Manifest elektronik atau yang disebut festronik merupakan sistem pemantauan pengelolaan limbah B3 yang dibuat oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sebelum bertransformasi menjadi sistem digital, dokumen ini disebut manifest. Berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No.2 Tahun 1995 terkait manifest limbah B3. Keputusan ini mengacu kepada Peraturan Pemerintah nomor 12 tahun 1995 tentang pertimbangan keberadaan limbah B3 yang dapat mempengaruhi lingkungan dan manusia. Baca Juga: Mengenal Festronik Limbah B3

Festronik – PT Wastec International

Apa yang Dimaksud Festronik? 

Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, pada tahun 2016 dimulai uji coba sistem manifest elektronik atau yang disebut festronik. Sistem ini berbasis website yang dapat langsung diakses melalui link festronik. Secara umum, isi dari festronik dan manifest tidak jauh berbeda, hanya metode nya yang kini berubah secara online dan tidak manual tertulis lagi. 

Keuntungan Festronik 

  1. Memudahkan Proses Administrasi 

Memudahkan proses administrasi dan pelaporan. kita tidak perlu lagi menulis manual. Hal ini dapat mengurangi kesalahan akibat tulisan yang kurang jelas, tinta yang memudar, atau kertas yang terselip.  Selain itu, datanya dapat dipantau secara bersama-sama, sehingga dapat langsung melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak terkait. 

  1. Lebih Hemat dan Ramah Lingkungan 

Kehadiran festronik tentu dapat jauh mengurangi penggunaan kertas dan timbulan sampah yang dihasilkan. Langkah ini juga lebih ramah lingkungan dan lebih hemat. Selain itu juga dapat mengurangi adanya tumpukkan kertas manifest yang diarsipkan di ruangan.

  1. Mengurangi Biaya 

Selain menghemat ruang arsip, sistem ini juga dapat mengurangi biaya yang keluar. Karena pada manifest manual, terdapat label QR code yang harganya cukup mahal. Selain itu, QR code ini sering disalahgunakan. 

  1. Memudahkan Pemantauan 

Memudahkan kegiatan pemantauan, karena semua pihak terkait dapat memantau prosesnya. Mulai dari proses pengajuan, pengiriman atau pengangkutan, pengecekan data, pengawasan, sampai dengan tahap pelaporan. 

  1. Mempersingkat Laporan kepada Regulator 

Festronik diawasi langsung mulai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sampai dengan Dinas Lingkungan Hidup masing-masing Kota/Kabupaten. Selain itu, juga terintegrasi dengan aplikasi SIRAJA yang merupakan sistem untuk pelaporan produksi limbah B3. 

Baca Juga: Mengoptimalkan Transportasi Limbah

Solusi Pengelolaan Limbah B3 bersama PT Wastec International

Festronik menjadi kewajiban dalam kegiatan pengelolaan Limbah B3. Karena sistem ini yang akan memonitor dan menyimpan data pengelolaan limbah B3 baik dari penghasil, pengangkut, maupun pengolah. PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dan berkompeten dalam menyediakan layanan jasa pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. 

Dengan komitmen untuk terus mengembangkan strategi dan berinovasi, PT Wastec International terus berupaya mengembangkan metode pengelolaan limbah B3 yang efisien dan efektif. Bersama PT Wastec International, mari kita membangun dan menjalankan bisnis yang aman dan ramah lingkungan.

Sampah kertas menjadi salah satu jenis yang paling umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Banyak yang mungkin tidak menyadari betapa berbahayanya dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Baca Juga: Limbah Keras Anorganik dan Pemanfaatannya

Sampah Kertas di Indonesia 

Kertas memang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan sehari-hari, beberapa sektor seperti pendidikan (sekolah) dan perkantoran menghasilkan banyak sampah kertas. Berdasarkan data dari Kementerin Lingkungan Hidup (KLHK) pada tahun 2023, jumlah timbulan sampah kertas sebesar 11%. Banyak yang berakhir ke tempat pembuangan akhir tanpa adanya pengolahan. Sampah kertas memang tidak termasuk limbah B3, namun jika terkontaminasi dengan sampah lain di TPA ternyata dapat menyebabkan masalah lingkungan. 

