Eutrofikasi merupakan fenomena pelepasan berlebihan fosforus, nitrogen dan senyawa-senyawa kimia lainnya ke dalam lingkungan perairan. Sementara nutrien ini penting untuk pertumbuhan tanaman dan organisme lain di dalam ekosistem, peningkatan yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran air. Baca Juga: Pengendalian Pencemaran Ekosistem Air

Eutrofikasi – PT Wastec Intenational

Penyebab Eutrofikasi

Pelepasan nutrien dari berbagai sumber manusia merupakan penyebab utama eutrofikasi. Aktivitas pertanian yang menggunakan pupuk fosfat dan nitrogen dapat menyebabkan aliran kelebihan nutrien ke dalam sungai dan danau. Limbah domestik dan industri yang tidak terkendali juga menjadi kontributor signifikan terhadap eutrofikasi. Selain itu, penggunaan pupuk dalam taman dan kebun juga dapat menyumbang pada peningkatan kadar nutrien di dalam air. Baca Juga: Pencemaran Air dan Pencegahannya

Jenis Eutrofikasi

Terdapat 2 (dua) jenis eutrofikasi, diantaranya:

Natural eutrophication

Terjadi sebagai bagian dari siklus alami ekosistem perairan. Proses ini melibatkan penumpukan nutrien secara bertahap di dalam air dan tanah di sekitarnya. Penyebab utama eutrofikasi alami termasuk pelapukan batuan, aktivitas vulkanik, dan dekomposisi organik.

Cultural eutrophication

Berasal dari aktivitas manusia yaitu pelepasan nutrien yang berlebihan ke dalam lingkungan perairan melalui berbagai aktivitas manusia seperti industri, pertanian, deterjen, peternakan dan limbah manusia.

Dampak Eutrofikasi

Eutrofikasi berdampak pada badan perairan serta biota air di dalamnya, yakni:

  1. Pertumbuhan Alga yang Berlebihan: Nutrien yang berlebihan memicu pertumbuhan alga yang berlebihan, yang menyebabkan bloom alga. Ini menghasilkan permukaan air yang tertutup oleh lapisan alga, menghambat sinar matahari masuk ke dalam air dan mengganggu proses fotosintesis organisme akuatik lainnya.
  2. Penurunan Kualitas Air: Pertumbuhan alga yang berlebihan juga menyebabkan penurunan kualitas air dengan mereduksi kadar oksigen terlarut. Kondisi ini menyebabkan kematian massal ikan dan organisme akuatik lainnya, serta merusak ekosistem perairan.
  3. Gangguan pada Kehidupan Manusia: Air yang tercemar oleh bloom alga dapat menghasilkan toksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia, membatasi akses ke air bersih untuk konsumsi dan rekreasi.

Penanganan

Beberapa cara dalam menangani fenomena eutrofikasi ini adalah sebagai berikut:

  1. Manajemen Limbah: Melakukan pengolahan limbah domestik dan industri untuk menghilangkan fosforus dan nitrogen sebelum dibuang ke dalam lingkungan perairan. Selain itu penggunaan sistem septik yang baik dan instalasi pengolahan limbah yang memadai.
  2. Pertanian Berkelanjutan: Penggunaan pupuk secara bijaksana, rotasi tanaman, penanaman penutup tanah dan penggunaan teknik konservasi tanah untuk mengurangi erosi serta aliran nutrien.
  3. Penggunaan Teknologi: Sistem filtrasi dan aerasi air dapat digunakan untuk menghilangkan nutrien berlebihan dan meningkatkan oksigenasi air.
  4. Restorasi Ekosistem: Pengembalian lahan basah, penanaman vegetasi dan rehabilitasi sungai dan danau yang tercemar
  5. Pendidikan Masyarakat dan Kolaborasi Antar Pemangku Kepentingan

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Krisis pangan merupakan masalah yang telah lama menghantui kesejahteraan manusia. Ketika masyarakat di berbagai belahan dunia menghadapi keterbatasan akses terhadap makanan yang cukup dan bergizi, perhatian terhadap penyebab-penyebab krisis pangan menjadi semakin mendesak. Baca Juga: Penyebab Deforestasi yang Perlu Diketahui

krisis pangan
Krisis Pangan – PT Wastec International

Ancaman Krisis Pangan Global 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut ancaman krisis pangan dunia semakin nyata, beliau mengatakan bahwa Indonesia harus memiliki strategi yang besar dan matang agar pangan Indonesia bisa mandiri. 

