Pengertian

Minyak nabati diperoleh dari ekstraksi bagian tanaman seperti batang, daun, buah, biji, bunga dan lain-lain serta mengandung lemak tak jenuh. Jenis minyak nabati antara lain:

  1. Minyak wijen
  2. Minyak zaitun
  3. Minyak kelapa
  4. Minyak kelapa sawit
  5. Minyak canola
  6. Minyak kedelai
  7. Minyak kacang tanah
  8. Minyak biji bunga matahari
  9. Dan lain sebagainya
minyak nabati
minyak nabati – PT Wastec International

Pengolahan Minyak Nabati

2 (dua) proses utama pengolahan minyak nabati adalah ekstraksi dan pemurnian. Secara detail, prosesnya adalah sebagai berikut:

Persiapan dan pemanenan

Bahan mentah hasil panen kemudian dibersihkan dan disiapkan untuk proses ekstraksi. Baca Juga: Kilang Minyak dan Gas Bumi dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Ekstraksi

Proses ekstraksi adalah tahap kunci dalam menghasilkan minyak. Ada beberapa metode ekstraksi yang umum digunakan, yaitu:

  1. Pengepresan mekanis: Bahan mentah dipress menggunakan mesin pengepres untuk mendapatkan minyak. Metode ini umumnya digunakan untuk minyak zaitun.
  2. Pengekstrakan dengan pelarut: Bahan mentah dicampur dengan pelarut (seperti heksana) untuk melarutkan minyak. Setelah itu, minyak dipisahkan dari larutan menggunakan pemanasan atau penyaringan.

Pemurnian

Minyak yang diekstrak masih mengandung impuritas seperti lilin, pigmen, dan senyawa lainnya. Tahap pemurnian dilakukan untuk menghilangkan impuritas ini dan meningkatkan kualitas minyak.

Beberapa metode pemurnian yang umum melibatkan penggunaan larutan alkali untuk menetralkan asam bebas, penghilangan lilin melalui pemisahan atau penyaringan, dan penyingkiran pigmen melalui proses deodorisasi. Baca Juga: Eksplorasi Migas dan Panas Bumi Beserta Limbah yang Dihasilkan

Penyaringan

Minyak yang telah diekstrak dan dimurnikan kemudian disaring untuk menghilangkan partikel-partikel halus atau residu yang mungkin masih ada. Penyaringan ini bertujuan untuk meningkatkan kejernihan dan kemurnian minyak.

Deodorisasi

Proses deodorisasi dilakukan untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak diinginkan dari minyak. Ini dilakukan dengan pemanasan minyak pada suhu tertentu di bawah tekanan rendah untuk menghilangkan senyawa volatil yang dapat memberikan aroma atau rasa yang kurang diinginkan.

Penyimpanan dan Pengemasan

Minyak nabati yang telah melalui semua tahap pengolahan tersebut kemudian disimpan dalam kondisi yang sesuai untuk mencegah oksidasi atau kerusakan. Minyak juga dikemas dengan baik untuk menjaga kualitasnya dan mempermudah distribusi ke konsumen.

Pengolahan Minyak Nabati Menghasilkan Limbah B3

Proses pengolahan minyak nabati ternyata menghasilkan limbah yang dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), yaitu sebagai berikut:

  1. Kode limbah A342-1: Residu filtrasi
  2. Kode limbah A342-2: Residu proses destilasi
  3. Kode limbah B342-1: Sludge minyak atau lemak

Solusi Pengelolaan Limbah dengan PT Wastec International 

PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dalam menyediakan jasa pengelolaan limbah dan pelayanan lingkungan yang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Sehingga pengelolaan limbah dapat ditangani dengan aman dari segi kesehatan dan pencemaran lingkungan dapat teratasi.

Selain itu juga, PT Wastec International sangat berkomitmen untuk mengembangkan strategi dan terus berinovasi untuk terus fokus pada metode pencegahan limbah dan meminimalkan dampak lingkungan bagi generasi mendatang. Serta mengelola bisnis dengan cara bertanggung jawab secara sosial dan terus mendorong inisiatif peningkatan internal untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas. Mari kelola limbah dengan baik bersamaPT Wastec International.