Sampah Kertas
Sampah Kertas – PT Wastec International

Bagaimana Dampak Sampah Kertas? 

Penguraian kertas umumnya memakan waktu 3-6 bulan, bergantung pada kondisi tanah. Sebenarnya kertas dapat terurai dengan tanah, namun prosesnya harus diawali dengan tahap pemilahan. Masih banyak yang belum aware dengan pengelolaan sampah kertas. Pasalnya, banyak sampah ini yang berakhir di TPA tanpa pengolahan dan menjadi salah satu penyebab cepatnya perubahan iklim. Karena jika tercampur dengan sampah lain yang bersifat anorganik, akan mengalami pembusukan tanpa oksigen atau anaerob yang kemudian akan menghasilkan gas metana. 

Seperti yang sudah kita ketahui kalau gas metana menjadi sala satu faktor yang mempercepat perubahan iklim, karena memiliki kekuatan menangkap panas di atmosfer 25 kali lipat lebih kuat dibandingkan karbondioksida. 

Selain itu, produksi kertas juga membutuhkan banyak air. Untuk menghasilkan satu lembar kertas A4 membutuhkan sekitar 10 liter air. Dapat dibayangkan jika hampir 30-40% sampah di perkotaan dan 50% merupakan sampah kertas. Kira-kira berapa banyak liter air yang telah digunakan untuk membuat kertas yang berakhir di TPA tersebut? Baca Juga: Stop Membakar Sampah! Ketahui Bahayanya untuk Kesehatan

Tips Pengurangan

Konsep 3R dapat membantu meminalisir sampah kertas. Sebelum melakukan langkah 3R tersebut, ada baiknya melakukan pengecekan kembali terhadap dokumen yang akan dicetak. Untuk memastikan dokumen sudah benar dan tidak ada kesalahan penulisan. Langkah pertama dan paling sederhana ini dapat membantu meminilasir timbulannya. 

  1. Reduce 

Mengurangi penggunaan kertas dengan menerapkan gaya hidup “paperless”. Seiring perkembangan teknologi, digitalisasi juga memudahkan administrasi maupun penyimpanan secara online.

  1. Reuse 

Selanjutnya dengan menerapkan prinsip reuse atau menggunakan kembali. Cara ini juga efektif untuk mengurangi dan meminimalisir penggunaan kertas yang berlebihan. 

  1. Recycle 

Terakhir adalah dengan memilah sampah organik dan anorganik, agar sampah ini tidak terkontaminasi dengan jenis yang lainnya. Selain itu juga dapat memudahkan proses daur ulang sehingga kertasnya dapat digunakan kembali menjadi barang yang bermanfaat. 

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Pengertian

Asam sulfat atau secara kimia dikenal dengan rumus H2SO4 merupakan cairan tidak berwarna dan agak kental dengan bau yang sangat korosif serta dapat larut di dalam air. Jika senyawa ini larut di dalam air akan melepaskan energi panas dan menimbulkan ledakan. Senyawa ini dihasilkan melalui proses oksidasi sulfur dioksida (SO2) yang sering kali dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara dalam industri. Baca Juga: Amonium Hidroksida Bekas Termasuk Limbah B3

asam sulfat
Asam Sulfat – PT Wastec International

Sifat Asam Sulfat

Sifat dari H2SO4 ini diataranya:

  1. Tidak berbau dan tidak berwarna
  2. Asam non volatil atau sulit menguap
  3. Korosif: dapat menyebabkan kerusakan serius pada kulit dan jaringan jika terpapar secara berlebihan
  4. Reaktif: agen oksidator kuat dan bereaksi dengan banyak senyawa organik dan anorganik
  5. Dehidrat: dehidrator yang kuat, artinya mampu menarik air dari zat-zat lain, sehingga digunakan dalam banyak reaksi kimia
  6. Kegiatan Ions: Dalam larutan, senyawa ini terdisosiasi menjadi ion hidrogen (H+) dan ion sulfat (SO42-), sehingga larutannya bersifat asam

