Pengertian 

Polimer merupakan molekul panjang yang mengandung rantai atom yang dihubungkan oleh ikatan kovalen yang terbentuk selama polimerisasi. Biasanya dikenal sebagai bahan non-konduktor atau isolator. Baca Juga: Mengenal Limbah Kimia

Polimer – PT Wastec International

Jenis Polimer 

Polimer memiliki berbagai jenis tersendiri, berikut ini adalah jenis-jenisnya. Baca Juga: Industri Petrokimia dan Pengelolaan Limbah B3

Berdasarkan Asal

  1. Alam: Ditemukan di alam dan berasal dari organisme hidup
  2. Sintetis atau buatan: Tidak ada di alam dan harus dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia telah melakukan penelitian terhadap struktur molekul alami untuk mengembangkan jenis sintetis ini

Berdasarkan Sifat terhadap Panas

  1. Termoplastik: lunak jika dipanaskan dan dapat berubah bentuk. 
  2. Termosetting: tetap keras dan tidak lunak jika terkena panas dan hanya dapat dipanaskan satu kali, yaitu pada saat pembuatannya. 

Berdasarkan Pembentukan

  1. Adisi merupakan reaksi polimerisasi dari monomer dengan ikatan rangkap (ikatan tidak jenuh).  
  2. Kondensasi merupakan gabungan dari gugus fungsi antara dua monomer. Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi yang membentuk polimer dari monomer dengan dua gugus fungsi 

Berdasarkan Monomer 

  1. Homopolimer: terdiri dari monomer yang sama atau serupa. Misalnya polivinil klorida atau adisi yang mengandung monomer yang sama, yaitu vinil klorida
  2. Kopolimer atau heteropolimer adalah polimer yang monomernya berbeda.

Berdasarkan Susunan Rantai 

  1. Linear: tersusun secara berulang-ulang, saling berikatan, dan membentuk rantai polimer yang panjang. 
  2. Bercabang: memiliki cabang dengan panjang yang berbeda pada rantai utama. Karena adanya cabang di rantai utama, jenis ini memiliki titik leleh, kekuatan tarik, dan kepadatan yang rendah
  3. Tiga Dimensi: linier yang dihubungkan bersama untuk membentuk jaringan tiga dimensi. 

Contoh Polimer 

Beberapa contohnya adalah sebagai berikut: 

  1. Serat Sintetis 
  2. Karet Sintetis 
  3. Orlon 
  4. PVC (Polivinil Klorida) 
  5. Polietena 
  6. Polipropena 
  7. Teflon 
  8. Bakelit 
  9. Polimetil Metakrilat 

Polimer Termasuk ke Dalam Limbah B3 

Polimer termasuk limbah B3 diantaranya adalah: 

  1. Monomer atau oligomer yang tidak bereaksi dengan kode limbah A305-1 
  2. Residu produksi atau reduksi pemurnian, polimer absorben, fraksinasi dengan kode limbah A305-2 
  3. Residu dari proses destilasi dnegan kode limbah A305-3 
  4. Alkali selulosa dengan kode limbah A305-5 
  5. Sisa dan bekas stabiliser dengan kode limbah B305-2 
  6. Fire retardant misalnya Sb dan senyawa bromine organik dengan kode limbah B305-3 
  7. Sludge IPAL dengan kode limbah B305-5 

Solusi Pengelolaan Limbah bersama PT Wastec International 

PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dan berkompeten dalam menyediakan layanan jasa pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Dengan komitmen untuk terus mengembangkan strategi dan berinovasi, PT Wastec International terus berupaya mengembangkan metode pengelolaan limbah B3 yang efisien dan efektif. Bersama PT Wastec International, mari kita membangun dan menjalankan bisnis yang aman dan ramah lingkungan.

Pengertian

Pelarut merupakan senyawa atau zat kimia yang memiliki kemampuan untuk melarutkan atau mencampurkan bahan lain tanpa mengubah sifat kimia dari bahan tersebut. Dalam industri umumnya digunakan untuk membantu proses kimia, seperti pelarutan zat, ekstraksi, atau pencampuran bahan-bahan yang sulit dilarutkan. Baca Juga: Larutan Asam: Pengertian dan Fungsinya

Pelarut – PT Wastec International

Klasifikasi Pelarut 

Organik

Pelarut yang umumnya mengandung atom karbon dalam molekulnya. Zat terlarut umumnya didasarkan pada kemampuan koordinasi dan konstanta dielektriknya. Jenis organik ini dapat bersifat polar dan non-polar tergantung pada gugus kepolaran yang dimiliki. Proses kelarutan organik umumnya berjalan dengan lambat sehingga perlu energi yang didapat dengan cara pemanasan untuk mengoptimumkan kondisi kelarutan. 