Pengertian

Larutan asam adalah zat di dalam air yang dapat terionisasi melepaskan ion hidrogren atau ion hidronium. Teori asam basa pertama kali ditemukan oleh Svante August Arrhenius, seorang ilmuwan dari Swedia. Baca Juga: Menangani Limbah Laboratorium

Larutan Asam – PT Wastec International

Sifat Asam 

Beberapa sifat asam yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:

  1. Bersifat korosif 
  2. Bereaksi pada logam tertentu menghasilkan gas hidrogen 
  3. Bereaksi pada batu kapur dan soda kue menghasilkan gas karbon dioksida 
  4. Bereaksi pada kertas lakmus biru menjadi merah 
  5. Saat di dalam air, terurai menjadi hidrogren dan sisa asam 
  6. Derajat keasaman (pH) < 7 

Fungsi Larutan Asam

Larutan ini memiliki peran kunci dalam berbagai proses kimia dan biologis. Baca Juga: Mengenal Limbah Kimia

Beberapa fungsi utama diantaranya: 

  1. Pencernaan Makanan: Asam lambung (HCl) di dalam sistem pencernaan membantu memecah makanan untuk memudahkan penyerapan nutrisi.
  2. Konservasi: Asam asetat digunakan dalam proses pengawetan makanan, seperti dalam pembuatan saus dan acar.
  3. Industri: Sering digunakan dalam proses manufaktur, termasuk pembuatan pupuk, bahan kimia, dan produk lainnya.
  4. Elektrokimia: Dapat berperan sebagai elektrolit dalam sel elektrokimia, seperti baterai.

Contoh 

Beberapa contoh dari larutan ini adalah sebagai berikut:

  1. Asam asetat (CH₃COOH): terdapat pada cuka
  2. Asam sulfat H₂SO₄: terdapat pada larutan elektronik aki 
  3. Asam karbonat H₂CO₃ : terdapat pada minuman berkarbonasi (soft drink) 
  4. Asam borat (H3B03): terdapat di antiseptik dan obat tetes mata
  5. Asam asetilsalisilat (C₉H₈O₄): terdapat pada aspirin atau obat sakit kepala
  6. Asam Nitrat (HNO₃): terdapat pada pupuk 

Kelola Limbah B3 Larutan Asam Bekas Bersama PT Wastec International

Larutan asam bekas merupakan termasuk ke dalam kategori limbah B3. Beberapa kode limbahnya diantaranya A310-1, A312-1, A318-1, A327-1, A352-1. Untuk itu perlu penanganan dan pengelolaan khusus agar tidak membahayakan dan mencemari lingkungan. PT Wastec International memiliki layanan untuk mengelola limbah B3 mulai dari pengangkutan, pengumpulan, hingga pengolahan. Yuk mulai kelola Limbah B3 perusahaan Anda bersama kami!

Perubahan iklim meningkatkan fenomena kekeringan dan serangan hama pada lahan pertanian. Kehadiran pestisida disebut sebagai salah satu pengendalian terhadap masalah tersebut. Baca Juga: Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air

Pestisida – PT Wastec International

Apa Itu Pestisida?

Secara umum, pestisida merupakan zat kimia atau bahan lain yang dipergunakan untuk membunuh hama. Sedangkan industri pestisida adalah yang memproduksi pestisida tersebut. Berdasarkan Permenaker Nomor 25 Tahun 2019, pestisida berfungsi sebagai berikut:

  1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman atau hasil pertanian
  2. Memberantas rerumputan
  3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
  4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman
  5. Memberantas atau mencegah hama luar pada hewan ternak atau piaraan dan hama air
  6. Mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat pengangkutan
  7. Memberantas Binatang yang menjadi penyebab penyakit manusia

Kelebihan dan Bahaya

Beberapa kelebihan pestisida kimia ini antara lain:

  1. Pengaplikasian yang mudah
  2. Hasil yang dirasakan dalam waktu singkat atau cepat
  3. Dapat diaplikasikan dalam area yang luas

Di samping itu, jika penggunaan pestisida dilakukan secara tidak tepat salah satunya dari segi dosis yang digunakan, dapat mengakibatkan keracunan bahkan kematian bagi manusia. Selain terhadap manusia, bahaya penggunaan yang tidak tepat juga dapat mencemari lingkungan. Baca Juga: Bahaya Limbah Makanan

Bahaya Terhadap Manusia

Paparan pestisida terhadap manusia akan menyerang darah yaitu mengganggu organ pembentuk sel darah, proses pembentukan sel darah dan sistemnya.