Aplikasi dan Kegunaan Asam Sulfat di Bidang Industri

Senyawa ini dapat ditemukan dalam bidang industri dengan kegunaan sebagai berikut:

  1. Industri Kimia: bahan baku penting dalam pembuatan berbagai senyawa kimia, seperti pupuk fosfat, deterjen, dan pewarna
  2. Industri Logam: digunakan dalam proses pemurnian logam, seperti tembaga dan seng. Proses ini dikenal sebagai leaching, di mana H2SO4 membantu melarutkan logam dari bijihnya
  3. Industri Baterai: pembuatan baterai asam timbal, yang sering digunakan dalam sistem penyimpanan daya
  4. Industri Pembersihan dan Pelarutan: Karena sifat korosifnya, H2SO4 sering digunakan dalam proses pembersihan dan pelarutan, termasuk dalam industri otomotif dan pembersihan industri
  5. Industri Minyak Bumi: proses penyulingan minyak bumi

Baca Juga: Pernis dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Bahaya

Asam sulfat dapat berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, yaitu:

  1. Mencemari badan air dan udara
  2. Asam sulfat yang terlepas ke atmosfer dapat menyebabkan korosi pada bangunan dan infrakstruktur
  3. Manusia yang terpapar senyawa ini secara berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan kulit, serta masalah pernapasan kronis pada jangka Panjang

Kelola Limbah B3 Asam Sulfat Bekas Bersama Wastec International

Asam sulfat yang sudah tidak digunakan dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dengan kode limbah A109c.

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Definisi Amonium Hidroksida

Amonium Hidroksida atau larutan amonia merupakan larutan yang mudah terlarut di dalam air dan mempunyai rumus kimia NH4OH. Secara kimia, amonium hidroksida adalah larutan air dari amonia gas. Ketika amonia terlarut dalam air, terjadi reaksi dengan air untuk membentuk ion hidroksida (OH⁻) dan ion amonium (NH₄⁺). Baca Juga: Polimer Termasuk Limbah B3

Amonium Hidroksida – PT Wastec International

Sifat

Beberapa sifat utama dari senyawa kimia ini adalah sebagai berikut:

  1. Cairan tidak berwarna dan memiliki bau yang sangat menyengat
  2. Larutan basa yang cukup kuat dan dapat menghasilkan ion hidroksida dalam larutan, sehingga meningkatkan pH larutan tersebut
  3. Senyawa ini larut dengan baik dalam air, membentuk larutan yang homogen
  4. Bersifat korosif dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan jika terpapar dalam jumlah besar

Penggunaan Amonium Hidroksida

NH4OH diaplikasikan pada berbagai bidang, diantaranya:

  1. Industri Pembersihan digunakan dalam produk pembersih rumah tangga dan komersial sebagai zat pembersih
  2. Industri Kertas dalam produksi kertas untuk memperoleh kualitas yang diinginkan
  3. Industri Farmasi sebagai bahan baku dalam pembuatan obat-obatan
  4. Laboratorium kimia sebagai reagen atau zat pengatur pH dalam berbagai percobaan dan analisis kimia
  5. Pengolahan Logam sebagai pembersih atau pelarut

Bahaya

Amonium Hidroksida menimbulkan bahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia, antara lain:

Bagi Lingkungan

  1. Pencemaran Air: Senyawa ini dapat meningkatkan pH air, menyebabkan perubahan ekologi yang signifikan dan mengganggu kehidupan akuatik
  2. Pengaruh Terhadap Organisme Hidup: Merusak organisme hidup seperti ikan, tanaman air, dan organisme akuatik lainnya
  3. Pencemaran Tanah: Mengganggu kesuburan tanah dan merusak ekosistem tanah

