Posts

Dari beberapa jenis limbah yang ada,  limbah farmasi adalah salah satu limbah dengan tingkat bahaya yang tinggi. Pencemaran lingkungan yang diakibatkannya dipastikan membawa kerusakan yang cukup luas. Korbannya pun tidak hanya tanaman dan hewan. Manusia yang menjadi bagian dari lingkungan itu sendiri juga turut merasakan dampak buruknya.

Pengelolaan limbah farmasi sangat dibutuhkan untuk menekan potensi kerusakan yang dapat ditimbulkannya. Sayangnya, masih banyak pihak-pihak penghasil limbah yang kurang peduli dengan hal tersebut. Padahal jika pengelolaan limbahnya buruk, semua pihak akan menanggungnya. Tentu saja, pihak yang menghasilkan limbah juga turut merasakan imbasnya.

Mulai dari Munculnya Vaksin Palsu Hingga Hukuman Pidana

Limbah farmasi umumnya lebih banyak dihasilkan oleh rumah sakit dan industri farmasi. Meski masyarakat juga turut berkontribusi dalam menambah jumlah limbah jenis ini, hal tersebut masih belum bisa dibandingkan dengan limbah yang dihasilkan oleh rumah sakti dan industri farmasi.

Mengingat hal tersebut,  pengelolaannya harus menjadi perhatian bagi para pelaku usaha, khususnya rumah sakit dan industri farmasi. Sayangnya, buruknya tata kelola limbah ini masih kerap dijumpai. Bahkan tidak sedikit rumah sakit yang secara sengaja mengabaikannya.

Kerusakan lingkungan hanyalah permulaan. Selain pencemaran lingkungan, buruknya tata kelola limbah ini juga turut memicu munculnya vaksin palsu di pasaran. Mirisnya lagi, vaksin palsu ini bisa masuk ke rumah sakit. Padahal jika vaksin tersebut sampai merugikan pasien, pada akhirnya rumah sakit jugalah yang akan dituntut hingga menderita kerugian yang jauh lebih besar.

Ancaman hukuman pidana juga siap menghadang. Berdasarkan UU PPLH Pasal 104, setiap orang yang mencemari lingkungan diancam hukuman pidana kurungan penjara maksimal 3 tahun serta denda sebanyak Rp 3 miliar.

baca juga artikel : mengenal ragam jenis limbah rumah sakit

Bagaimana Mengelola Limbah Farmasi

Pengelolaan limbah memang tidak menghilangkan 100% potensi bahaya serta kerugian yang dapat ditimbulkan oleh limbah. Akan tetapi, langkah tersebut dipastikan mampu menekan risiko dan kerugian hingga titik terendahnya.

Pengelolaan limbah farmasi dapat dibagi berdasarkan jumlah limbah yang harus dikelola. Jika jumlahnya kecil, limbah ini dapat dikelola dengan cara pembuangan landfill, encapsulation, pemendaman yang aman, pembuangan ke selokan dan insenerasi. Namun jika jumlah limbah farmasinya besar, limbah tersebut harus dikelola dengan cara encapsulation dan inserenasi.

Di sinilah letak permasalahannya. Jumlah limbah yang dihasilkan rumah sakit dan industri farmasi tentu tidak sedikit. Encapsulation dan inserenasi pun menjadi satu-satunya cara untuk mengelola limbah tersebut. Sayangnya, pengelolaan limbah dengan 2 cara tersebut terbilang mahal.

Sebenarnya pengelolaan limbah tidak harus dilakukan sendiri oleh pihak rumah sakit atau industri farmasi. Jasa pengelolaan limbah farmasi seperti Wastec International bisa menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan seperti ini. Tidak perlu berinvestasi pada peralatan mahal atau sumber daya manusia, solusi profesional sudah bisa didapatkan.

Tentang Wastec International

Wastec International adalah perusahaan terkemuka di bidang penyedia jasa pengolahan limbah lingkungan yang berbahaya di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2004, Wastec International telah memiliki fasilitas pengolahan limbah di Banten dan Semarang. Setiap fasilitas telah dilengkapi teknologi canggih untuk mengolah berbagai jenis limbah B3 dan limbah medis.