“Kita tahu ancaman krisis pangan global, ancaman krisis pangan dunia betul-betul nyata sudah terjadi,” kata Jokowi usai Groundbreaking PSN Kawasan Industri Pupuk Fakfak, Kamis (23/11/2023).

Kemudian, Dwikorita, Kepala BMKG menyampaikan ancaman krisis pangan pada akhirnya dapat merembet dan berdampak pada krisis lainnya termasuk ekonomi politik, sehingga akan mengganggu stabilitas dan keamanan negara. 

Angka orang terdampak kelaparan tersebut menurut FAO nyaris tidak berubah sejak 2015, bahkan porsi nya mengalami lonjakan pada 2020 dan terus meningkat pada 2021, menjadi 9,8 persen dari populasi dunia. Sementara 11,7 persen dari populasi global (924 juta) mengalami kerawanan pangan pada tingkat parah, selama dua tahun terakhir terjadi peningkatan sebesar 207 juta.

Baca Juga: Pestisida dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Krisis Pangan dan Perubahan Iklim

Berdasarkan catatan dari World Meteorological Organization (WMO), tahun 2023 mencapai rekor dengan temperatur tertinggi sepanjang tahun. Kondisi heartwave (gelombang panas) yang terjadi di banyak tempat secara bersamaan tidak pernah terjadi sebelumnya. 

Juni sampai dengan Agustus menjadi tiga bulan terpanas sepanjang sejarah, kemudian bulan Juli 2023 menjadi bulan yang paling panas. Fakta ini menjadikan tahun 2023 berpotensi menjadi tahun terpanas sepanjang pencatatan iklim, mengalahkan tahun 2016 dan tahun 2022. 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, “Perubahan iklim yang terjadi saat ini membawa dampak serius bagi perekonomian seluruh negara, tanpa terkecuali, termasuk dalam hal ketahanan pangan. Apabila situasi ini terus dibiarkan, maka Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi tahun 2050 mendatang dunia akan menghadapi krisis pangan”. 

Di Indonesia sendiri, peristiwa gagal panen akibat cuaca ekstrim sering ditemukan. Salah satunya seperti kasus embun beku di Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Papua yang menyebabkan lahan pertanian rusak dan gagal panen.

Perubahan iklim ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya:

  1. Efek gas rumah kaca
  2. Pemanasan global
  3. Kerusakan lapisan ozon
  4. Kerusakan fungsi hutan
  5. Penggunaan cholofluorocarbon yang tidak terkontrol
  6. Gas buang industri

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Pengertian Limbah Keras Anorganik 

Limbah anorganik merupakan jenis limbah yang sulit terurai secara alami oleh mikoorganisme pengurai. Limbah anorganik sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu limbah lunak anorganik dan limbah keras anorganik. Baca Juga: Zero Waste: Pengertian dan Manfaatnya

  1. Limbah lunak anorganik: Limbah ini memiliki sifat yang lentur dan lunak. Limbah lunak anorganik umumnya mencakup limbah cair, seperti deterjen, sabun cuci, dan minyak jelantah. 
  2. Limbah Keras Anorganik: Limbah ini memiliki sifat yang tidak mudah hancur. Umumnya limbah keras anorganik membutuhkan metode khusus seperti penghancuran, pemanasan, atau pembakaran. 
Limbah keras anorganik
Limbah keras anorganik – PT Wastec International

Contoh 

Beberapa contoh limbah ini adalah sebagai berikut:

  1. Pecahan keramik
  2. Gelas kaca bekas 
  3. Helm bekas
  4. Ban karet
  5. Pecahan kaca
  6. Paku berkarat
  7. Bekas kaleng
  8. Bolpoin
  9. Botol bekas
  10. Bekas parfum kaca
  11. Vas bunga dari kaca
  12. Per bekas kasur 
  13. Kawat bekas
  14. Alat elektronik yang sudah rusak
  15. Barang bekas dari kaca dan besi 

Mengelola Limbah Keras Anorganik 

Berikut langkah yang dapat dilakukan untuk mengelola limbah jenis ini:

  1. Pilah sampah organik dan anorganik, sediakan dua tempat atau wadah yang berbeda
  2. Beberapa limbah anorganik yang dapat didaur ulang seperti kertas, kardus, botol kaca, botol plastik, dan kaleng
  3. Pisahkan limbah lunak anorganik dan limbah keras anorganik 
  4. Pilah limbah yang masih dalam kondisi baik untuk dikelola menjadi kerajinan tangan
  5. Sedangkan limbah organik dapat dikelola dan diubah menjadi pupuk kompos yang berguna untuk kegiatan berkebun

Pemanfaatan 

Limbah yang masih dalam keadaan baik dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan, sebagai berikut:

  1. Vas dari botol kaca

Memanfaatkan botol kaca bekas sebagai vas bunga yang dapat dikreasikan agar lebih menarik.

  1. Frame atau bingkai foto 

Kayu-kayu yang tidak terpakai juga dapat dimanfaatkan menjadi frame atau bingkai foto.

  1. Tempat pensil dari stick ice cream

Stick ice cream dapat dikreasikan menjadi tempat pensil, selain bermanfaat, kerajinan tangan ini juga dapat meningkatkan kemampuan kreativitas. 

  1. Rak dari kepingan besi 

Kepingan besi yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan menjadi rak yang lebih befungsi, seperti rak sepatu.

  1. Desk organizer dari kaleng susu

Kaleng susu yang sudah tidak terpakai dapat dikreasikan menjadi desk organizer untuk mempercantik meja belajar atau meja kerja. Selain tu juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang-barang kecil di atas meja. 

Baca Juga: Kain Majun Bekas Termasuk Limbah B3

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Pengertian Hutan Mangrove

Hutan mangrove atau bakau merupakan tumbuhan spesifik yang umumnya tumbuh dan berkembang di kawasan berpasir di daerah tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari kkp.go.id, luas hutan mangrove sekitar 3.490.000 hektare. Luas hutan yang statusnya kritis seluas 637.634 hektare dan seluas 2.673.548 hektare dalam kondisi yang baik. Baca Juga: Pestisida dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Hutan mangrove
Hutan mangrove – PT Wastec International

Fungsi

Beberapa fungsi dari hutan ini diantaranya: 

Fungsi Fisik 

  1. Menjaga garis pantai agar tetap stabil 
  2. Menahan angin kencang dari laut 
  3. Menahan proses penimbunan lumpur
  4. Melindungi pantai dan sungai daerah erosi dan abrasi 
  5. Menjaga wilayah penyangga dan menyaring air laut menjadi air tawar di daratan 

Fungsi Ekonomis 

  1. Menghasilkan kayu untuk bahan bakar, arang, dan bahan bangunan 
  2. Menjadi tempat wisata, penelitian, dan pendidikan
  3. Menghasilkan bahan baku industri seperti pulp, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmestik
  4. Menghasilkan bibit ikan, nener, kerang, kepiting, dan biota lainnya

Manfaat Hutan Mangrove

Manfaat dari hutan ini antara lain:

  1. Mencegah Intrusi Air dan Abrasi 

Intrusi air laut merupakan peristiwa perembasan air laut ke tanah daratan, sehingga air tanah menjadi payau dan tidak baik untuk dikonsumsi. Namun, dengan adanya hutan mangrove, akar-akar pohon bakau dapat mencegah terjadinya intrusi air laut ke daratan. Selain itu, fungsi hutan ini juga mencegah terjadinya erosi dan abrasi pantai karena tanaman mangrove memiliki akar yang efisien dalam melindungi tanah di wilayah pesisir. 

  1. Menyerap Emisi Karbondioksida

Berdasarkan penelitian CIFOR, manfaat hutan ini di Indonesia dapat menyimpan lima kali karbon lebih banyak dibandingkan hutan hujan tropis dataran tinggi. Hutan mangrove yang dikategorikan sebagai ekosistem lahan basah, penyimpanan karbon mencapai 800 – 1200 ton per hektare. 

  1. Menjaga Kualitas Air

Kemudian manfaatnya juga dapat menjaga kualitas air dan udara. Kawasan hutan ini dapat menyerap kotoran dari sampah manusia atau kapal yang berlayar di laut. Kemudian, tanaman mangrove juga dapat menyerap semua jenis logam berbahaya dan membuat kualitas air menjadi lebih bersih. 

