Apa Itu Zat Warna Pigmen?

Zat warna pigmen memberikan warna dengan cara menyerap dan memantulkan cahaya pada permukaan material serta menyeleksi panjang gelombang sehingga menampilkan warna tertentu. Zat ini memiliki manfaat untuk memberikan warna pada sebuah media, memberi daya tutup serta mencegah korosi atau proses oksidasi. Baca Juga: Tinta dan Toner Cartridge Bekas Termasuk B3

Zat Warna Pigmen – PT Wastec International

Zat warna pigmen memiliki sifat sebagai berikut:

  1. Memberikan warna dengan intensitas tertentu, tergantung pada konsentrasinya
  2. Stabil terhadap suhu, cahaya dan reaksi kimia untuk menjaga warna yang konsisten
  3. Kemampuan pigmen untuk menutupi permukaan di bawahnya
  4. Sebagian pigmen larut dalam pelarut tertentu, sementara yang lain tidak larut dan digunakan dalam bentuk partikel padat

Jenis

Jenis zat warna pigmen berdasarkan bahan pembuatnya antara lain:

Organik

Sifat pigmen organik yang paling umum yaitu memiliki warna yang kaya dan cerah serta ketahanan panas yang kurang memadai dibandingkan dengan jenis pigmen anorganik

Anorganik

Terbuat dari mineral dan garam logam serta memiliki tingkat ketahanan yang sangat tinggi terhadap sinar UV. Baca Juga: Apa Saja Jenis Limbah Industri Pulp?

Aplikasi Zat Warna Pigmen Pada Industri

Beberapa industri yang mengaplikasikan zat ini diantaranya:

  1. Industri Cat dan Tinta: Memberikan warna pada cat tembok, cat mobil, tinta cetak dan tinta tato
  2. Industri Plastik: Warna pada plastik yang digunakan dalam berbagai produk
  3. Industri Tekstil: Dalam proses pencelupan tekstil untuk menghasilkan warna pada kain
  4. Industri Kosmetik: Warna pada lipstik, eyeshadow dan produk kosmetik lainnya
  5. Industri Makanan: Sebagai pewarna makanan untuk memberikan warna pada makanan dan minuman

Zat Pewarna Pigmen Menghasilkan Limbah B3

Pada prosesnya, terdapat dampak lingkungan yang dihasilkan secara signifikan, seperti limbah dari industri pigmen mencemari air. Selain itu, proses produksinya menghasilkan emisi yang mengganggu kualitas udara. Pigmen ini juga mengandung zat kimia berbahaya sehingga menghasilkan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) dengan kode limbah:

  1. A335-1: Sludge proses produksi dan fasilitas penyimpanan
  2. A335-2: Residu produsi atau reaksi
  3. A335-3: Bahan atau produk yang tidak memenuhi spesifikasi teknis
  4. B335-1: Absorban dan filter bekas
  5. B335-2: Sludge IPAL

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Perkembangan

Asam fosfat pertama kali diproduksi tahun 1870 yang banyak digunakan untuk sumber bahan baku pupuk superfosfat. Kehadiran senyawa ini menjadi perantara sentral penting dalam industri pupuk modern. Asam fosfat merupakan asam mineral (anorganik) yang berupa cairan dengan rumus kimia H3PO4. Baca Juga: Evaporasi dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Asam Fosfat – PT Wastec International

Berikut beberapa proses pembuatannya:

  1. Proses Basah

Tahun 1915, perusahaan Dorr Company mengaplikasikan H3PO4 dengan proses basah. Perusahaan tersebut dapat me-recycle sisa asam yang tersaring dan dikembalikan ke reactor. Selanjutnya metode ini dipatenkan oleh Kunstdunger Patent Verwertungs A.G. pada tahun 1920.

  1. Proses Elektrik Furnace 

Proses pembuatannya dengan elektrik furnace dilakukan secara modern. Pelopor dari pembuatan ini adalah J. B. Readman dan Albright and Wilson diproduksi pertama kali pada tahun 1893 dengan kapasitas 180 ton/tahun. 

