga menimbulkan krisis air.

Menjaga Lingkungan dengan Mengelola Limbah Cair 

Dalam menghadapi krisis air yang semakin mengancam, penting bagi kita untuk menyadari bahwa menjaga lingkungan dan mengelola limbah cair adalah langkah krusial yang harus segera diambil.

Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) serta instalasi pengolahan air limbah (IPAL) adalah dua aspek utama yang perlu ditekankan. Dengan mengelola limbah B3 secara efektif dan meningkatkan kapasitas IPAL, kita dapat mencegah pencemaran yang merusak lingkungan air dan menjaga keberlanjutan sumber daya air bersih. 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Dengan mengambil langkah-langkah proaktif ini, kita dapat memastikan bahwa air bersih tetap tersedia bagi semua orang, sekarang dan di masa depan. 

Eutrofikasi merupakan fenomena pelepasan berlebihan fosforus, nitrogen dan senyawa-senyawa kimia lainnya ke dalam lingkungan perairan. Sementara nutrien ini penting untuk pertumbuhan tanaman dan organisme lain di dalam ekosistem, peningkatan yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran air. Baca Juga: Pengendalian Pencemaran Ekosistem Air

Eutrofikasi – PT Wastec Intenational

Penyebab Eutrofikasi

Pelepasan nutrien dari berbagai sumber manusia merupakan penyebab utama eutrofikasi. Aktivitas pertanian yang menggunakan pupuk fosfat dan nitrogen dapat menyebabkan aliran kelebihan nutrien ke dalam sungai dan danau. Limbah domestik dan industri yang tidak terkendali juga menjadi kontributor signifikan terhadap eutrofikasi. Selain itu, penggunaan pupuk dalam taman dan kebun juga dapat menyumbang pada peningkatan kadar nutrien di dalam air. Baca Juga: Pencemaran Air dan Pencegahannya

Jenis Eutrofikasi

Terdapat 2 (dua) jenis eutrofikasi, diantaranya:

Natural eutrophication

Terjadi sebagai bagian dari siklus alami ekosistem perairan. Proses ini melibatkan penumpukan nutrien secara bertahap di dalam air dan tanah di sekitarnya. Penyebab utama eutrofikasi alami termasuk pelapukan batuan, aktivitas vulkanik, dan dekomposisi organik.

Cultural eutrophication

Berasal dari aktivitas manusia yaitu pelepasan nutrien yang berlebihan ke dalam lingkungan perairan melalui berbagai aktivitas manusia seperti industri, pertanian, deterjen, peternakan dan limbah manusia.

Dampak Eutrofikasi

Eutrofikasi berdampak pada badan perairan serta biota air di dalamnya, yakni:

  1. Pertumbuhan Alga yang Berlebihan: Nutrien yang berlebihan memicu pertumbuhan alga yang berlebihan, yang menyebabkan bloom alga. Ini menghasilkan permukaan air yang tertutup oleh lapisan alga, menghambat sinar matahari masuk ke dalam air dan mengganggu proses fotosintesis organisme akuatik lainnya.
  2. Penurunan Kualitas Air: Pertumbuhan alga yang berlebihan juga menyebabkan penurunan kualitas air dengan mereduksi kadar oksigen terlarut. Kondisi ini menyebabkan kematian massal ikan dan organisme akuatik lainnya, serta merusak ekosistem perairan.
  3. Gangguan pada Kehidupan Manusia: Air yang tercemar oleh bloom alga dapat menghasilkan toksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia, membatasi akses ke air bersih untuk konsumsi dan rekreasi.

Penanganan

Beberapa cara dalam menangani fenomena eutrofikasi ini adalah sebagai berikut:

  1. Manajemen Limbah: Melakukan pengolahan limbah domestik dan industri untuk menghilangkan fosforus dan nitrogen sebelum dibuang ke dalam lingkungan perairan. Selain itu penggunaan sistem septik yang baik dan instalasi pengolahan limbah yang memadai.
  2. Pertanian Berkelanjutan: Penggunaan pupuk secara bijaksana, rotasi tanaman, penanaman penutup tanah dan penggunaan teknik konservasi tanah untuk mengurangi erosi serta aliran nutrien.
  3. Penggunaan Teknologi: Sistem filtrasi dan aerasi air dapat digunakan untuk menghilangkan nutrien berlebihan dan meningkatkan oksigenasi air.
  4. Restorasi Ekosistem: Pengembalian lahan basah, penanaman vegetasi dan rehabilitasi sungai dan danau yang tercemar
  5. Pendidikan Masyarakat dan Kolaborasi Antar Pemangku Kepentingan

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Krisis pangan merupakan masalah yang telah lama menghantui kesejahteraan manusia. Ketika masyarakat di berbagai belahan dunia menghadapi keterbatasan akses terhadap makanan yang cukup dan bergizi, perhatian terhadap penyebab-penyebab krisis pangan menjadi semakin mendesak. Baca Juga: Penyebab Deforestasi yang Perlu Diketahui

krisis pangan
Krisis Pangan – PT Wastec International

Ancaman Krisis Pangan Global 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut ancaman krisis pangan dunia semakin nyata, beliau mengatakan bahwa Indonesia harus memiliki strategi yang besar dan matang agar pangan Indonesia bisa mandiri. 

“Kita tahu ancaman krisis pangan global, ancaman krisis pangan dunia betul-betul nyata sudah terjadi,” kata Jokowi usai Groundbreaking PSN Kawasan Industri Pupuk Fakfak, Kamis (23/11/2023).