  1. Sumber Pakan Ternak 

Pohon mangrove yang dihancurkan dan digiling dapat menjadi bubuk pakan ternak yang mengandung nutrisi sangat baik untuk pertumbuhan seperti ternak sapi, kambing, ataupun unggas. Pakan ternak biasanya diambil dari daun atau ranting Rhizophora, Sonneratia, Avicennia, serta jenis rumput-rumputan (Gramineae).

  1. Menjadi Habitat Ikan

Hutan mangrove dapat menjadi habitat atau tempat tinggal beberapa jenis makhluk hidup dan organisme. Beberapa spesies seperti udang, ikan, dan kepiting banyak ditemukan berkembang di kawasan hutan mangrove. Kemudian, mangrove juga memiliki fungsi penting dalam mata rantai makanan di perairan yang dapat menampung kehidupan berbagai jenis ikan, udang, dan moluska. 

Baca Juga: Perubahan Iklim: Faktor dan Dampaknya

Solusi Pengelolaan Limbah bersama PT Wastec International

PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dan berkompeten dalam menyediakan layanan jasa pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Dengan komitmen untuk terus mengembangkan strategi dan berinovasi, PT Wastec International terus berupaya mengembangkan metode pengelolaan limbah B3 yang efisien dan efektif. Bersama PT Wastec International, mari kita membangun dan menjalankan bisnis yang aman dan ramah lingkungan.

Pengertian Deforestasi 

Penyebab deforestasi banyak diperbincangkan karena menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Namun sebelum membahas penyebab deforestasi, apa sebenarnya definisi dan pengertian deforestasi itu sendiri? 

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD) yang menyatakan bahwa deforestasi merupakan perubahan secara permanen areal hutan menjadi tidak berhutan yang disebabkan oleh kegiatan manusia. 

Kemudian juga didefinisikan sebagai kondisi luas hutan yang mengalami penurunan, yang disebabkan oleh konversi lahan untuk infrastruktur, pemukiman, pertanian, pertambangan, atau pun perkebunan. Baca Juga: Mikroplastik: Pengertian dan Dampak

Deforestasi
Deforestasi – PT Wastec International

Penyebab Deforestasi 

Hilang atau berkurangnya lahan hijau banyak dikaitkan dengan ulah manusia atau adanya gangguan alam. Berikut penyebabnya yang perlu diketahui:

  1. Kebakaran Hutan 

Kebakaran membuat angka deforestasi menjadi semakin parah dibandingkan kehilangan lahan yang disebabkan kegiatan konversi lain. Fenomena kebakaran hutan sering kali terjadi setiap tahunnya, oleh sebab itu hal tersebut menyebabkan fenomena ini juga semakin meningkat. 

  1. Konversi Lahan 

Untuk melakukan kegiatan produksi, lahan hutan sering kali diubah bentuk dan fungsi. Oleh karena itu, konversi lahan juga menjadi salah satu penyebab deforestasi karena llahan hutan pun berkurang dan mengalami penurunan. 

  1. Penebangan Pohon 

Penebangan pohon juga menjadi salah satu penyebab deforestasi. Jika pohon dan kayu ditebang secara terus menerus dapat menyebabkan pepohonan di hutan semakin berkurang. 

  1. Aktivitas Penambangan

Kegiatan penambangan di dalam kawasan hutan dapat menjadi pemicu kerusakan struktur tanah, karena tanah akan berlubang-lubang. Akibat penurunan kualitas tanah dapat mempengarhi tumbuh dan kembang tumbuhan. 

Baca Juga: Spill Kit dan Fungsinya

Dampak Deforestasi 

  1. Kepunahan Flora dan Fauna 

Perubahan fungsi lahan yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan hutan dapat berdampak pada kelestarian flora dan fauna. Jika tidak memgendalikan penyebab deforestasi dengan baik, maka hutan yang merupakan tempat tinggal atau habitat berbagai flora dan fauna tidak lagi menjadi tempat yang nyaman. Akibatnya, flora dan fauna dapat mengalami kepunahan akibat habitat yang perlahan hilang. 

  1. Pemicu Pemanasan Global dan Perubahan Iklim 

Hutan menyimpan banyak cadangan karbon dengan skala besar. Selain itu, hutan juga dapat menyerap karbon dioksida berlebih yang ada di udara lalu mengkonversinya menjadi oksigen melalui fotosintesis yang dapat menyimpan karbon lebih dari dua ratus miliar ton. Sehingga, deforestasi mempengaruhi perubahan iklim dan pemanasan global.