Baca juga: Asam Sulfat: Penjelasan dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Kegunaan dan Sifat

Senyawa kimia ini memiliki beberapa kegunaan dan fungsi, diantaranya sebagai berikut:

  1. Inhibitor karat 
  2. Aditif makanan
  3. Ethcant gigi dan ortopedik
  4. Elektrolit 
  5. Bahan baku pupuk
  6. Komponen produk pembersih rumah 

Selain itu memiliki beberapa sifat seperti:

  1. Tidak berwarna
  2. Tidak berbau
  3. Tidak mudah menguap 

Industri yang Menggunakan Asam Fosfat

Asam jenis ini digunakan dalam beberapa industri, seperti:

  1. Industri pupuk
  2. Industri insektisida
  3. Industri makanan
  4. Industri kimia deterjen
  5. Industri tekstil 

Mengelola Asam Fosfat Bekas Sebagai Limbah B3 

Senyawa kimia yang digunakan dan dihasilkan dari proses produksi tentunya tidak boleh dibuang sembarangan. Karena senyawa-senyawa kimia tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia maupun menjadi pemicu pencemaran lingkungan. Asam fosfat merupakan termasuk limbah B3 dengan kode limbah A106c. 

Namun tidak perlu khawatir, PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dan berkompeten dalam menyediakan layanan jasa pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. 

Dengan komitmen untuk terus mengembangkan strategi dan berinovasi, PT Wastec International terus berupaya mengembangkan metode pengelolaan limbah B3 yang efisien dan efektif. Bersama PT Wastec International, mari kita membangun dan menjalankan bisnis yang aman dan ramah lingkungan.

Kemasan drum limbah B3 memiliki peranan penting dalam industri dan pengelolaan limbah. Drum limbah B3 ini harus dirancang, diproduksi, dan digunakan dengan tepat dengan standar keamanan yang telah ditentukan. Baca Juga: Kemasan Farmasi dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Kemasan Drum Limbah B3 – PT Wastec International

Mengapa Kemasan Drum Limbah B3 Penting?

Kemasan drum limbah B3 berfungsi sebagai pengemas yang mengisolasi, melindungi, dan mengelola limbah B3 dengan aman. Baca Juga: Persyaratan dan Prinsip Kemasan Limbah B3

  1. Keamanan Lingkungan: Limbah B3 dapat membahayakan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar. Kemasan drum yang tepat dapat mencegah tumpahan dan kontaminasi lingkungan.
  2. Keselamatan Pekerja: Kemasan drum yang kuat dan aman membantu melindungi pekerja yang terlibat dalam penanganan dan pengangkutan limbah B3.
  3. Kepatuhan Regulasi: Kemasan drum yang sesuai memastikan bahwa kemasan drum telah sesuai dengan regulasi atau undang-undang yang telah ditentukan. 

Apa Saja Jenis Kemasan Limbah B3?

Berdasarkan Ukuran 

  1. Drum Besar: Drum berukuran besar memiliki kapasitas sebesar 200 liter, sehingga kemampuan menampung nya pun juga cukup besar. Salah satu jenis limbah yang dapat disimpan pada kemasan ini adalah limbah oli bekas. 
  2. Drum Kecil: Sementara drum berukuran kecil memiliki kapasitas 20-60 liter yang ideal dan umumnya digunakan untuk menyimpan limbah B3 dengan kuantitas yang lebih sedikit. 

Berdasarkan Jenis 

  1. Drum Logam: Drum logam terbuat dari baja atau logam lainnya dan biasanya memiliki daya tahan yang tinggi terhadap tekanan dan korosi.
  2. Drum Plastik: Drum plastik biasanya terbuat dari HDPE (High-Density Polyethylene) atau bahan plastik lainnya yang kuat dan tahan terhadap zat-zat kimia berbahaya. 