Bahaya Terhadap Lingkungan

Bagi lingkungan, terdapat beberapa bahaya yang ditimbulkan sebagai berikut:

  1. Penurunan kesuburan tanah dan kualitas air
  2. Resistensi atau kekebalan Organisme Pengganggu Tumbuhan
  3. Pertumbuhan tanaman yang tidak normal
  4. Meninggalkan residu pada tanaman

Industri Pestisida Menghasilkan Limbah B3

Selain dari segi penggunaan yang salah, proses produksi pestisida juga menghasilkan limbah yang dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, diantaranya:

  1. Kode limbah A303-1: Bahan atau produk yang tidak memenuhi spesifikasi teknis
  2. Kode limbah A303-2: Residu proses produksi meliputi formulasi, destilasi dan evaporasi
  3. Kode limbah A303-3: Absorben dan filter bekas
  4. Kode limbah A303-4: Debu emisi dari alat pengendalian pencemaran udara, termasuk debu tumpahan dari bahan atau produk
  5. Kode limbah A303-6: Sludge IPAL

Solusi Pengelolaan Limbah dengan Wastec International 

Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dalam menyediakan jasa pengelolaan limbah dan pelayanan lingkungan yang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Sehingga pengelolaan limbah dapat ditangani dengan aman dari segi kesehatan dan pencemaran lingkungan dapat teratasi.

Selain itu juga, Wastec International sangat berkomitmen untuk mengembangkan strategi dan terus berinovasi untuk terus fokus pada metode pencegahan limbah dan meminimalkan dampak lingkungan bagi generasi mendatang. Serta mengelola bisnis dengan cara bertanggung jawab secara sosial dan terus mendorong inisiatif peningkatan internal untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas. Mari kelola limbah dengan baik bersama Wastec International.

Pengertian

Kain majun adalah sisa potongan-potongan kain yang sudah tidak terpakai. Penyebutan ini lebih sering digunakan dalam dunia perindustrian dan umumnya termasuk ke dalam limbah industri garmen. Baca Juga: Pernis dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Kain Majun – PT Wastec International

Jenis Kain Majun

  1. Asalan 

Kain majun dari sisa garmen tanpa proses penjahitan. Biasanya potongan kain langsung dijual dengan ukuran kain yang bervariasi. Pengguna dari kain ini biasanya bengkel, industri, atau bidang usaha yang berkaitan dengan bahan-bahan kimia. 

  1. Warna Jahit 

Memiliki ukuran antara 25 x 25cm sampai 30 x 30cm. Kain ini merupakan potongan kain limbah yang ditumpuk menjadi 2-3 lapisan dengan jahitan melingkar, sehingga kain majun menyatu dengan kuat karena jahitannya melingkar seperti spiral kecil kemudian membesar. 

  1. Putih Jahit 

Ukurannya sama seperti tipe warna jahit, merupakan sisa bahan kaos yang dijahit dalam satu bentuk lembaran. Kain ini terbuat dari potongan kain sisa bahan kaos, kemudian dijahit dalam satu bentuk lembaran. 

  1. Campuran 

Gabungan kain majun yang dikemas di dalam karung berukuran 50 kg. Biasanya ukuran kainnya bervariasi, mulai dari lebar 1-2 jari sampai 2-3 jarin . 

  1. Putih Lembaran Tanpa Jahitan 

Berwarna putih berbahan kaos dengan ukuran tertentu yang bergantung pada produksi konveksi atau garmen. Jenis ini selain berasal dari sisa kain produksi, juga secara sengaja memang diproduksi menjadi lembaran. Jenis ini cocok untuk menghaluskan permukaan logam yang baru dicat. 