  1. Bencana Alam 

Penyebab hal ini juga dapat menimbulkan bencana alam. Penebangan pohon dan konversi hutan dapat mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan, sehingga dapat meningkatkan peristiwa bencana alam seperti banjir atau tanahn longsor. 

Berbagai penyebab sering ditemui, fungsi hutan yang hilang dapat menyebabkan ketidakseimbangan bahkan sampai dengan bencana alam. Lahan hijau atau hutan memiliki peran penting untuk kelangsungan dan kelestarian lingkungan di bumi. Oleh sebab itu, kita perlu sadar, peduli, dan menjaga hutan untuk mengurangi penyebab deforestasi. 

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Apa Itu Spill Kit?

Spill kit merupakan peralatan darurat yang dirancang khusus untuk menangani tumpahan zat dan bahan kimia berbahaya. Dengan menggunakan spill kit, kita dapat membersihkan tumpahan zat dan bahan berbahaya dengan efisien dan aman. Baca Juga: Apa Saja Jenis Limbah Infeksius?

Secara umum, spill kit terdiri dari beberapa alat seperti:

  1. APD 
  2. Kain penyerap 
  3. Kantong pembuangan limbah 
  4. Containment boom 
Spill Kit – PT Wastec International

Fungsi 

Secara umum, fungsi alat ini adalah menampung tumpahan sesegera mungkin agar tidak menyebar. Selain itu, berfungsi melindungi pekerja dan lingkungan di sekitarnya dari zat atau pun bahan berbahaya yang cukup berisiko. Zat berbahaya seperti minyak, bahan kima berbahaya, pelarut, ataupun bahan bakar. 

Tempat kerja yang berhadapan dengan bahan dan zat berbahaya wajib memiliki spill kit untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan apabila terjadi tumpahan. Baca Juga: Laboratorium Riset dan Limbah yang Dihasilkan

Jenis Spill Kit 

Beberapa spill kit berdasarkan jenis tumpahannya yaitu: 

  1. Universal: Tumpahan seperti tumpahan oli, cairan pendingin, maupun non-korosif berbasis air 
  2. Minyak: Tumpahan cairan yang berbahan dasar minyak 
  3. Bahan Kimia: Tumpahan cairan yang bersifat korosif 

Cara Menggunakan Spill Kit 

  1. Petugas wajib memberikan tanda pada area tumpahan 
  2. Petugas menggunakan APD lengkap mulai dari sarung tangan, google, dan gown / apron 
  3. Beberapa skala tumpahan memiliki metode penyerapan yang berbeda sebagai berikut: 1) Menggunakan tisu untuk menutup dan membersihkan tumpahan cairan yang sedikit; 2) Menggunakan adsorbent kain untuk menutup dan membersihkan tumpahan cairan yang banyak; dan 3) Menggunakan pasir untuk melokalisir area tumpahan solar atau oli agar tidak menyebar 
  4. Menghindari seluruh material yang berpotensi menimbulkan percikan api 
  5. Menyiapkan kantong limbah yang sesuai dengan jenisnya 
  6. Membersihkan tumpahan, kemudian memasukkan alat penyerap ke dalam plastik kuning yang telah disiapkan 
  7. Semprotkan larutan disinfektan 0.5% dan didiamkan selama kurang lebih 3-5 menit 
  8. Membersihkan lantai menggunakan kain sampai bersih 
  9. Membuang kain atau tisu pada tempat sampah infeksius yang telah disiapkan 
  10. Petugas menempelkan label limbah B3 di kantong plastik kuning 
  11. Petugas melepas APD yang digunakan sekali pakai pada tempat sampah khusus infeksius yang disediakan 
  12. Petugas melakukan 6 langkah kebersihan tangan 

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat. 

Apa Itu Zero Waste?

Menurut Zero Waste International Alliance, zero waste adalah konservasi seluruh sumber daya dengan cara produksi, konsumsi, penggunaan kembali, dan pemulihan produk, pengemasan tanpa pembakaran dan pembuangan ke tanah, air, atau udara yang dapat menjadi ancaman lingkungan dan kesehatan manusia. 