Bagi Kesehatan Manusia

  1. Iritasi Kulit dan Mata: Pajanan yang berkepanjangan atau dalam jumlah besar dapat menyebabkan luka bakar kimia serius
  2. Masalah Pernapasan: Inhalasi uap NH4OH dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, batuk, sesak napas, dan bahkan kerusakan paru-paru jika terhirup dalam jumlah besar atau dalam jangka waktu yang lama
  3. Kerusakan pada Organ Dalam: Seperti kerusakan hati, ginjal, dan sistem pernapasan

Kelola Limbah B3 Amonium Hidroksida Bersama Wastec International

Amonium Hidroksida yang sudah tidak digunakan dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dengan kode limbah A101c. Baca Juga: Resin Penukar Ion dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Definisi Esterifikasi

Esterifikasi adalah salah satu reaksi kimia yang penting dalam sintesis organik. Esterifikasi adalah reaksi kimia di mana suatu ester dibentuk dari reaksi antara asam karboksilat (atau turunannya) dengan alkohol.  Proses ini melibatkan pembentukan ester dari reaksi antara asam dan alkohol. Proses ini biasanya membutuhkan katalis asam atau basa, tergantung pada jenis ester yang diinginkan dan kondisi reaksi yang diinginkan. Baca Juga: Pelarut Bekas Termasuk Limbah B3

Esterifikasi – PT Wastec International

Jenis

1. Asam Karboksilat dengan Alkohol

Ini adalah jenis esterifikasi paling umum, di mana asam karboksilat bereaksi dengan alkohol untuk membentuk ester dan air. Contoh umum reaksi ini adalah pembentukan etil asetat dari asam asetat dan etanol.

2. Transesterifikasi

Jenis ini melibatkan reaksi antara dua ester dengan alkohol atau antara dua alkohol dengan ester. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah produksi biodiesel, di mana transesterifikasi dilakukan antara minyak nabati (yang mengandung ester) dan metanol untuk menghasilkan metil ester dari asam lemak.

3. Fosfat

Ini adalah jenis esterifikasi di mana fosfat menggantikan gugus hidroksil pada alkohol, menghasilkan senyawa organofosfat yang penting dalam biokimia dan sintesis senyawa organik kompleks.

4. Sulfat

Serupa dengan esterifikasi fosfat, esterifikasi sulfat melibatkan substitusi gugus hidroksil dengan gugus sulfat, menghasilkan senyawa organosulfat.

Limbah yang Dihasilkan dari Esterifikasi

Meskipun esterifikasi adalah reaksi yang berguna dalam sintesis organik, proses ini juga dapat menghasilkan limbah yang dapat menjadi masalah lingkungan. Limbah dari proses ini dapat bervariasi tergantung pada jenis asam dan alkohol yang digunakan serta kondisi reaksi. Baca Juga: Polimer Termasuk Limbah B3

Diantara limbah yang dihasilkan adalah:

1. Air

Menghasilkan air sebagai produk sampingan. Meskipun secara umum tidak berbahaya, penanganan air limbah tetap diperlukan untuk mencegah pencemaran lingkungan.

2. Asam

Jika asam berlebihan digunakan dalam reaksi, asam yang tidak bereaksi dapat menjadi limbah. Asam yang tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah.

3. Alkohol

Alkohol yang tidak bereaksi juga dapat menjadi limbah dalam proses ini. Pencemaran udara dapat terjadi jika alkohol menguap ke atmosfer.

4. Limbah Organik

Selain produk utama ester, reaksi dari proses ini juga dapat menghasilkan berbagai produk sampingan organik yang tidak diinginkan. Beberapa dari mereka bisa beracun atau berbahaya bagi lingkungan.