Kain Majun Bekas Termasuk Limbah B3

Kain majun memang dapat dimanfaatkan kembali, karena tingkat penyerapannya yang tinggi. Namun jika sudah digunakan untuk proses produksi industri termasuk ke dalam limbah B3 atau disebut used rags dan tergolong sebagai salah satu limbah B3 karena telah terkontaminasi dengan kode B110d. Baca Juga: Persyaratan dan Prinsip Kemasan Limbah B3 

Sehingga limbah ini harus dikelola dengan tepat dan hati-hati seperti limbah B3 pada umumnya agar tidak membahayakan dan mencemari lingkungan. 

Solusi Pengelolaan Limbah dengan Wastec International 

Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dalam menyediakan jasa pengelolaan limbah dan pelayanan lingkungan yang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Sehingga pengelolaan limbah dapat ditangani dengan aman dari segi kesehatan dan pencemaran lingkungan dapat teratasi.

Selain itu juga, Wastec International sangat berkomitmen untuk mengembangkan strategi dan terus berinovasi untuk terus fokus pada metode pencegahan limbah dan meminimalkan dampak lingkungan bagi generasi mendatang. Serta mengelola bisnis dengan cara bertanggung jawab secara sosial dan terus mendorong inisiatif peningkatan internal untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas. Mari kelola limbah dengan baik bersama Wastec International.

Apa Itu Resin Penukar Ion?

Resin penukar ion adalah resin atau polimer yang berikatan dengan gugus fungsional yang mengandung ion yang dapat dipertukarkan. Pertukaran ion terjadi dengan ketentuan bahwa resin harus mengandung ion sejenis serta memiliki luas permukaan yang besar atau berpori agar pertukaran terjadi lebih cepat dan efisien. Selain itu, umumnya memiliki warna putih kekuningan. Baca Juga: Mengenal Limbah Kimia

Resin ini memiliki sifat sebagai berikut:

  1. Tidak larut dalam air tetapi mampu menyerap sejumlah molekul air dalam strukturnya
  2. Memiliki massa molekur relatif (Mr) yang tinggi
  3. Tahan terhadap zat kimia asam, basa maupun pelarut organik
  4. Proses pertukaran terjadi secara bersamaan
Resin Penukar Ion – PT Wastec International

Jenis

Terdapat 4 (empat) jenis resin penukar ion, antara lain:

Resin Penukar Kation

Asam atau R-H untuk menukar kation dalam air dengan ion H+ pada resin tersebut

  1. Asam kuat: Asam sulfonat
  2. Asam lemah: Asam karboksilat

Resin Penukar Anion

Basa atau R-OH untuk menukar anion dalam air dengan ion OH pada resin tersebut

  1. Penukar anion basa kuat: Ion amonium kuartener
  2. Penukar anion basa lemah: Penukar gugus anion

Kegunaan

Beberapa proses yang menggunakan resin penukar ion adalah para proses pemisahan, pemurnian dan dekontaminasi. Baca Juga: Laboratorium Riset dan Limbah yang Dihasilkan

  1. Pelunakan air: menggantikan ion magnesium dan kalsium yang ditemukan dalam air sadah dengan ion natrium
  2. Pemurnian air: menghilangkan ion beracun seperti tembaga dan logam dengan menggatinya menggunakan ion natrium dan kalium
  3. Katalisis: menggunakan ion dalam bentuk asam dalam mengkatalisis reaksi organik
  4. Farmasi: Pembuatan obat-obatan

Resin Bekas Termasuk Limbah B3

Pada periode tertentu, proses pertukaran ion ini akan menjadi jenuh dan tidak dapat digunakan lagi serta dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dengan kode limbah B106d. Limbah resin umumnya berbentuk cairan, tetapi ada juga yang padatan tergantung sumber limbahnya.

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Apa Itu Industri Konstruksi? 

Industri konstruksi adalah industri yang memiliki fokus pada kegiatan pembangunan sarana maupun prasarana. Untuk tahapannya, konstruksi dimulai dengan perencanaan, pembiayaan, dan desain kemudian eksekusi pembangunan. Baca Juga: Industri Laundry: Apa Saja Dampak dan Limbahnya?