Pada intinya, zero waste bertujuan untuk menggunakan produk yang lebih sustainable untuk mengurangi jumlah sampah. Konsep ini lebih kepada pengendalian diri untuk tidak konsumtif dan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Baca Juga: Mikroplastik: Pengertian dan Dampak

Zero waste – PT Wastec International

Prinsip Zero Waste 

Prinsip zero waste sebenarnya sudah umum diketahui, dengan menerapkan prinsip 5R, diantaranya:

Refuse

Hal paling sederhana dari menerapkan prinsip ini adalah respon atau sikap kita terhadap suatu hal yang berpotensi merusak lingkungan atau mengakibatkan tumpukkan sampah. 

Reduce 

Berikutnya adalah mengurangi. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mengurangi kuantitas produk yang berpotensi menjadi sampah. Reduce juga berkaitan dengan budaya konsumtif, kita bisa mulai menahan diri dan lebih memikirkan efek dan jangka panjang ketika membeli sesuatu barang. 

Reuse

Membeli barang yang sustain dan tidak hanya sekali pakai merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam menerapkan prinsip zero waste. Sebagai contoh, menggunakan kembali suatu barang dengan fungsi yang sama. Misalnya mengganti kantong plastik dengan tas belanja yang terbuat dari kain, sehingga dapat digunakan berulang kali dan tidak menciptakan timbulan sampah baru. 

Recycle

Sebelum melakukan recycle atau mendaur ulang, kita perlu melakukan pemisahan sampah organik dan anorganik. Sampah yang dapat didaur ulang merupakan sampah anorganik seperti botol plastik bekas, bungkusan makanan yang dapat diubah menjadi barang yang bernilai ekonomis. Langkah mendaur ulang ini selain dapat mengurangi sampah, juga dapat meningkatkan kreativitas kita. 

Rot

Rot atau membusukkan sampah merupakan kegiatan mengubah sampah organik menjadi kompos. Setelah memisahkan sampah organik dan anorganik, kita bisa membuat kompos untuk sampah organik. Pembuatan kompos saat ini dapat dilakukan dengan metode takakura, salah satu metode pembuatan kompos untuk sektor rumah tangga karena tidak membutuhkan lahan yang luas. 

Baca Juga: Perubahan Iklim: Faktor dan Dampaknya

Manfaat Zero Waste 

Beberapa manfaat mengimplementasikan zero waste adalah sebagai berikut:

  1. Menghemat pengeluaran: Dengan mulai menerapkan, kita dapat mengurangi frekuensi berbelanja. Sehingga langkah ini dapat membantu menghemat pengeluaran.
  2. Mendukung upaya mengatasi pemanasan global: Menerapkan gaya hidup ramah lingkungan ini, kita dapat turut berkontribusi untuk mengurangi dampak pemanasan global. 
  3. Meningkatkan kreativitas: Prinsip reuse dan recycle dalam zero waste membantu untuk mengasah keterampilan dalam mengelola sampah anorganik menjadi barang yang lebih bermanfaat. Tentu hal ini dapat meningkatkan kreativitas yang baik. 
  4. Memiliki kemampuan perencanaan yang baik: Zero waste tidak terlepas dari kegiatan analisis, planning, dan manajerial. Kemampuan ini membuat kita lebih teliti dalam menyesuaikan budget dan membeli suatu barang. 
  5. Fokus pada produk yang lebih tahan lama: Implementasinya juga memungkinkan kita lebih picky dalam membeli suatu barang, karena dalam berbelanja kita cenderung akan memilih barang yang awet dan tahan lama juga eco-friendly baik dalam urusan pakaian maupun rumah tangga.

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Apa Itu Mikroplastik?

Pernah mendengar istilah mikroplastik?. Sampah yang satu ini dijuluki “kecil-kecil cabai rawit” karena ukurannya yang kecil, namun dapat membahayakan kesehatan manusia. Mikroplastik merupakan potongan plastik yang sangat kecil dan dapat mencemari lingkungan. Terdapat beberapa pendapat terkait ukurannya, namun memiliki diameter kurang dari 5mm. Baca Juga: Mengenal Emisi Karbon

Mikroplastik – PT Wastec International

Jenis Mikroplastik 

Mikroplastik memiliki beberapa jenis, yaitu:

  1. Mikro Primer

Mikro primer diproduksi langsung oleh produk yang dipakai manusia, seperti sabun, kosmetik, pakaian, deterjen. 