Wastec International juga mengedepankan layanan sebagai berikut:

  1. Hazardous Waste Disposal
  2. Waste Transport
  3. Waste Water Treatment
  4. Drilling Waste Management
  5. Oil Clean Up & Recovery
  6. Environmental Engineering
  7. On Site Services

Kelola limbah secara profesional dengan layanan yang lengkap bersama Wastec International.

Istilah limbah B3 sebenarnya berasal dari akronim bahan beracun dan berbahaya. Meski demikian, definisinya sendiri memiliki beberapa versi. Berdasarkan PP Nomor 101 Tahun 2014, limbah B3 didefinisikan sebagai sisa suatu kegiatan dan atau usaha yang mengandung B3 atau bahan berbahaya dan beracun. Sedangkan menurut California Department of Toxic Substance Control, limbah ini diartikan sebagai limbah yang memiliki karakteristik tertentu dan bisa membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia.

Limbah B3 – PT Wastec International

Mengacu pada definisi tersebut, banyak yang memahami bahwa limbah ini umumnya berasal dari kegiatan industri dan fasyankes. Hanya saja perlu diketahui, limbah jenis ini juga ada yang berasal dari rumah tangga. Namun menurut PP Nomor 101 Tahun 2014, limbah ini dapat dibagi menjadi 4 jenis, yakni.

1. Limbah B3 dari Sumber Spesifik

Segala macam limbah berbahaya yang berasal dari kegiatan utama industri dapat berasal dari sumber spesifik. Contoh dari limbah jenis ini di antaranya adalah:

  1. pelarut terhalogensi seperti klorobenzena dan metilen klorida
  2. pelarut yang tak terhalogensi seperti toluena, aseton dan nitrobenzema
  3. asam atau basa seperti natrium hidroksida, asal sulfat dan asam fostat serta limbah yang tidak spesifik seperti aki bekas dan limbah laboratorium.

Sumber spesifik sendiri masih dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni sumber spesifik umum dan khusus. Untuk limbah yang berasal dari sumber spesifik umum, beberapa contohnya adalah katalis bekas dan limbah karbon aktif dari pabrik pupuk, residu proses produksi dan abu insinerator dari pabrik pestisida serta residu dasar tangki dan sludge dari proses produksi kilang minyak bumi. Sedangkan untuk limbah B3 dari sumber spesifik khusus beberapa contohnya meliputi slag nikel, copper slag, slag timah putih dan sludge IPAL.

2. Limbah B3 dari Sumber tidak Spesifik

Sama halnya dengan yang bersumber dari sumber spesifik, limbah jenis ini juga berasal dari aktivitas industri. Hanya saja, limbah jenis ini bukan berasal dari kegiatan utama industri melainkan dari kegiatan sampingannya seperti kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pengemasan, pelarutan kerak dan sejenisnya.

Selain itu, limbah yang tidak jelas sumbernya dan belum diketahui secara pasti kandungan racun di dalamnya juga bisa dimasukkan ke dalam jenis limbah dari sumber tidak spesifik.

baca juga artikel : ancaman limbah industri

3. Limbah B3 dari B3 yang Sudah Kadaluwarsa, Tumpah dan Bekas Kemasan B3

Sebagai informasi, limbah B3 juga memiliki masa kadaluwarsanya sendiri. Limbah yang sudah kadaluwarsa ini pun tidak kalah berbahaya. Namun karena memiliki karakter yang berbeda, limbah jenis ini dipisahkan ke dalam kategori sendiri. Limbah B3 yang tumpah dan bekas kemasan limbah masuk ke dalam jenis limbah yang satu ini. Beberapa contoh limbah lain yang juga masuk ke dalam jenis ini di antaranya adalah tembaga sianida, karbon disulfida, barium sianida, endrin dan gas fluor.

Solusi Pengelolaan Limbah bersama PT Wastec International 

PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dan berkompeten dalam menyediakan layanan jasa pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Dengan komitmen untuk terus mengembangkan strategi dan berinovasi, PT Wastec International terus berupaya mengembangkan metode pengelolaan limbah B3 yang efisien dan efektif. Bersama PT Wastec International, mari kita membangun dan menjalankan bisnis yang aman dan ramah lingkungan.