Mengelola Kemasan Limbah B3 dan Bekas B3 dengan Aman dan Bertanggung Jawab 

Kemasan limbah B3 digunakan untuk pengemasan sebelum limbah B3 dikelola lebih lanjut. Jenis limbah B3 yang umumnya dimasukkan ke dalam wadah drum adalah limbah cair. Sementara, limbah kemasan bekas B3 adalah kemasan yang sudah terkontaminasi B3. Jika sudah tidak digunakan kembali, maka dikategorikan sebagai limbah B3. Oleh sebab itu, kemasan bekas limbah B3 tidak boleh dikelola sembarangan. Dengan demikian, perlindungan terhadap lingkungan dan keselamatan pekerja dapat terjamin, serta memastikan bahwa limbah B3 dikelola dengan benar sesuai dengan regulasi yang berlaku.

PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dan berkompeten dalam menyediakan layanan jasa pengelolaan limbah B3 sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Dengan komitmen untuk terus mengembangkan strategi dan berinovasi, PT Wastec International terus berupaya mengembangkan metode pengelolaan limbah B3 yang efisien dan efektif. Bersama PT Wastec International, mari kita membangun dan menjalankan bisnis yang aman dan ramah lingkungan.

Dalam upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, konsep bangunan ramah lingkungan atau green building semakin menjadi sorotan dalam industri konstruksi. Bukan hanya sekadar tren, tetapi merupakan langkah konkret untuk mengurangi jejak karbon, menghemat sumber daya alam dan meningkatkan kualitas hidup bagi penghuni bangunan serta masyarakat sekitarnya. Baca Juga: Mengintip Manajemen Pengelolaan Sampah di Jerman

Green Building – PT Wastec International

Apa Itu Green Building?

Green building merujuk pada desain, pembangunan dan operasi bangunan yang memperhatikan efisiensi dalam penggunaan sumber daya seperti energi, air dan bahan bangunan. Pendekatan ini mengintegrasikan praktik-praktik yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan sepanjang siklus hidup bangunan, mulai dari tahap perencanaan, pemeliharaan hingga pembongkaran. Baca Juga: Bagaimana Food Waste Mempengaruhi Lingkungan?

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan konsep ini antara lain:

  1. Pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber pencahayaan alami
  2. Penggunaan sistem ventilasi udara untuk penghawaan ruangan alami secara maksimal
  3. Optimalisasi area penghijauan di sekitar bangunan
  4. Pemanfaatan sisa material bangunan dan energi terbarukan
  5. Pengelolaan sampah yang baik

Manfaat

Manfaat dalam implementasi konsep green building dalam bangunan adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan kualitas hidup dengan kenyamanan dan kesehatan bagi penghuninya karena memaksimalkan ventilasi dan pencahayaan alami untuk kualitas udara yang lebih baik
  2. Menghemat energi dan air dengan menerapkan teknologi dalam daur ulang air dan pemanfaatan air hujan serta efisiensi dalam penggunaan energi
  3. Mengurangi biaya operasional karena penggunaan energi terbarukan seperti panel surya untuk kegiatan sehari-hari secara maksimal
  4. Masa hidup bangunan yang lama karena penggunaan material konstruksi yang berkualitas
  5. Mengurangi jejak karbon sehingga disebut sebagai bangunan ramah lingkungan

Meskipun konsep green building memiliki banyak manfaat, implementasinya tidak selalu mudah. Tantangan seperti biaya awal yang lebih tinggi, perubahan kebijakan dan kurangnya pemahaman menjadi penghalang utama. Namun, inovasi terus berkembang untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, seperti pengembangan bahan bangunan baru yang ramah lingkungan dan insentif keuangan untuk proyek-proyek berkelanjutan.