5. Limbah Bahan Kimia

Penggunaan katalis dalam reaksi ini dapat menghasilkan limbah bahan kimia yang perlu dikelola dengan hati-hati. Misalnya, penggunaan asam sulfat sebagai katalis dalam esterifikasi dapat menghasilkan limbah berbahaya berupa larutan asam sulfat yang perlu ditangani sesuai peraturan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Penanganan Limbah dalam Esterifikasi

Untuk mengurangi dampak lingkungan dari limbah yang dihasilkan dalam proses esterifikasi, sangat penting untuk menerapkan praktik-praktik manajemen limbah yang baik. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelola limbah dalam esterifikasi adalah:

  1. Pemilihan Katalis yang Tepat

Memilih katalis yang tepat dapat membantu mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dalam proses esterifikasi. Katalis yang dapat digunakan kembali atau katalis yang menghasilkan limbah yang lebih sedikit harus dipilih jika memungkinkan.

  1. Penggunaan Teknologi yang Ramah Lingkungan

Penggunaan teknologi yang lebih maju dan ramah lingkungan dapat membantu mengurangi limbah dalam esterifikasi. Misalnya, penggunaan katalis terpilih secara khusus atau penggunaan reaktor yang efisien dapat membantu mengurangi limbah.

  1. Pengolahan Limbah yang Bertanggung Jawab

Pengolahan limbah dari segala kegiatan esterifikasi dengan bertanggung jawab, mengingat kegiatan ini juga menggunakan bahan-bahan kimia yang termasuk ke dalam B3. 

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama PT Wastec International 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

PT Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Apa Itu Industri Pulp atau Kertas?

Pulp atau kertas merupakan salah satu industri terpenting yang banyak mendatangkan devisa bagi negara. Didorong dengan tingginya industri percetakan, kertas masih menjadi kebutuhan utama dari berbagai sektor. Baca Juga: Industri Petrokimia dan Pengelolaan Limbah B3

Industri pulp atau kertas merupakan industri yang mengolah kayu menjadi:

  1. Kertas
  2. Tisu
  3. Karton
  4. Pulp (bubur kayu)
  5. Papan
  6. Bahan lain yang mengandung selulosa 
Industri Pulp
Industri Pulp – PT Wastec International

Jenis Limbah

Dalam menjalani proses pada industri pulp ini tidak lepas dari bahan kimia, oleh sebab itu limbah yang dihasilkan dari produksinya pun dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Baca Juga: Industri Konstruksi: Pengertian dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Limbah yang dihasilkan pun beragam, di antaranya:

Limbah Padat

Karakteristik limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi industri pulp atau kertas diantaranya;

  1. Abu hasil pembakaran (fly ash dan bottom ash) 
  2. Kemasan bekas bahan kimia (B3) 
  3. Bahan baku serat atau serbuk kayu yang tidak terpakai 
  4. Proses produksi seperti aki bekas, filter bekas, refrigerant bekas, atau pun kain majun 

Limbah Cair

Karakteristik limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi industri ini diantaranya:

  1. Bahan kimia dari proses produksi seperti sulfida, klorin, dan hydrogen peroksida 
  2. Bahan kimia dari proses pencucian seperti selulosa, hemiselulosa, dan lignin

Limbah Lumpur (Sludge)

Karakteristik limbah sludge yang dihasilkan dari proses produksi industri ini antara lain:

  1. Sludge dari instalasi pengolahan air limbah (sludge IPAL) yaitu lumpur primer dan sekunder
  2. Sludge dari proses produksi seperti kapur, dreg, serat, plastik, dan tinta 

Pengelolaan Limbah B3 Industri Pulp dan Kertas 

Limbah industri pulp dan kertas harus dikelola dengan benar dan tepat, mengingat kegiatan ini juga menghasilkan limbah B3 yang jika tidak dikelola dengan tepat, dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia. Baik itu limbah padat, cair, maupun sludge yang dapat mencemari mulai dari tanah, udara, hingga air. 

Dengan pengelolaan limbah yang tepat, dapat membantu mengurangi potensi pencemaran. Selain itu, proses bisnis pun dapat berjalan dengan lebih baik dan bertanggung jawab. 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

PT Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Pengertian

Slag atau terak merupakan salah satu jenis limbah industri dalam proses produksi logam, khususnya pemisahan mineral dan logam yang tidak diinginkan dari bijih. Umumnya, proses dari pembentukan melibatkan pemanasan bijih logam bersama dengan bahan tambahan lain seperti batu kapur dalam tungku peleburan.