Anorganik

Pelarut selain air yang tidak memiliki komponen organik di dalamnya. Zat terlarut dihubungkan dengan konsep sistem yang mampu mengautoionisasi. Umumnya jenis anorganik bersifat polar, sehingga tidak larut dalam pelarut organik dan non-polar. 

Fungsi Pelarut dalam Proses Industri

  1. Media Reaksi: Sering digunakan sebagai media reaksi dalam sintesis kimia. Hal ini membantu memfasilitasi reaksi kimia antara berbagai bahan, sehingga memungkinkan pembentukan senyawa yang diinginkan.
  2. Ekstraksi: Dalam industri farmasi dan ekstraksi minyak digunakan untuk mengekstrak senyawa-senyawa aktif dari bahan baku. Proses ekstraksi ini memanfaatkan daya larut untuk memisahkan komponen yang diinginkan.
  3. Pelarut Cat dan Tinta: Dalam industri cat dan tinta, zat ini memberikan konsistensi dan kelarutan yang diperlukan untuk mencampur pigmen dan bahan tambahan lainnya. Setelah aplikasi, akan terijadi penguapan, meninggalkan lapisan cat atau tinta pada permukaan.
  4. Pembersihan dan Pelarut Asam-Basa: Sebagai agen pembersih dapat digunakan untuk menghilangkan kotoran dan kontaminan dari permukaan bahan. Selain itu, zat ini juga dapat berfungsi sebagai pelarut dalam proses penyesuaian pH atau reaksi asam-basa tertentu.

Pelarut Bekas Termasuk Limbah B3 

Berdasarkan pada PP 22 Tahun 2021, limbah B3 didefinisikan sebagai zat, energi, dan atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan. Pelarut bekas termasuk ke dalam limbah B3 yang harus dikelola dengan tepat dan tidak boleh dibuang sembarangan karena dapat membahayakan lingkungan. Baca Juga: Resin Penukar Ion dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat. 

Pengertian

Industri petrokimia merupakan industri yang mengubah bahan baku minyak bumi dan gas alam menjadi produk kimia yang digunakan dalam aktivitas manusia. Proses transformasi dimulai dengan pemisahan komponen-komponen utama melalui proses destilasi, fraksinasi, dan konversi kimia. Hasil dari proses ini adalah senyawa kimia dasar seperti etilena, propilena, dan butadiena, yang menjadi dasar untuk produksi berbagai produk petrokimia. Baca Juga: Industri Konstruksi: Pengertian dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Industri Petrokimia – PT Wastec International

Bahan Dasar Petrokimia

3 (tiga) bahan utama yang digunakan dalam industri petrokimia antara lain:

  1. Olefin: Bahan dasar utama dan berjenis hidrokarbon alifatik
  2. Aromatika: Benzene, toluena dan xilena
  3. Gas sintetis: Pencampuran antara karbon monoksida dan hydrogen

Industri petrokimia dibagi menjadi bagian hulu dan hilir, di mana bagian hulu mengolah bahan dasar menjadi produk setengah jadi atau produk antara, sedangkan bagian hilir mengolah produk antara untuk dijadikan produk siap pakai. Baca Juga: Contoh Limbah B3 yang Dihasilkan Industri

Produk Utama

Beberapa produk utama dari industri petrokimia adalah sebagai berikut:

  1. Etilena sebagai bahan dasar produksi plastik
  2. Amonia dan urea yang dihasilkan dari gas alam untuk pembuatan pupuk
  3. Bahan kimia dasar yaitu etilena dan propilena
  4. Aspal
  5. Lilin
  6. Dan lain sebagainya

Industri Petrokimia Menghasilkan Limbah B3

Berbagai proses yang terjadi di dalam industri petrokimia melibatkan bahan kimia di dalamnya, sehingga terdapat limbah yang dihasilkan tersebut dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Beberapa limbah tersebut diantaranya:

  1. Kode limbah A306-1: Sludge dari proses produksi dan fasilitas penyimpanan minyak bumi atau gas alam
  2. Kode limbah A306-2: Resudu akhir (tar)
  3. Kode limbah A306-3: Residu proses produksi atau reaksi
  4. Kode limbah B306-2: Absorban misalnya karbon aktif bekas selain limbah karbon aktif dengan kode limbah A110d
  5. Kode limbah B306-4: Sludge IPAL

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Pengertian

Minyak nabati diperoleh dari ekstraksi bagian tanaman seperti batang, daun, buah, biji, bunga dan lain-lain serta mengandung lemak tak jenuh. Jenis minyak nabati antara lain:

  1. Minyak wijen
  2. Minyak zaitun
  3. Minyak kelapa
  4. Minyak kelapa sawit
  5. Minyak canola
  6. Minyak kedelai
  7. Minyak kacang tanah
  8. Minyak biji bunga matahari
  9. Dan lain sebagainya
minyak nabati
minyak nabati – PT Wastec International

Pengolahan Minyak Nabati

2 (dua) proses utama pengolahan minyak nabati adalah ekstraksi dan pemurnian. Secara detail, prosesnya adalah sebagai berikut:

Persiapan dan pemanenan

Bahan mentah hasil panen kemudian dibersihkan dan disiapkan untuk proses ekstraksi. Baca Juga: Kilang Minyak dan Gas Bumi dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Ekstraksi

Proses ekstraksi adalah tahap kunci dalam menghasilkan minyak. Ada beberapa metode ekstraksi yang umum digunakan, yaitu:

  1. Pengepresan mekanis: Bahan mentah dipress menggunakan mesin pengepres untuk mendapatkan minyak. Metode ini umumnya digunakan untuk minyak zaitun.
  2. Pengekstrakan dengan pelarut: Bahan mentah dicampur dengan pelarut (seperti heksana) untuk melarutkan minyak. Setelah itu, minyak dipisahkan dari larutan menggunakan pemanasan atau penyaringan.

Pemurnian

Minyak yang diekstrak masih mengandung impuritas seperti lilin, pigmen, dan senyawa lainnya. Tahap pemurnian dilakukan untuk menghilangkan impuritas ini dan meningkatkan kualitas minyak.

Beberapa metode pemurnian yang umum melibatkan penggunaan larutan alkali untuk menetralkan asam bebas, penghilangan lilin melalui pemisahan atau penyaringan, dan penyingkiran pigmen melalui proses deodorisasi. Baca Juga: Eksplorasi Migas dan Panas Bumi Beserta Limbah yang Dihasilkan

Penyaringan

Minyak yang telah diekstrak dan dimurnikan kemudian disaring untuk menghilangkan partikel-partikel halus atau residu yang mungkin masih ada. Penyaringan ini bertujuan untuk meningkatkan kejernihan dan kemurnian minyak.

Deodorisasi

Proses deodorisasi dilakukan untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak diinginkan dari minyak. Ini dilakukan dengan pemanasan minyak pada suhu tertentu di bawah tekanan rendah untuk menghilangkan senyawa volatil yang dapat memberikan aroma atau rasa yang kurang diinginkan.

Penyimpanan dan Pengemasan

Minyak nabati yang telah melalui semua tahap pengolahan tersebut kemudian disimpan dalam kondisi yang sesuai untuk mencegah oksidasi atau kerusakan. Minyak juga dikemas dengan baik untuk menjaga kualitasnya dan mempermudah distribusi ke konsumen.

Pengolahan Minyak Nabati Menghasilkan Limbah B3

Proses pengolahan minyak nabati ternyata menghasilkan limbah yang dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), yaitu sebagai berikut:

  1. Kode limbah A342-1: Residu filtrasi
  2. Kode limbah A342-2: Residu proses destilasi
  3. Kode limbah B342-1: Sludge minyak atau lemak

Solusi Pengelolaan Limbah dengan PT Wastec International 

PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dalam menyediakan jasa pengelolaan limbah dan pelayanan lingkungan yang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Sehingga pengelolaan limbah dapat ditangani dengan aman dari segi kesehatan dan pencemaran lingkungan dapat teratasi.

Selain itu juga, PT Wastec International sangat berkomitmen untuk mengembangkan strategi dan terus berinovasi untuk terus fokus pada metode pencegahan limbah dan meminimalkan dampak lingkungan bagi generasi mendatang. Serta mengelola bisnis dengan cara bertanggung jawab secara sosial dan terus mendorong inisiatif peningkatan internal untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas. Mari kelola limbah dengan baik bersamaPT Wastec International.