Dalam hal pengelolaan sampah,

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Dengan berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Didukung fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Jerman menjadi salah satu negara dengan pengelolaan sampah yang terbaik di dunia. Menjadi negara hijau terbaik di dunia karena implementasi pengelolaan sampahnya yang efektif dan baik. Bagaimana Jerman mengelola sampah di negaranya? Baca Juga: Bagaimana Food Waste Mempengaruhi Lingkungan?

Pengelolaan Sampah – PT Wastec International

Bagaimana Sistem Pengelolaan Sampah di Jerman?

Dua dekade terakhir, Jerman mengadopsi beberapa strategi pengelolaan sampah. Mulai dari wajib pemilahan sampah sampai dengan skema pengembalian deposit yang efisien. Strategi tersebut secara signifikan meningkatkan pengelolaan sampahnya dan tingkat daur ulang. Bukan hanya itu, Jerman juga memperkenalkan “Energiewende” yang merupakan sebuah road map untuk menuju transisi energi rendah karbon dan terbarukan, selain itu juga membentuk opini publik terhadap pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Pemerintah lokal dan nasional merancang sistem dan mengadopsi pendekatan untuk memfasilitasi pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang sampah. Hasilnya tingkat daur ulang di Jerman relatif tinggi selama beberapa dekade. Pada tahun 2002, Jerman berhasil mendaur ulang 56% sampahnya dan terus mengalami peningkatan. 

Namun regulasi dan strategi yang dibuat oleh Pemerintah juga didukung dengan tingkat kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampahnya juga tinggi. Masyarakat di Jerman cenderung memiliki tingkat kesadaran untuk mendaur ulang yang tinggi. Oleh karena itu, kebijakan pemerintahannya juga dapat berjalan sesuai dengan strategi yang telah direncanakan. Baca Juga: Begini Penanganan yang Baik untuk Sampah Puntung Rokok

Kebijakan Wajib Memilah Sampah

Dilansir dari situs How To Germany, jenis sampah dikelompokkan berdasarkan warna plastik atau warna tempat sampah yang memiliki warna cokelat, kuning, biru, hitam, dan abu-abu. 

  1. Warna cokelat digunakan unuk sisa makanan yang dapat dikompos. 
  2. Warna kuning untuk sampah plastik, kaleng, alumunium, pelat timah, bahkan karton susu yang mengandung bahan-bahan sejenis. 
  3. Warna biru diperuntukan kertas dan karton
  4. Warna hitam atau abu-abu untuk sampah rumah tangga yang tidak dapat didaur ulang, seperti alat mandi pribadi, popok bayi, pembalut, tisu, barang-barang rumah tangga, dan lain-lain.

Pemilahan Limbah B3 yang Ketat dan Aman 

Bukan hanya sampah atau limbah domestik saja, pemilahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Jerman juga sangat ketat. Untuk limbah B3 seperti tabung baterai dan asam, disinfektan, bahan korosif, pengencer, perekat, kaleng cat yang masih mengandung cat wajib dimasukkan ke dalam wadah tersendiri. Nantinya wadah yang berisikan limbah B3 itu akan diserahkan kepada petugas kebersihan khusus yang datang di jadwal tertentu. 

Kemudian untuk sampah botol kaca, seperti wadah selai, botol anggur, stoples kue, botol jus, keramik kaca, cermin dan lainnya juga harus dimasukkan ke dalam tempat sampah yang disediakan pemerintah di berbagai lokasi. 

Sama halnya dengan Jerman, di Indonesia pemilahan sampah juga mulai digerakkan dan diimplementasikan. Baik itu sampah organik maupun non-organik dan B3. Namun, dalam mengelola limbah B3 tentunya tidak boleh sembarangan. Oleh karena itu harus diserahkan kepada pihak pengelola yang memiliki kapasitas dan izin untuk dapat mengelola limbah B3.