Kemudian, logam yang diinginkan dilepaskan, sedangkan komponen lain bereaksi membentuk terak pada permukaan cairan baja dan memiliki bentuk butiran halus sampai dengan balok keras yang keras dan mengandung logam berat yang tinggi. Baca Juga: Pelarut Bekas Termasuk Limbah B3

Slag – PT Wastec International

Jenis

Terak memiliki beberapa komposisi dan sifat tergantung pada jenis logam yang diproduksi. Baca Juga: Polimer Termasuk Limbah B3\

Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:

  1. Steel Slag: berasal dari proses pembuatan baja 
  2. Copper Slag: berasal atau bersumber dari proses bijih tembaga 
  3. Blast Furnance Slag (BFS): dihasilkan dari pembuatan besi dalam tungku peleburan (blast furnace) 
  4. Nickel Slag: berasal dari industri pengolahan nikel dan mengandung berbagai logam diantaranya termasuk nikel dan besi 
  5. Lead Slag: terbentuk selama proses ekstraksi logam timbal dan seng kemudian mengandung senyawa beracun seperti timbal oksida dan zinc oxide 
  6. Ferrochrome: terbentuk selama proses produksi ferrokrom. 
  7. Zinc: dihasilkan dari proses produksi logam seng. 

Industri yang Menghasilkan Slag 

Beberapa industri tersebut diantaranya:

  1. Aluminium 
  2. Tembaga 
  3. Semen
  4. Besi dan baja 
  5. Pembakaran batu bara 

Bahaya yang Harus Diperhatikan 

Bahaya yang perlu diperhatikan agar tidak mencemari lingkungan dan kesehatan manusia diantaranya:

  1. Kontaminasi tanah dan air karena mengandung logam berat 
  2. Pencemaran udara yang bersumber dari emisi dan debu proses produksi
  3. Efek terhadap kesehatan organ tubuh manusia seperti hati, ginjal, atau sistem saraf lainnya 
  4. Reaktivitas kimia dapat berpotensi meles senyawa atau gas beracun yang dapat membahayakan lingkungan 

Pengelolaan Limbah B3 Slag 

Limbah ini termasuk ke dalam kategori limbah B3. Salah satu kode dari limbah ini yaitu B313-2 yang dihasilkan dari proses produksi primer dan atau sekunder. Untuk itu perlu penanganan dan pengelolaan khusus agar tidak membahayakan dan mencemari lingkungan. PT Wastec International memiliki layanan untuk mengelola limbah B3 mulai dari pengangkutan, pengumpulan, hingga pengolahan. Yuk mulai kelola Limbah B3 perusahaan Anda bersama kami!

Pengertian 

Polimer merupakan molekul panjang yang mengandung rantai atom yang dihubungkan oleh ikatan kovalen yang terbentuk selama polimerisasi. Biasanya dikenal sebagai bahan non-konduktor atau isolator. Baca Juga: Mengenal Limbah Kimia

Polimer – PT Wastec International

Jenis Polimer 

Polimer memiliki berbagai jenis tersendiri, berikut ini adalah jenis-jenisnya. Baca Juga: Industri Petrokimia dan Pengelolaan Limbah B3

Berdasarkan Asal

  1. Alam: Ditemukan di alam dan berasal dari organisme hidup
  2. Sintetis atau buatan: Tidak ada di alam dan harus dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia telah melakukan penelitian terhadap struktur molekul alami untuk mengembangkan jenis sintetis ini

Berdasarkan Sifat terhadap Panas

  1. Termoplastik: lunak jika dipanaskan dan dapat berubah bentuk. 
  2. Termosetting: tetap keras dan tidak lunak jika terkena panas dan hanya dapat dipanaskan satu kali, yaitu pada saat pembuatannya. 