Konstruksi juga mencakup kegiatan pemeliharaan dan perbaikan bangunan termasuk apabila ada kebutuhan untuk memperluas, mempertinggi, dan memperbesar bangunan bahkan pembongkaran dan perobohannya termasuk ke dalam pekerjaan industri konstruksi. Baca Juga: Limbah Industri dan Pengolahannya

Industri Konstruksi – PT Wastec International

Jenis Industri Konstruksi 

Beberapa jenis konstruksi yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut:

  1. Konstruksi Gedung 

Konstruksi gedung biasanya melibatkan arsitek, insinyur, atau ahli teknik sipil. Pada konstruksi ini, aspek arsitektual menjadi hal yang fundamental. Gedung yang dimaksud dapat berupa gedung untuk tempat tinggal, keperluan bisnis, bidang kesehatan, pemerintahan, ataupun rerekasi. 

  1. Konstruksi Jalan

Pada konstruksi jalan, terdapat beberapa tahapan yanh perlu dilakukan sebelum pelaksanaannya. Mulai dari pengukuran, penggalian, hingga finishing. Dilakukan oleh tenaga ahli untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terkait infrastruktur yang aman. 

  1. Konstruksi Umum 

Konstruksi umum melibatkan berbagai macam bangunan dan infrastuktur yang umum ditemukan pada kegiatan sehari-hari, seperti proyek konstruksi perumahan, bangunan komersial, bangunan industri, saluran air, dan lainnya. Konstruksi jenis ini melibatkan tim ahli dalam perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan proyek konstruksi. 

  1. Konstruksi Perdagangan Khusus 

Berkaitan dengan jenis instalansi khusus atau spesifik dalam bangunan atau proyek konstruksi. Konstruksi ini mencakup berbagai bidang, seperti instalasi listrik, instalasi mekanikal, instalasi tata udara, instalasi plumbung, instalasi kebakaran, sistem keamanan, sistem komunikasi dan lainnya. Setiap bidang memiliki persyaratan teknis khsusus dan membutuhkan keahlian khusus mulai dari perancangan, pemasangan, bahkan pemeliharaan sistem terkait. 

  1. Konstruksi Bangunan Air 

Konstruksi bangunan air merupakan proyek negara besar yang digunakan untuk kepentingan masyarakat bersama, seperti pembangunan waduk, bendungan, instalasi pipa, dan bangunan air lain yang sejenis. 

Limbah B3 yang Dihasilkan dari Segala Jenis Industri Konstruksi

Apapun jenis industri konstruksi dapat menghasilkan limbah B3, seperti:

  1. Gelas, plastik, dan kayu yang terkontaminasi B3 dengan kode limbah B354-2
  2. Limbah logam yang terkontaminasi B3 dengan kode limbah B354-3 

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Pengertian Eksplorasi

Eksplorasi adalah suatu kegiatan menelusuri atau menjalajahi area dengan tujuan menemukan komoditas tertentu yang dibutuhkan. Biasanya eksplorasi ini pencarian komoditas berupa minyak dan gas atau batu bara. Kegiatan ini memberikan kesempatan area yang belum banyak terkekspos menjadi mendapat perhatian yang lebih baik. Baca Juga: Kilang Minyak dan Gas Bumi dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Kegiatan eksplorasi memiliki beberapa tahapan dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam prosesnya. Ini merupakan salah satu bentuk upaya manusia dalam berkembang dan bertahan hidup. Seperti eksplorasi minyak dan gas membantu industri, rumah tangga, hingga pembangkit listrik agar tetap berjalan dan hasilnya dapat dinikmati masyarakat. 

Tujuan Eksplorasi 

Ada banyak sekali tujuan dan jenis eksplorasi, namun yang mungkin cukup familiar dan sering terdengar adalah eksplorasi minyak dan gas bumi. Tujuan dari eksplorasi minyak dan gas adalah untuk mendapatkan cadangan hidrokarbon seperti minyak dan gas yang terletak di perut bumi. Mengapa eksplorasi minyak dan gas yang lebih terdengar familiar, karena dua komoditas ini merupakan yang paling banyak dibutuhkan dalam berbagai keperluan industri maupun masyarakat. Baca Juga: PLTU dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Eksplorasi minyak dan gas memakan waktu yang cukup panjang dan harus melalui beberapa tahapan. Kegiatan ini juga harus dilakukan dengan semakin hati-hati agar tidak merusak alam. 

Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi – PT Wastec International

Tahapan

  1. Perencanaan dan Pembelajaran Prospek Cadangan

Tahap ini merupakan tahap awal dan fondasi dari kegiatan eksplorasi. Meliputi rangkaian penyeledikan lapangan umum dan penyiapan serta penyerahan wilayah kerja yang dikonfirmasikan oleh pihak yang berwenang. Perencanaan dapat berupa pemetaan geologi regional, foto udara, citra satelit hingga metode survei tidak langsung lain untuk mengidentifikasi kemungkinan daerah anomali penyeledikan lebih lanjut. 

  1. Mempelajari Susunan Batu dengan Studi Geologi 

Tahap ini mempelajari karakteristik lokasi penambangan dengan studi geologi untuk menemukan informasi terkait sebaran dan formasi batuan, umur batuan, kemunculan mineral, fosil, geokimia, stratigrafi dan sedimentologi serta struktur geologi dan kondisi bawa tanah secara lebih efektif dan efisien. 

  1. Memahami Keadalaman Batu 

Selanjutnya adalah penerapan studi geofisika yang bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dari batuan yang diidentifikasi sebelumnya. Penelitian ini meliputi daerah permukaan hingga kedalaman kilometer di bawahnya. Tahap ini membutuhkan dan memakan waktu yang cukup panjang tergantung luas target area. Hasil dari proses ini akan menjadi referensi untuk tahapan selanjutnya. 

  1. Studi Seismik Sebelum Pengeboran 

Mempelajari studi seismik pada area yang berpotensi. Studi ini sebagai metode umum untuk menentukan sifat fisik batu. Dengan bantuan operasi seismik, kondisi bawah tanah dapat direkontruksi dalam gambar 2D dan 3D. Pengoperasiannya juga membutuhkan waktu, sekitar satu sampai empat tahun tergantung pada lokasi dan jenis tangki. 

Namun data seismik yang akurat juga tidak dapat menjamin adanya cadangan migas, karena data tersebut harus dibuktikan dengan melakukan pengeboran. 

  1. Tahap Pengeboran 

Tahap eksplorasi ini juga memakan waktu yang cukup panjang, mengebor satu titik dapat memakan waktu 1 sampai 4 bulan. Selain waktu yang dibutuhkan cukup lama, risiko dari kegiatan ini juga cukup tinggi, sehingga segalanya dari proses persiapan hingga pengeboran harus dilakukan dengan sangat hati-hati. 

Eksplorasi pengeboran ini berupa pengoperasian sumur, pengembangan dan pembangunan fasilitas produksi. Kemudian kegiatan produksi dapat membawa minyak dan gas alam ke permukaan, selanjutnya munyak dan gas masuk ke dalam sumur dan diangkat ke permukaan melalui pipa. 

Minyak dan gas alam dialirkan ke bawah sumur kemudian naik ke permukaan pipa sebelum diangkat kembali ke separatir yang berfungsi untuk memisahkan keduanya dari material yang tidak diinginkan hingga minyak dan gas alam dipisahkan.

Limbah yang Dihasilkan dari Kegiatan Eksplorasi dan Produksi Minyak, Gas, dan Panas Bumi 

Kegiatan eksplorasi ini dapat menghasilkan limbah B3, diantaranya:

  1. Residu dasar tangki minyak bumi dengan kode limbah A330-1 
  2. Residu proses produksi dengan kode limbah A330-2
  3. Limbah lumpur bor berbahan dasar oil base dan/atau syntehtic oil dengan kode limbah B330-1 

Solusi Pengelolaan Limbah dengan PT Wastec International 

PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dalam menyediakan jasa pengelolaan limbah dan pelayanan lingkungan yang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Sehingga pengelolaan limbah dapat ditangani dengan aman dari segi kesehatan dan pencemaran lingkungan dapat teratasi.