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Dengan berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Didukung oleh fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Food Waste di Indonesia 

Food waste atau sampah makanan merupakan makanan yang seharusnya dikonsumsi, tetapi terbuang. Berdasarkan laporan dari United Nations Environment Prograame (UNEP) dalam laporan Food Waste Index 2021, Indonesia memproduksi 20.93 juta ton per tahun dan menduduki peringkat ke-4 dengan negara yang menghasilkan food waste tertinggi di dunia. Ratusan triliun rupiah terbuang yang dimana seharusnya dapat digunakan untuk memberi makan lebih dari 30% populasi Indonesia. 

Dalam rentang waktu tahun 2000 sampai dengan 2019, food waste yang terbuang mencapai 23 – 48 juta per tahun di Indoensia, angka tersebut setara dengan 115 – 184 kilogram per kapita dalam satu tahun. Mayoritas makanan yang terbuang bersumber dari padi-padian sebesar 44%. Baca Juga: Bahaya Limbah Makanan

Food Waste – PT Wastec International

Apa Hubungannya Food Waste dengan Lingkungan?

Air dibutuhkan untuk seluruh proses dalam proses produksi makanan. Pertanian menyumbang 70% dari air yang digunakan di seluruh dunia, termasuk pada kegiatan irigasi dan penyemprotan yang dibutuhkan tanaman dan air untuk memelihara ternak, unggas, maupun ikan. Oleh karena itu, jika kita menyia-nyiakan makanan, artinya kita juga membuang-buang sources yang digunakan dalam proses produksinya. Terutama saat ini mulai mengalami krisis air, sehingga ketersediaan air bersih sangat diperlukan. 

Selain itu, sampah makanan yang membusuk di tempat pembuangan sampah dapat menghasilkan gas metana, yang mana gas metana ini dua puluh lima kali lebih kuat dibandingkan dengan karbon dioksida. Bukan hanya itu, bahayanya adalah ketika metana dilepaskan, ia bertahan selama 12 tahun dan menjebak panas dari matahari. 

Gas metana menyumbang 20% dari egmisi gas rumah kaca global yang dilepaskan. Namun apabila sistem pengolahan sampah makanan yang benar dan layak diterapkan, maka dapat mengehtnikan 11% dari emisi gas rumah kaca global. Baca Juga: Krisis Pangan dan Perubahan Iklim

Bagaimana Cara Menguranginya?

Mengatasi pemborosan makanan agar tidak terjadi dan mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan berbagai cara yang efektif. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Membuat Meal Planning

 Salah satu langkah efektif untuk mengurangi timbulnya food waste adalah dengan melakukan meal planning. Dengan membuat meal planning untuk beberapa hari ke depan, kita dapat mengetahui kebutuhan dan memastikan untuk membeli bahan makanan yang diperlukan. Ini juga dapat membantu mengoptimalkan proses produksi makanan di rumah atau di bisnis makanan.

2. Mengelola Penyimpanan Makanan dengan Baik

Memiliki tempat penyimpanan yang sesuai dan memperhatikan tanggal kedaluwarsa atau kualitas penyimpanan makanan dapat membantu mencegah pembusukan dan pemborosan bahan makanan yang belum terpakai, sehingga langkah ini perlu dilakukan untuk mengurangi kemungiinan timbulnya food waste.

Mengelola Food Waste Dengan Benar untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Selanjutnya, salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi food waste adalah melakukan kompos makanan. Dengan memisahkan sisa-sisa makanan organik dan melakukan proses kompos, dapat mengurangi pembuangan makanan (food waste) ke tempat pembuangan sampah dan emisi gas rumah kaca yang terjadi dari proses pembusukan di TPS. Namun bukan hanya limbah domestik dan non B3 yang perlu pengelolaan yang benar, limbah B3 pun juga sama penting nya. 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Dengan berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Didukung fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Mendengar kata fashion, mungkin ada beberapa brand yang top of mind di dalam kepala. Zaman ke zaman memang tidak pernah ada habisnya. Model, warna, bahan menjadi beberapa yang krusial dalam pengembangan fashion. Baca Juga: Pengolahan dan Bahaya Limbah Tekstil 

Fast Fashion – PT Wastec International

Apa Itu Fast Fashion?