  1. Mikro Sekunder 

Berbeda dengan mikroplastik primer, jenis sekunder berasal dari sampah-sampah plastik yang sudah berserakan di lingkungan. 

Dampak

Mikroplastik dapat ditelan oleh makhluk hidup yang sangat kecil, seperti amoeba dan plankton yang umumnya hidup di perairan dan menjadi asupan pemangsanya seperti ikan-ikan. Baca Juga: Jenis Plastik Dan Kode Daur Ulang

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Ecological Observation and Wetlands Conservation yang dilakukan oleh Eka Chlara Budiarti, menemukan hal tersebut dapat memasuki tubuh manusia dengan beberapa cara, seperti:

  1. Pernapasan
  2. Pencernaan
  3. Paparan terhadap benda plastik yang sudah mengalami pelapukan

Sumber Penyebaran

Terdapat beberapa kategori produk yang menyumbang partikel mikroplastik terbanyak, sebagai berikut:

  1. Microbeads

Microbeads umumnya digunakan dalam produk perawatan, termasuk perawaran mulut. Dilansir dari laman Beat the Microbead, lapisan polietilen yang umumnya ditemukan di pasta gigi berfungsi untuk memoles gigi, mengurangi atau menghilangkan bau mulut. 

  1. Marka Jalan 

Mikroplastik juga berasal dari pelapukan dan pengikisan jat marka jalan. Debu yang menjadi potongan plastik yang sangat kecil ini nantinya dapat tertitup angin dan menyebar akibat terkena hujan, sehingga menjadi salah satu faktor penyebab pencemaran udara. 

  1. Produk dengan Bahan Kain Sintetis 

Produk ini memiliki serat mikro akrilik, polietilen, dan polyester. Produk berbahan kain sintetis ini dapat melepaskan sel mikroplastiknya ketika proses pencucian. 

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Pengertian

Indonesia berada di wilayah Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire, artinya adalah Indonesia berada di wilayah yang sering mengalami gempa bumi maupun gunung berapi di sekitar Samudra Pasifik. Istilah erupsi pasti sudah tidak asing lagi, namun apakah arti sebenarnya? Baca Juga: Kualitas Udara Swiss yang Bersih

Menurut KBBI, erupsi juga dapat disebut sebagai letusan gunung api yang mengeluarkan semburan sumber minyak dan uap panas. Selain itu, melansir dari situs Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, peristiwa ini dikatakan sebagai peristiwa keluarganya magma dari gunung api menuju permukaan bumi. Baca Juga: Energi Baru Terbarukan: Pengertian dan Jenisnya

Erupsi – PT Wastec International

Terdapat dua tipe yang perlu diketahui 

  1. Efusif: di mana lava keluar secara perlahan dan mengalir tanpa diikuti dengan ledakan. 
  2. Eksplosif: kondisi dimana magma yang keluar dari gunung api dalam bentuk ledakan dan terbentuk endapan piroklastik. 

Jenis Erupsi

Terdapat beberapa jenis berdasarkan kekuatannya, sebagai berikut

  1. Hawaiian 

Tipe dari Hawaiian adalah lava cair yang berasal dari kawah dalam cukup lama. Lava yang terbentuk ini berjenis basalt. Umumnya gunung yang memiliki erupsi tipe Hawaiian ini memiliki bentuk perisai, yaitu tubuh gunung jauh lebih besar daripada tinggi gunung. 

  1. Strombolian 

Tipe dari erupsi ini berasal dari gas dan serpihan magma. Material yang diletuskan jatuh kembali ke dalam kawah atau sekitar bibir kawah, kemudian saat terjadi erupsi yang lebih besar, lava mengalir ke lereng sekitarnya. Umumnya, gunung dengan tipe strombolian ini akan mengeluarkan material padat yang terhamburkan kurang lebih setara dengan material yang mengalir sebagai aliran lava. Gunung tipe ini biasanya memiliki kawah dan berbentuk lingkaran. 

  1. Vulkanian 

Erupsi vulkanian terjadi karena lubang kepundan tertutup oleh sumbat lava atau magma yang membeku di pipa magma setelah terjadinya erupsi. Bersifat eksplosif, magma yang membentuk juga bersifat antara basa dan asam (dari andesit ke dasit). Erupsi ini berbentuk asap yang membumbung ke atas dan kemudian asapnya melebar menyerupai cendawan. Asapnya membawa partikel abu dan pasir dan selanjutnya akan turun sebagai hujan abu dan pasir. 