Pengertian

Larutan asam adalah zat di dalam air yang dapat terionisasi melepaskan ion hidrogren atau ion hidronium. Teori asam basa pertama kali ditemukan oleh Svante August Arrhenius, seorang ilmuwan dari Swedia. Baca Juga: Menangani Limbah Laboratorium

Larutan Asam – PT Wastec International

Sifat Asam 

Beberapa sifat asam yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:

  1. Bersifat korosif 
  2. Bereaksi pada logam tertentu menghasilkan gas hidrogen 
  3. Bereaksi pada batu kapur dan soda kue menghasilkan gas karbon dioksida 
  4. Bereaksi pada kertas lakmus biru menjadi merah 
  5. Saat di dalam air, terurai menjadi hidrogren dan sisa asam 
  6. Derajat keasaman (pH) < 7 

Fungsi Larutan Asam

Larutan ini memiliki peran kunci dalam berbagai proses kimia dan biologis. Baca Juga: Mengenal Limbah Kimia

Beberapa fungsi utama diantaranya: 

  1. Pencernaan Makanan: Asam lambung (HCl) di dalam sistem pencernaan membantu memecah makanan untuk memudahkan penyerapan nutrisi.
  2. Konservasi: Asam asetat digunakan dalam proses pengawetan makanan, seperti dalam pembuatan saus dan acar.
  3. Industri: Sering digunakan dalam proses manufaktur, termasuk pembuatan pupuk, bahan kimia, dan produk lainnya.
  4. Elektrokimia: Dapat berperan sebagai elektrolit dalam sel elektrokimia, seperti baterai.

Contoh 

Beberapa contoh dari larutan ini adalah sebagai berikut:

  1. Asam asetat (CH₃COOH): terdapat pada cuka
  2. Asam sulfat H₂SO₄: terdapat pada larutan elektronik aki 
  3. Asam karbonat H₂CO₃ : terdapat pada minuman berkarbonasi (soft drink) 
  4. Asam borat (H3B03): terdapat di antiseptik dan obat tetes mata
  5. Asam asetilsalisilat (C₉H₈O₄): terdapat pada aspirin atau obat sakit kepala
  6. Asam Nitrat (HNO₃): terdapat pada pupuk 

Kelola Limbah B3 Larutan Asam Bekas Bersama PT Wastec International

Larutan asam bekas merupakan termasuk ke dalam kategori limbah B3. Beberapa kode limbahnya diantaranya A310-1, A312-1, A318-1, A327-1, A352-1. Untuk itu perlu penanganan dan pengelolaan khusus agar tidak membahayakan dan mencemari lingkungan. PT Wastec International memiliki layanan untuk mengelola limbah B3 mulai dari pengangkutan, pengumpulan, hingga pengolahan. Yuk mulai kelola Limbah B3 perusahaan Anda bersama kami!

Apa Itu Spill Kit?

Spill kit merupakan peralatan darurat yang dirancang khusus untuk menangani tumpahan zat dan bahan kimia berbahaya. Dengan menggunakan spill kit, kita dapat membersihkan tumpahan zat dan bahan berbahaya dengan efisien dan aman. Baca Juga: Apa Saja Jenis Limbah Infeksius?

Secara umum, spill kit terdiri dari beberapa alat seperti:

  1. APD 
  2. Kain penyerap 
  3. Kantong pembuangan limbah 
  4. Containment boom 
Spill Kit – PT Wastec International

Fungsi 

Secara umum, fungsi alat ini adalah menampung tumpahan sesegera mungkin agar tidak menyebar. Selain itu, berfungsi melindungi pekerja dan lingkungan di sekitarnya dari zat atau pun bahan berbahaya yang cukup berisiko. Zat berbahaya seperti minyak, bahan kima berbahaya, pelarut, ataupun bahan bakar. 

Tempat kerja yang berhadapan dengan bahan dan zat berbahaya wajib memiliki spill kit untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan apabila terjadi tumpahan. Baca Juga: Laboratorium Riset dan Limbah yang Dihasilkan

Jenis Spill Kit 

Beberapa spill kit berdasarkan jenis tumpahannya yaitu: 

  1. Universal: Tumpahan seperti tumpahan oli, cairan pendingin, maupun non-korosif berbasis air 
  2. Minyak: Tumpahan cairan yang berbahan dasar minyak 
  3. Bahan Kimia: Tumpahan cairan yang bersifat korosif 

Cara Menggunakan Spill Kit 

  1. Petugas wajib memberikan tanda pada area tumpahan 
  2. Petugas menggunakan APD lengkap mulai dari sarung tangan, google, dan gown / apron 
  3. Beberapa skala tumpahan memiliki metode penyerapan yang berbeda sebagai berikut: 1) Menggunakan tisu untuk menutup dan membersihkan tumpahan cairan yang sedikit; 2) Menggunakan adsorbent kain untuk menutup dan membersihkan tumpahan cairan yang banyak; dan 3) Menggunakan pasir untuk melokalisir area tumpahan solar atau oli agar tidak menyebar 
  4. Menghindari seluruh material yang berpotensi menimbulkan percikan api 
  5. Menyiapkan kantong limbah yang sesuai dengan jenisnya 
  6. Membersihkan tumpahan, kemudian memasukkan alat penyerap ke dalam plastik kuning yang telah disiapkan 
  7. Semprotkan larutan disinfektan 0.5% dan didiamkan selama kurang lebih 3-5 menit 
  8. Membersihkan lantai menggunakan kain sampai bersih 
  9. Membuang kain atau tisu pada tempat sampah infeksius yang telah disiapkan 
  10. Petugas menempelkan label limbah B3 di kantong plastik kuning 
  11. Petugas melepas APD yang digunakan sekali pakai pada tempat sampah khusus infeksius yang disediakan 
  12. Petugas melakukan 6 langkah kebersihan tangan 

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat. 