Istilah fast fashion awalnya digunakan pada awal tahun 1990an, ketika brand Zara memasuki New York. Namun tren ini mungkin sudah tidak terdengar asing lagi. Seiring perkembangan zaman, istilah ini semakin menonjol dalam percakapan seputar fashion, sustainability, dan kesadaran lingkungan. Namun sebenarnya apa sih fast fashion itu? 

Fast fashion merupakan model yang produksinya masif, cepat, dan harganya relatif lebih murah. Sistem ini memaksimalkan dan mengutamakan “tren” saat ini, sehingga proses produksinya memang cepat. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan dan demand pembeli untuk mengikuti trend fashion yang sedang hype. Disebut fast fashion karena model ini melibatkan desain, proses produksi, distribusi, dan pemasaran (marketing) yang begitu cepat. Baca Juga: Industri Laundry: Apa Saja Dampak dan Limbahnya?

Bagaimana Dampak Fast Fashion Terhadap Lingkungan?

Dalam proses produksinya, fast fashion melibatkan beberapa sumber daya seperti: 

  1. Air 

Industri fashion merupakan industri kedua terbesar yang menggunakan air. Sekiranya membutuhkan 700 galon untuk memproduksi satu kemeja katun dan 2000 galon air untuk memproduksi sepasang jeans. Business insider memperingatkan bahwa pewarna tekstil merupakan polutan air terbesar kedua di dunia, sisa air dari proses pewarnaan itu seringkali dibuang sembarangan ke sungai atau aliran air dengan tidak bertanggung jawab.

  1. Microplastik 

Brand banyak menggunakan serat sintetis mulai dari poliester, nilon, dan akrilik yang membutuhkan ratusan tahun untuk terurai secara alami. Berdasarkan laporan dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) diperkirakan 35% mikroplastik yang tidak dapat terurai di Samudera berasal dari pencucian tekstil sintetis. 

Selain itu, berdasarkan film dokumenter yang berjudul The True Cost yang rilis pada tahun 2015, dunia mengonsumsi sekitar 80 miliar potongan pakaian baru setiap tahunnya. Proses penyamakan termasuk yang paling beracun di seluruh rantai pasokan mode karena bahan kimia yang digunakan untuk penyamakan kulit – termasuk garam mineral, formaldehida, derivatif batu bara, serta berbagai minyak dan pewarna – tidak dapat terurai secara alami dan mencemari sumber air.

  1. Energi 

Fast fashion memiliki ciri produksi yang masif. Pada kenyataannya, produksi pembuatan serat plastik menjadi tekstil merupakan proses yang membutuhkan energi tinggi dan jumlah minyak bumi yang cukup besar. Selain itu, prosesnya juga melepaskan partikel volatile dan asam seperti klorida dan hydrogen. Kemudian kapas yang umumnya digunakan untuk bahan pakaian juga kurang ramah lingkungan untuk diproduksi. 

Bagaimana Cara Mengatasi Dampak?

Industri perlu menyadari bahwa mengadopsi praktik produksi yang lebih ramah lingkungan penting untuk mulai diterapkan. Bukan hanya itu, transparansi akan hal ini untuk disampaikan kepada konsumennya juga penting agar pengguna atau pembelinya mengetahui bahwa material pakaian yang mereka gunakan tidak sembarangan. Ini termasuk mendukung merek-merek yang berkomitmen untuk mengurangi jejak lingkungan mereka serta mendorong perubahan dalam rantai pasokan global. Dengan upaya bersama dari konsumen, produsen, dan pemangku kepentingan lainnya, kita dapat bergerak menuju industri fashion yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk masa depan yang lebih baik bagi planet kita.

Salah satunya juga dengan bertanggung jawab atas limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses produksi. PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dan berkompeten dalam menyediakan layanan jasa pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. 

Bersama PT Wastec International, mari kita membangun dan menjalankan bisnis yang aman dan ramah lingkungan.