Berdasarkan Pembentukan

  1. Adisi merupakan reaksi polimerisasi dari monomer dengan ikatan rangkap (ikatan tidak jenuh).  
  2. Kondensasi merupakan gabungan dari gugus fungsi antara dua monomer. Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi yang membentuk polimer dari monomer dengan dua gugus fungsi 

Berdasarkan Monomer 

  1. Homopolimer: terdiri dari monomer yang sama atau serupa. Misalnya polivinil klorida atau adisi yang mengandung monomer yang sama, yaitu vinil klorida
  2. Kopolimer atau heteropolimer adalah polimer yang monomernya berbeda.

Berdasarkan Susunan Rantai 

  1. Linear: tersusun secara berulang-ulang, saling berikatan, dan membentuk rantai polimer yang panjang. 
  2. Bercabang: memiliki cabang dengan panjang yang berbeda pada rantai utama. Karena adanya cabang di rantai utama, jenis ini memiliki titik leleh, kekuatan tarik, dan kepadatan yang rendah
  3. Tiga Dimensi: linier yang dihubungkan bersama untuk membentuk jaringan tiga dimensi. 

Contoh Polimer 

Beberapa contohnya adalah sebagai berikut: 

  1. Serat Sintetis 
  2. Karet Sintetis 
  3. Orlon 
  4. PVC (Polivinil Klorida) 
  5. Polietena 
  6. Polipropena 
  7. Teflon 
  8. Bakelit 
  9. Polimetil Metakrilat 

Polimer Termasuk ke Dalam Limbah B3 

Polimer termasuk limbah B3 diantaranya adalah: 

  1. Monomer atau oligomer yang tidak bereaksi dengan kode limbah A305-1 
  2. Residu produksi atau reduksi pemurnian, polimer absorben, fraksinasi dengan kode limbah A305-2 
  3. Residu dari proses destilasi dnegan kode limbah A305-3 
  4. Alkali selulosa dengan kode limbah A305-5 
  5. Sisa dan bekas stabiliser dengan kode limbah B305-2 
  6. Fire retardant misalnya Sb dan senyawa bromine organik dengan kode limbah B305-3 
  7. Sludge IPAL dengan kode limbah B305-5 

Solusi Pengelolaan Limbah bersama PT Wastec International 

PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dan berkompeten dalam menyediakan layanan jasa pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Dengan komitmen untuk terus mengembangkan strategi dan berinovasi, PT Wastec International terus berupaya mengembangkan metode pengelolaan limbah B3 yang efisien dan efektif. Bersama PT Wastec International, mari kita membangun dan menjalankan bisnis yang aman dan ramah lingkungan.

Pengertian

Pelarut merupakan senyawa atau zat kimia yang memiliki kemampuan untuk melarutkan atau mencampurkan bahan lain tanpa mengubah sifat kimia dari bahan tersebut. Dalam industri umumnya digunakan untuk membantu proses kimia, seperti pelarutan zat, ekstraksi, atau pencampuran bahan-bahan yang sulit dilarutkan. Baca Juga: Larutan Asam: Pengertian dan Fungsinya

Pelarut – PT Wastec International

Klasifikasi Pelarut 

Organik

Pelarut yang umumnya mengandung atom karbon dalam molekulnya. Zat terlarut umumnya didasarkan pada kemampuan koordinasi dan konstanta dielektriknya. Jenis organik ini dapat bersifat polar dan non-polar tergantung pada gugus kepolaran yang dimiliki. Proses kelarutan organik umumnya berjalan dengan lambat sehingga perlu energi yang didapat dengan cara pemanasan untuk mengoptimumkan kondisi kelarutan. 

Anorganik

Pelarut selain air yang tidak memiliki komponen organik di dalamnya. Zat terlarut dihubungkan dengan konsep sistem yang mampu mengautoionisasi. Umumnya jenis anorganik bersifat polar, sehingga tidak larut dalam pelarut organik dan non-polar. 