Apa Itu Zero Waste?

Menurut Zero Waste International Alliance, zero waste adalah konservasi seluruh sumber daya dengan cara produksi, konsumsi, penggunaan kembali, dan pemulihan produk, pengemasan tanpa pembakaran dan pembuangan ke tanah, air, atau udara yang dapat menjadi ancaman lingkungan dan kesehatan manusia. 

Pada intinya, zero waste bertujuan untuk menggunakan produk yang lebih sustainable untuk mengurangi jumlah sampah. Konsep ini lebih kepada pengendalian diri untuk tidak konsumtif dan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Baca Juga: Mikroplastik: Pengertian dan Dampak

Zero waste – PT Wastec International

Prinsip Zero Waste 

Prinsip zero waste sebenarnya sudah umum diketahui, dengan menerapkan prinsip 5R, diantaranya:

Refuse

Hal paling sederhana dari menerapkan prinsip ini adalah respon atau sikap kita terhadap suatu hal yang berpotensi merusak lingkungan atau mengakibatkan tumpukkan sampah. 

Reduce 

Berikutnya adalah mengurangi. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mengurangi kuantitas produk yang berpotensi menjadi sampah. Reduce juga berkaitan dengan budaya konsumtif, kita bisa mulai menahan diri dan lebih memikirkan efek dan jangka panjang ketika membeli sesuatu barang. 

Reuse

Membeli barang yang sustain dan tidak hanya sekali pakai merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam menerapkan prinsip zero waste. Sebagai contoh, menggunakan kembali suatu barang dengan fungsi yang sama. Misalnya mengganti kantong plastik dengan tas belanja yang terbuat dari kain, sehingga dapat digunakan berulang kali dan tidak menciptakan timbulan sampah baru. 

Recycle

Sebelum melakukan recycle atau mendaur ulang, kita perlu melakukan pemisahan sampah organik dan anorganik. Sampah yang dapat didaur ulang merupakan sampah anorganik seperti botol plastik bekas, bungkusan makanan yang dapat diubah menjadi barang yang bernilai ekonomis. Langkah mendaur ulang ini selain dapat mengurangi sampah, juga dapat meningkatkan kreativitas kita. 

Rot

Rot atau membusukkan sampah merupakan kegiatan mengubah sampah organik menjadi kompos. Setelah memisahkan sampah organik dan anorganik, kita bisa membuat kompos untuk sampah organik. Pembuatan kompos saat ini dapat dilakukan dengan metode takakura, salah satu metode pembuatan kompos untuk sektor rumah tangga karena tidak membutuhkan lahan yang luas. 

Baca Juga: Perubahan Iklim: Faktor dan Dampaknya

Manfaat Zero Waste 

Beberapa manfaat mengimplementasikan zero waste adalah sebagai berikut:

  1. Menghemat pengeluaran: Dengan mulai menerapkan, kita dapat mengurangi frekuensi berbelanja. Sehingga langkah ini dapat membantu menghemat pengeluaran.
  2. Mendukung upaya mengatasi pemanasan global: Menerapkan gaya hidup ramah lingkungan ini, kita dapat turut berkontribusi untuk mengurangi dampak pemanasan global. 
  3. Meningkatkan kreativitas: Prinsip reuse dan recycle dalam zero waste membantu untuk mengasah keterampilan dalam mengelola sampah anorganik menjadi barang yang lebih bermanfaat. Tentu hal ini dapat meningkatkan kreativitas yang baik. 
  4. Memiliki kemampuan perencanaan yang baik: Zero waste tidak terlepas dari kegiatan analisis, planning, dan manajerial. Kemampuan ini membuat kita lebih teliti dalam menyesuaikan budget dan membeli suatu barang. 
  5. Fokus pada produk yang lebih tahan lama: Implementasinya juga memungkinkan kita lebih picky dalam membeli suatu barang, karena dalam berbelanja kita cenderung akan memilih barang yang awet dan tahan lama juga eco-friendly baik dalam urusan pakaian maupun rumah tangga.

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.