Sampah organik dan anorganik, pembagian sampah seperti ini cukup jamak dijumpai di tempat-tempat umum di Indonesia. Pembagian tersebut dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan limbah nantinya. Tapi tahukah Anda jika sampah organik dan anorganik sebenarnya hanyalah bagian kecil dari rumitnya pembagian jenis sampah yang ada? Berikut 4 pembagian jenis limbah yang mungkin belum Anda tahu.

1. Jenis Limbah Berdasarkan Wujud

Pembagian jenis limbah berdasarkan wujudnya ini mengacu pada penggolongan jenis zat yang dikenal oleh manusia, yakni padat, cair dan gas. Karenanya, pembagian jenis limbah yang satu ini juga tidak jauh-jauh dari ketiga jenis zat tersebut.

Di sini limbah dibagi menjadi 3 jenis, yakni limbah padat, limbah cair dan limbah gas. Beberapa jenis sampah yang tergolong limbah padat sendiri di antaranya adalah bungkus makanan, kotoran hewan dan makanan sisa. Untuk limbah cair sendiri, beberapa contohnya adalah sisa air cucian dan limbah cair industri. Sedangkan untuk jenis limbah gas, asap sisa pembakaran bisa dikategorikan ke dalam jenis limbah yang satu ini.

2. Jenis Limbah Berdasarkan Senyawa

Sesuai dengan namanya, pembagian jenis limbah berdasarkan senyawa ini mengacu pada senyawa yang ada di dalam limbah itu sendiri. Di sinilah istilah limbah organik dan anorganik berasal.

Limbah organik sendiri dapat diartikan sebagai semua jenis limbah yang kandungan senyawa di dalamnya berasal dari makhluk hidup, baik itu tumbuhan maupun hewan. Limbah jenis ini cenderung lebih mudah diurai secara alami.

Di sisi lain, limbah anorganik adalah jenis limbah yang kandungan senyawanya berupa senyawa anorganik. Beberapa contoh limbah anorganik ini di antaranya adalah limbah plastik, logam dan kaca. Karena sulit diurai, dibutuhkan pengolahan limbah yang tepat untuk menanganinya.

baca juga artikel : tidak hanya mencemari lingkungan ini dampak buruk pengelolaan limbah farmasi

3. Jenis Limbah Berdasarkan Sumber

Jika mengacu pada sumbernya, limbah bisa dibagi menjadi 2 jenis, yakni limbah domestik dan limbah industri. Limbah domestik merupakan jenis limbah yang berasal dari konsumsi dalam rumah tangga. Contoh dari jenis limbah ini adalah kardus bekas, kantong plastik dan air cucian.

Berbeda dengan limbah domestik, limbah industri adalah jenis limbah yang berasal dari aktivitas produksi. Berbeda dengan limbah domestik, tingkat bahaya dari limbah jenis ini relatif lebih tinggi, terlebih jika limbah tersebut berasal dari pabrik kimia. Karena itu, penanganannya juga berbeda.

4. Jenis Limbah Berdasarkan Sifat

Meski disebut sifat, pembagian jenis limbah ini sebenarnya lebih mengacu pada tingkat bahaya dari limbah tersebut. Dalam kategori ini, ada 2 jenis limbah, yakni limbah biasa dan limbah B3.

Limbah biasa adalah jenis limbah yang memiliki dampak kerusakan rendah. Skala kerusakan yang ditimbulkannya juga relatif kecil. Namun untuk jenis limbah B3, ada dampak kerusakan besar yang disembunyikannya. Itulah kenapa disebut limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Beberapa jenis limbah memang bisa dibiarkan begitu saja hingga terurai oleh alam. Namun untuk beberapa jenis limbah yang lebih berbahaya, butuh pengolahan limbah yang lebih dari biasanya. Di saat seperti inilah, jasa pengolahan limbah profesional seperti Wastec International dibutuhkan.