Selain itu juga, PT Wastec International sangat berkomitmen untuk mengembangkan strategi dan terus berinovasi untuk terus fokus pada metode pencegahan limbah dan meminimalkan dampak lingkungan bagi generasi mendatang. Serta mengelola bisnis dengan cara bertanggung jawab secara sosial dan terus mendorong inisiatif peningkatan internal untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas. Mari kelola limbah dengan baik bersamaPT Wastec International.

Pengertian 

Batubara merupakan salah satu bahan bakar yang berasal dari fosil. Bahan bakar ini cukup banyak digunakan hingga saat ini, terutama sebagai sumber bahan bakar listrik hingga berbagai industri lainnya. Baca Juga: PLTU dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Batubara – PT Wastec International

Jenis Pengolahan Batubara 

Preparasi 

    Preparasi merupakan usaha untuk meliberasi/membebaskan bijih antara mineral berharga dengan mineral pengotornya dengan jalan mereduksi/memperkecil ukuran butir. Terdapat beberapa tahapan meliputi:

    1. Kominusi: mereduksi ukuran butir hingga menjadi lebih kecil dari ukuran semula.
    1. Sizing: screening yaitu pemisahan besar butir mineral berdasarkan lubang ayakan dan classifying yang merupakan pemisahan butir mineral berdasarkan kecepatan jatuh material di dalam suatu media sehingga hasilnya tidak seragam.

    Konsentrasi 

    Konsentrasi merupakan operasi untuk memisahkan antara mineral yang berharga dengan mineral tak berharga/pengotornya (gangue mineral) dalam suatu bijih/material yang memanfaatkan sifat fisik atau sifat kimia-fisika permukaan mineral yang akan dipisahkan.

    Sifat fisik yang digunakan sebagai dasar pemisahan yaitu:

    1. Warna, kilap, dan bentuk kristal. Konsentrasi yang dilakukan dengan tangan biasa 
    2. Spesific gravity, konsentrasi berdasarkan berat jenisnya. 
    3. Magnetic susceptibility, yakni memisahkan mineral dengan dengan sifat kemagnetan, baik secara kuat, lemah, bahkan tidak ada sama sekali.
    4. Conductivity, yakni pemisahan memanfaatkan sifat mineral sebagai konduktor.
    5. Sifat permukaan mineral dengan memanfaatkan udara apakah akan terpisah yang disebut dengan flotasi.

    Dewatering 

    Dewatering adalah operasi pemisahan antara cairan dengan padatan yang pada umumnya melalui tiga tahapan, yakni:

    1. Thickening, yaitu merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang mendasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral tersebut dalam suatu pulp sehingga solid factor yang dicapai sama dengan satu (% solid = 50%)
    2. Filtrasi adalah merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan jalan menyaring (dengan filter) sehingga didapat solid factor sama dengan empat (% solid = 100%).
    3. Drying merupakan proses penghilangan air dari padatan dengan jalan pemanasan, sehingga padatan itu betul-betul bebas dari cairan atau kering (% solid = 100%).

    Limbah B3 yang dihasilkan 

    Pengolahan batubara dengan pirolisis – produksi kokas menghasilkan beberapa limbah sebagai berikut:

    1. Residu dari produksi kokas (tar) dengan kode limbah A357-1 
    2. Tar sludge dengan kode limbah A357-2 
    3. Residu minyak dengan kode limbah A357-3 
    4. Sludge ipal dengan kode limbah B357-1

    Baca juga: Pertambangan dan Limbah yang Dihasilkan

    Solusi Pengelolaan Limbah dengan Wastec International 

    Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dalam menyediakan jasa pengelolaan limbah dan pelayanan lingkungan yang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Sehingga pengelolaan limbah dapat ditangani dengan aman dari segi kesehatan dan pencemaran lingkungan dapat teratasi.

    Selain itu juga, Wastec International sangat berkomitmen untuk mengembangkan strategi dan terus berinovasi untuk terus fokus pada metode pencegahan limbah dan meminimalkan dampak lingkungan bagi generasi mendatang. Serta mengelola bisnis dengan cara bertanggung jawab secara sosial dan terus mendorong inisiatif peningkatan internal untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas. Mari kelola limbah dengan baik bersama Wastec International.