Fungsi Pelarut dalam Proses Industri

  1. Media Reaksi: Sering digunakan sebagai media reaksi dalam sintesis kimia. Hal ini membantu memfasilitasi reaksi kimia antara berbagai bahan, sehingga memungkinkan pembentukan senyawa yang diinginkan.
  2. Ekstraksi: Dalam industri farmasi dan ekstraksi minyak digunakan untuk mengekstrak senyawa-senyawa aktif dari bahan baku. Proses ekstraksi ini memanfaatkan daya larut untuk memisahkan komponen yang diinginkan.
  3. Pelarut Cat dan Tinta: Dalam industri cat dan tinta, zat ini memberikan konsistensi dan kelarutan yang diperlukan untuk mencampur pigmen dan bahan tambahan lainnya. Setelah aplikasi, akan terijadi penguapan, meninggalkan lapisan cat atau tinta pada permukaan.
  4. Pembersihan dan Pelarut Asam-Basa: Sebagai agen pembersih dapat digunakan untuk menghilangkan kotoran dan kontaminan dari permukaan bahan. Selain itu, zat ini juga dapat berfungsi sebagai pelarut dalam proses penyesuaian pH atau reaksi asam-basa tertentu.

Pelarut Bekas Termasuk Limbah B3 

Berdasarkan pada PP 22 Tahun 2021, limbah B3 didefinisikan sebagai zat, energi, dan atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan. Pelarut bekas termasuk ke dalam limbah B3 yang harus dikelola dengan tepat dan tidak boleh dibuang sembarangan karena dapat membahayakan lingkungan. Baca Juga: Resin Penukar Ion dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat. 

Pengertian

Industri petrokimia merupakan industri yang mengubah bahan baku minyak bumi dan gas alam menjadi produk kimia yang digunakan dalam aktivitas manusia. Proses transformasi dimulai dengan pemisahan komponen-komponen utama melalui proses destilasi, fraksinasi, dan konversi kimia. Hasil dari proses ini adalah senyawa kimia dasar seperti etilena, propilena, dan butadiena, yang menjadi dasar untuk produksi berbagai produk petrokimia. Baca Juga: Industri Konstruksi: Pengertian dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Industri Petrokimia – PT Wastec International

Bahan Dasar Petrokimia

3 (tiga) bahan utama yang digunakan dalam industri petrokimia antara lain:

  1. Olefin: Bahan dasar utama dan berjenis hidrokarbon alifatik
  2. Aromatika: Benzene, toluena dan xilena
  3. Gas sintetis: Pencampuran antara karbon monoksida dan hydrogen

Industri petrokimia dibagi menjadi bagian hulu dan hilir, di mana bagian hulu mengolah bahan dasar menjadi produk setengah jadi atau produk antara, sedangkan bagian hilir mengolah produk antara untuk dijadikan produk siap pakai. Baca Juga: Contoh Limbah B3 yang Dihasilkan Industri

Produk Utama

Beberapa produk utama dari industri petrokimia adalah sebagai berikut:

  1. Etilena sebagai bahan dasar produksi plastik
  2. Amonia dan urea yang dihasilkan dari gas alam untuk pembuatan pupuk
  3. Bahan kimia dasar yaitu etilena dan propilena
  4. Aspal
  5. Lilin
  6. Dan lain sebagainya

Industri Petrokimia Menghasilkan Limbah B3

Berbagai proses yang terjadi di dalam industri petrokimia melibatkan bahan kimia di dalamnya, sehingga terdapat limbah yang dihasilkan tersebut dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Beberapa limbah tersebut diantaranya:

  1. Kode limbah A306-1: Sludge dari proses produksi dan fasilitas penyimpanan minyak bumi atau gas alam
  2. Kode limbah A306-2: Resudu akhir (tar)
  3. Kode limbah A306-3: Residu proses produksi atau reaksi
  4. Kode limbah B306-2: Absorban misalnya karbon aktif bekas selain limbah karbon aktif dengan kode limbah A110d
  5. Kode limbah B306-4: Sludge IPAL

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.