Kemudian, Dwikorita, Kepala BMKG menyampaikan ancaman krisis pangan pada akhirnya dapat merembet dan berdampak pada krisis lainnya termasuk ekonomi politik, sehingga akan mengganggu stabilitas dan keamanan negara. 

Angka orang terdampak kelaparan tersebut menurut FAO nyaris tidak berubah sejak 2015, bahkan porsi nya mengalami lonjakan pada 2020 dan terus meningkat pada 2021, menjadi 9,8 persen dari populasi dunia. Sementara 11,7 persen dari populasi global (924 juta) mengalami kerawanan pangan pada tingkat parah, selama dua tahun terakhir terjadi peningkatan sebesar 207 juta.

Baca Juga: Pestisida dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Krisis Pangan dan Perubahan Iklim

Berdasarkan catatan dari World Meteorological Organization (WMO), tahun 2023 mencapai rekor dengan temperatur tertinggi sepanjang tahun. Kondisi heartwave (gelombang panas) yang terjadi di banyak tempat secara bersamaan tidak pernah terjadi sebelumnya. 

Juni sampai dengan Agustus menjadi tiga bulan terpanas sepanjang sejarah, kemudian bulan Juli 2023 menjadi bulan yang paling panas. Fakta ini menjadikan tahun 2023 berpotensi menjadi tahun terpanas sepanjang pencatatan iklim, mengalahkan tahun 2016 dan tahun 2022. 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, “Perubahan iklim yang terjadi saat ini membawa dampak serius bagi perekonomian seluruh negara, tanpa terkecuali, termasuk dalam hal ketahanan pangan. Apabila situasi ini terus dibiarkan, maka Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi tahun 2050 mendatang dunia akan menghadapi krisis pangan”. 

Di Indonesia sendiri, peristiwa gagal panen akibat cuaca ekstrim sering ditemukan. Salah satunya seperti kasus embun beku di Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Papua yang menyebabkan lahan pertanian rusak dan gagal panen.

Perubahan iklim ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya:

  1. Efek gas rumah kaca
  2. Pemanasan global
  3. Kerusakan lapisan ozon
  4. Kerusakan fungsi hutan
  5. Penggunaan cholofluorocarbon yang tidak terkontrol
  6. Gas buang industri

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Pengertian Limbah Keras Anorganik 

Limbah anorganik merupakan jenis limbah yang sulit terurai secara alami oleh mikoorganisme pengurai. Limbah anorganik sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu limbah lunak anorganik dan limbah keras anorganik. Baca Juga: Zero Waste: Pengertian dan Manfaatnya

  1. Limbah lunak anorganik: Limbah ini memiliki sifat yang lentur dan lunak. Limbah lunak anorganik umumnya mencakup limbah cair, seperti deterjen, sabun cuci, dan minyak jelantah. 
  2. Limbah Keras Anorganik: Limbah ini memiliki sifat yang tidak mudah hancur. Umumnya limbah keras anorganik membutuhkan metode khusus seperti penghancuran, pemanasan, atau pembakaran. 
Limbah keras anorganik
Limbah keras anorganik – PT Wastec International

Contoh 

Beberapa contoh limbah ini adalah sebagai berikut:

  1. Pecahan keramik
  2. Gelas kaca bekas 
  3. Helm bekas
  4. Ban karet
  5. Pecahan kaca
  6. Paku berkarat
  7. Bekas kaleng
  8. Bolpoin
  9. Botol bekas
  10. Bekas parfum kaca
  11. Vas bunga dari kaca
  12. Per bekas kasur 
  13. Kawat bekas
  14. Alat elektronik yang sudah rusak
  15. Barang bekas dari kaca dan besi 

Mengelola Limbah Keras Anorganik 

Berikut langkah yang dapat dilakukan untuk mengelola limbah jenis ini:

  1. Pilah sampah organik dan anorganik, sediakan dua tempat atau wadah yang berbeda
  2. Beberapa limbah anorganik yang dapat didaur ulang seperti kertas, kardus, botol kaca, botol plastik, dan kaleng
  3. Pisahkan limbah lunak anorganik dan limbah keras anorganik 
  4. Pilah limbah yang masih dalam kondisi baik untuk dikelola menjadi kerajinan tangan
  5. Sedangkan limbah organik dapat dikelola dan diubah menjadi pupuk kompos yang berguna untuk kegiatan berkebun

Pemanfaatan 

Limbah yang masih dalam keadaan baik dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan, sebagai berikut:

  1. Vas dari botol kaca

Memanfaatkan botol kaca bekas sebagai vas bunga yang dapat dikreasikan agar lebih menarik.

  1. Frame atau bingkai foto 

Kayu-kayu yang tidak terpakai juga dapat dimanfaatkan menjadi frame atau bingkai foto.

  1. Tempat pensil dari stick ice cream

Stick ice cream dapat dikreasikan menjadi tempat pensil, selain bermanfaat, kerajinan tangan ini juga dapat meningkatkan kemampuan kreativitas. 

  1. Rak dari kepingan besi 

Kepingan besi yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan menjadi rak yang lebih befungsi, seperti rak sepatu.

  1. Desk organizer dari kaleng susu

Kaleng susu yang sudah tidak terpakai dapat dikreasikan menjadi desk organizer untuk mempercantik meja belajar atau meja kerja. Selain tu juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang-barang kecil di atas meja. 

Baca Juga: Kain Majun Bekas Termasuk Limbah B3

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.