    Pengertian Laboratorium

    Laboratorium adalah tempat atau area untuk melakukan berbagai rangkaian prosedur penelitian, pengamatan, penyelidikan, serta pengukuran yang dilengkapi dengan berbagai peralatan pendukung. Baca Juga: Menangani Limbah Laboratorium

    Laboratorium – PT Wastec International

    Jenis Laboratorium 

    Terdapat beberapa jenis dan dikelompokkan pada beberapa kategori, diantaranya:

    1. Riset

    Digunakan khusus untuk melakukan penelitian. Umumnya penelitian ini ditujukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, biasanya terdapat di kampus dan lembaga penelitian. Jenis ini juga mengakomodir berbagai kebutuhan ilmuan atau researcher dan karena itu ukurannya cenderung lebih luas dari yang lainnya serta memiliki koleksi peralatan yang lebih lengkap. Baca Juga: Standar Baku Mutu Air Kegiatan Laboratorium

    1. Pengembangan Produk

    Digunakan untuk melakukan penelitian yang mengarah pada upaya pengembangan produk, termasuk analisis mutu produk dan kultur jaringan. Biasanya berafiliasi dengan perusahaan yang berfokus pada pengembangan produk di bawah departemen research and development.

    Limbah yang Dihasilkan

    Aktivitas lab riset dan komersial tentunya menghasilkan limbah B3 yang harus diolah dengan tepat dan bertanggung jawab, diantaranya:

    1. Bahan kimia kadaluwarsa dengan kode limbah A338-1
    2. Peralatan laboratorium terkontaminasi B3 dengan kode limbah A338-2 
    3. Residu sampel limbah B3 dengan kode limbah A338-3 

    Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

    Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

    Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

    Pengertian

    Pernis atau varnish merupakan bahan transparan yang umumnya digunakan pada proses finishing bahan kayu dalam industri furniture dan building. Selain proses finishing juga bisa diaplikasikan pada sistem coating. Baca Juga: Pengawetan Kayu dan Dampaknya

    Manfaatnya adalah sebagai berikut:

    1. Melindungi media kayu dari panas, hujan, angin, kotoran dan hal pengganggu lainnya
    2. Melindungi permukaan kayu dari pengaruh bahan kimia seperti alkohol dan cuka
    3. Menguatkan serat kayu
    Pernis – PT Wastec International

    Fungsi Utama

    Dua fungsi utama dari teknik ini antara lain:

    1. Perlindungan atau proteksi: fungsi utamanya adalah melindungi kayu agar lebih tahan lama dan tahan terhadap material pengganggu lainnya
    2. Keindahan atau estetika: meningkatkan keindahan media kayu sampai dengan menutupi cacat atau kekurangan dari kayu tersebut.

    Pengaplikasian pernis terdiri dari dua cara, yaitu kuas dan semprot/spray. Finishing ini banyak dilakukan pada pekerjaan lantai kayu, kusen pintu, wooden toys, furniture dan lain sebagainya. Baca Juga: Pengolahan Limbah Cair Industri

    Jenis Pernis

    Terdapat dua jenis pernis, yaitu:

    1. Solvent based: kombinasi antara drying oil, resin dan tiner atau solvent
    2. Water based: menggunakan air sebagai pelarutnya. Keunggulannya terletak pada kecepatan proses pengeringan yaitu 20-30 menit serta hasil finishing yang tidak mudah retak dan menimbulkan gelembung yang diakibatkan oleh udara di dalamnya.

    Perbedaan Pernis dan Plitur

    Pernis dan plitur merupakan dua teknik finishing pada media kayu tetapi memiliki perbedaannya, yaitu:

    1. Penggunaan bahan: pernis terbuat dari campuran bahan resin, drying oil dan pelarut, sedangkan plitur berupa cat transparan yang terbuat dari oker atau ranah lunak yang sudah melalui proses oksidasi.
    2. Cara penggunaan: pernis dapat diaplikasikan langsung pada objek tanpa menggunakan media pelarut, sedangkan plitur membutuhkan media pelarut sebelum melapisi kayu.
    3. Warna yang dihasilkan: pernis tidak menciptakan warna pada bidang kayu sedangkan plitur sebaliknya

    Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

    Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

    Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.