Krisis air yang merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang sering dijumpai saat ini menjadi semakin serius. Air merupakan salah satu aspek penunjang paling penting dalam setiap aspek kehidupan dari berbagai sektor. Mulai dari sektor rumah tangga, industri, perkantoran, pendidikan, kesehatan dan lainnya pasti membutuhkan ketersediaan air bersih. Baca Juga: Eutrofikasi Penyebab Pencemaran Air

Krisis Air – PT Wastec International

Apa Penyebab Krisis Air? 

Berdasarkan informasi dari earth.org, hanya 3% air tawar yang dapat diakses di dunia, sisanya membeku di gletser dan tidak tersedia untuk kita. 

Krisis air sering kali dikaitkan dengan perubahan iklim, seolah dua hal ini tidak dapat terpisahkan. Ternyata faktanya, krisis air memang salah satu bentuk atau wujud nyata dari perubahan iklim yang saat ini sudah dapat kita rasakan dampaknya. Pemanasan global secara luas memengaruhi kualitas dan distribusi sumber daya global. Akibat penguapan air yang lebih cepat dari tanah dan kondisinya semakin kering, kebakaran hutan dan kekeringan jadi lebih sering terjadi. 

Kepala BKMG, Dwikorita mengungkapkan bahwa “Salah satu penyebab utamanya adalah terus meningkatnya emisi gas rumah kaca yang berdampak pada peningkatan laju kenaikan suhu udara, mengakibatkan proses pemanasan global terus berlanjut, dan berdampak pada fenomena perubahan iklim yang dapat memicu krisis air, krisis pangan dan bahkan krisis energi, serta meningkatnya frekuensi, intensitas dan durasi kejadian bencana hidrometeorologi,”

Namun, krisis air juga disebabkan oleh jumlah populasi penduduk dunia dan urbanisasi yang terus bertambah. Baca Juga: Perubahan Iklim Mempengaruhi Kualitas Air

Krisis Air Menjadi Ancaman Bersama 

Situasi yang sedang kita hadapi di dunia saat ini merupakan dampak variasi dan perubahan iklim. Berdasarkan informasi dari Observasi Organisasi Metereologi Dunia, pola debit dan aliran sungai yang masuk ke waduk sebagian besar lebih kering pada tahun 2022. 

“Krisis air menjadi ancaman serius sekaligus nyata dan harus jadi perhatian seluruh negara,” ujar Dwikorita dalam sambutannya pada World Water Forum ke-10 di Bali, Jumat (13/10/2023).

Bukan hanya itu, cuaca ekstrem yang terjadi di Asia dan Osenia juga menjadi pemicu. Dalam Konferensi Pers Road to 10th World Water Forum, Senin (1/4/2024) Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan “terjadi peningkatan evapotranspirasi dan penurunan kelembapan tanah selama musim panas yang disebabkan oleh kekeringan”. 

Musim kemarau yang berkepanjangan, kemudian tidak meratanya aksesibilitas dan distribusi air bersih serta infrastruktur pengelolaan Sumber Daya Air merupakan tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan untuk mendapatkan ketersediaan air sehingga menimbulkan krisis air.

Menjaga Lingkungan dengan Mengelola Limbah Cair 

Dalam menghadapi krisis air yang semakin mengancam, penting bagi kita untuk menyadari bahwa menjaga lingkungan dan mengelola limbah cair adalah langkah krusial yang harus segera diambil.

Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) serta instalasi pengolahan air limbah (IPAL) adalah dua aspek utama yang perlu ditekankan. Dengan mengelola limbah B3 secara efektif dan meningkatkan kapasitas IPAL, kita dapat mencegah pencemaran yang merusak lingkungan air dan menjaga keberlanjutan sumber daya air bersih. 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Dengan mengambil langkah-langkah proaktif ini, kita dapat memastikan bahwa air bersih tetap tersedia bagi semua orang, sekarang dan di masa depan.