Sumber Erupsi

Selain jenis, erupsi memiliki sumber yang berbeda yang perlu diketahui

  1. Pusat: keluar dari kawah utama
  2. Samping: keluar dari lereng atau tubuh gunung 
  3. Celah: keluar dari retakan atau sesar yang memanjang
  4. Eksentrik: hampir mirip dengan erupsi samping, namun magma yang keluar langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri, bukan kepundan pusat yang menyimpang ke samping. 

Tentang Wastec International

Wastec International adalah perusahaan terkemuka di bidang penyedia jasa pengolahan limbah lingkungan yang berbahaya di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2004, Wastec International telah memiliki fasilitas pengolahan limbah di Banten dan Semarang. Setiap fasilitas telah dilengkapi teknologi canggih untuk mengolah berbagai jenis limbah B3 dan limbah medis.

Wastec International juga mengedepankan layanan sebagai berikut:

  1. Hazardous Waste Disposal
  2. Waste Transport
  3. Waste Water Treatment
  4. Drilling Waste Management
  5. Oil Clean Up & Recovery
  6. Environmental Engineering
  7. On Site Services

Kelola limbah secara profesional dengan layanan yang lengkap bersama Wastec International.

Kualitas Udara Swiss

Udara yang bersih merupakan salah satu hak manusia. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, pencemaran mulai banyak terjadi di berbagai negara. Namun faktanya, ada beberapa negara yang tetap memiliki kualitas udara yang baik di samping berbagai kegiatan industri yang dijalankan. Salah satunya adalah Swiss.  Sudah bukan hal asing lagi mendengar kualitas udara Swiss menjadi salah satu yang terbersih di dunia. Bagaimana sistem dan implementasinya? Baca Juga: Pentingnya Green Hospital

Kualitas Udara Swiss – PT Wastec International

Kebijakan dan Implementasi

Swiss memiliki kebijakan yang ketat terkait emisi polutan udara. Selain itu, Swiss juga memiliki sistem pengelolaan limbah yang sangat baik. Pemerintah Swiss telah mengakui perlunya mengatasi konsumsi plastik dan dampak lingkungannya. Penerapan yang dilakukan meliputi langkah mengurangi sampah plastik dan mempromosikan praktik berkelanjutan. Sebagai bagian dari strategi ini, dengan bertujuan untuk mengurangi sampah plastik, meningkatkan tingkat daur ulang, dan mempromosikan penggunaan alternatif ramah lingkungan. Namun, meskipun pengakuan ini, Swiss tetap tidak berniat untuk melarang plastik sekali pakai, berbeda dengan Uni Eropa yang melarang sedotan plastik, peralatan makan sekali pakai, dan plastik disposable lainnya. Baca juga: Pengertian dan Jenis Polusi Udara

Pengelolaan Sampah dan Kualitas Udara Swiss

Swiss terkenal dengan sistem daur ulang dan pengelolaan sampahnya yang efisien. Dengan tingkat daur ulang yang tinggi sebesar hampir 90%, botol PET dan kaleng aluminium didaur ulang. Selain itu, warga Swiss juga rajin dan disiplin memilah dan memisahkan sampah dan material daur ulang dengan benar, sehingga mereka juga dapat secara kolektif berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Swiss juga memiliki pabrik pembakaran sampah yang menghasilkan energi dari sampah yang tidak dapat didaur ulang, lebih lanjut mengurangi dampak lingkungan plastik.

Kesadaran dan Corporate Responsibility

Kesadaran konsumen tentang dampak lingkungan plastik semakin meningkat di Swiss. Banyak orang yang semakin memilih produk dengan kemasan minimal, dan barang yang dapat digunakan ulang, serta alternatif ramah lingkungan. Bukan hanya individu, perusahaan juga mulai bertanggung jawab dengan menawarkan opsi yang lebih berkelanjutan dan mengurangi penggunaan plastik dalam operasional mereka. Sehingga segala kebijakan yang dibuat dapat dijalankan dan didukung penuh oleh seluruh elemen masyarakatnya dan membuat kualitas udara Swiss menjadi yang terbersih.

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.