Posts

Pengertian Limbah Rumah Sakit

Rumah  sakit  sebagai  salah  satu  fasilitas  pelayanan  kesehatan merupakan infrastruktur yang cukup penting dalam memenuhi dan menjamin hak hidup masyarakat. Namun, ternyata Rumah Sakit di Indonesia masih memiliki tantangan dan membutuhkan suatu evaluasi dalam aspek pengelolaan limbah B3 berupa limbah medis.

Sebagaimana   yang   tertulis   dalam  Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan  Kehutanan  Republik  Indonesia  Nomor    56    Tahun    2015 bahwa Penghasil Limbah B3 wajib  melakukan  pengelolaan limbah B3 yang  meliputi    pengurangan dan pemilahan  limbah  b3,  penyimpanan limbah B3, pengangkutan limbah B3, pengolahan  limbah  B3,  penguburan limbah   B3,   dan/atau   penimbunan limbah B3.

Menurut Permenkes No 18 Tahun 2020, Limbah Medis adalah hasil buangan dari aktifitas medis pelayanan kesehatan. Dan fasilitas pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

Memiliki bahaya utama yaitu risiko infeksi dari mikroorganisme yang terdapat dilimbah tersebut, infeksi terjadi dikarenakan terkena tusukan benda tajam. Hepatitis B, hepatitis C bahkan sampai HIV/AIDS merupakan ancaman yang paling serius jika terkena tusukan benda tajam karena menimbulkan kecelakaan dan penyakit jika tidak diolah dengan baik dan benar. Baca Juga : Jenis dan Pengemasan Limbah Medis

Limbah Rumah Sakit - Wastec International

Limbah Rumah Sakit – Wastec International

Cara Memilah Limbah Rumah Sakit

Berikut ini adalah cara memilah limbah rumah sakit yang dapat diterapkan, yaitu

Pemilahan Limbah yang Akan Digunakan Kembali

Tidak semua limbah rumah sakit harus dibuang. Jika memang memungkinkan, beberapa limbah sebaiknya diolah dan digunakan kembali. Hal ini penting dilakukan guna mereduksi produksi limbah.

Pemilahan limbah yang akan digunakan kembali juga harus melalui proses penyortiran yang cukup ketat. Limbah-limbah yang bisa digunakan kembali biasanya berasal dari limbah bukan klinik. Limbah kertas dan kantong plastik adalah beberapa contoh limbah rumah sakit yang dapat digunakan lagi. Limbah yang masih bisa digunakan harus dipisahkan dari limbah medis.

Untuk limbah medis padat yang akan digunakan kembali, sebelumnya harus melalui proses sterilisasi terlebih dahulu. Beberapa metode yang bisa digunakan di antaranya adalah sterilisasi dengan panas, sterilisasi dengan oven, sterilisasi basah dalam otoklaf dan sterilisasi dengan bahan kimia.

Limbah Benda Tajam Harus Ditempatkan dalam Wadah Khusus

Jarum suntik dan jarum infus adalah dua contoh limbah medis yang membutuhkan penanganan khusus. Limbah-limbah seperti ini harus mendapat perhatian khusus dan ditangani dengan mengikuti kaidah-kaidah pengolahan limbah rumah sakit di Indonesia.

Kedua limbah tersebut mengandung bakteri, kuman dan virus yang bisa menjangkiti siapa pun yang melakukan kontak fisik dengannya. Limbah-limbah yang tergolong sebagai limbah infeksius seperti ini tidak bisa langsung dibuang. Sebelum dibuang, limbah-limbah tersebut harus dimasukkan ke dalam wadah khusus.

Wadah untuk menampung benda-benda tajam seperti ini harus anti tusuk dan anti bocor. Wadah yang digunakan pun tidak boleh mudah dibuka. Hanya orang-orang yang berkepentingan saja yang bisa membukanya.

Label pada Botol Obat-Obatan Kadaluwarsa Harus Dilepas Sebelum Dibuang

Obat-obatan kadaluwarsa harus dipilah dan ditempakan secara terpisah. Sebelum dibuang, label yang menempel pada botol obat-obatan ini juga harus dilepas terlebih dahulu.

Melepas label dari botol obat kadaluwarsa dilakukan agar obat tersebut tidak disalahgunakan. Karena jika ditemukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, obat-obatan tersebut bisa saja dijual lagi. Padahal obat-obatan kadaluwarsa jelas sangat berbahaya jika sampai dikonsumsi.

Limbah Sitoksis Harus Disimpan dalam Wadah yang Kuat dan diberi Label

Sama seperti limbah benda tajam, limbah sitoksis juga harus disimpan dalam wadah yang kuat dan anti bocor berwarna ungu. Selain itu, limbah ini juga harus diberi label “limbah sitoksis” agar lebih jelas.

Pengolahan limbah rumah sakit di Indonesia memang masih tergolong memprihatinkan. Masih banyak oknum pihak rumah sakit yang belum menerapkan pengolahan limbah sesuai dengan standar.

Banyak hal yang membuat beberapa rumah sakit enggan untuk mengikut aturan. Salah satunya adalah prosedur yang rumit dan biaya pengelolaan limbah yang terbilang masih cukup tinggi. Meski demikian, saat ini sudah ada jasa pengolahan limbah seperti Wastec International. Dengan bantuan dari profesional, pengelolaan limbah jadi lebih mudah dengan biaya yang lebih terukur.

Kelola Limbah Medis Bersama Wastec International

Wastec International melayani jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai pengelolaan limbah medis dan dapat mengolah hampir semua fase jenis mulai dari fase padat dan cair.

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah medis di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Pengertian Limbah Medis

Menurut Permenkes No 18 Tahun 2020, Limbah Medis adalah hasil buangan dari aktifitas medis pelayanan kesehatan. Dan fasilitas pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

Kehadiran jasa pengolahan limbah rumah sakit menawarkan kemudahan bagi pihak rumah sakit dalam mengelola limbahnya. Namun karena beberapa hal, masih ada beberapa rumah sakit yang mengabaikan pentingnya mengolah limbah sebelumnya membuangnya.

Berdasarkan laporan WHO tahun 2015, sebagian besar atau sebesar 85% limbah rumah sakit memang tergolong sebagai limbah domestik yang tidak memerlukan pengolahan secara khusus. Namun dengan jumlah limbah ini yang hanya sebesar 15% pun, setidaknya setiap ranjang pasien sudah menghasilkan 0,2 hingga 0,5 kg limbah setiap harinya.

Angka tersebut tentu cukup mencengangkan. Lebih mencengangkannya lagi, tidak sedikit oknum pihak rumah sakit yang membuang limbah medis di tempat pembuangan umum biasa atau bahkan di sungai begitu saja.

Contoh Limbah Medis

Berikut beberapa contoh limbah medis yang kerap dihasilkan rumah sakit.

Limbah Sisa Perawatan Penyakit Menular

Karena telah melakukan kontak dengan pasien yang menderita penyakit menular, bisa dipastikan limbah ini mengandung bakteri, kuman hingga virus yang bisa menyebarkan penyakit.

Mengingat hal tersebut, limbah seperti peralatan dan kapas sisa perawatan penyakit menular tidak boleh dibuang begitu saja. Limbah ini harus dimusnahkan dalam waktu tidak lebih dari 1×24 jam.

Pemusnahan limbah berjenis infeksius ini biasanya dilakukan dengan cara pembakaran dengan menggunakan mesin insinerator. Namun karena gas metan yang dihasilkan, penggunaannya pun lebih dibatasi.

Sisa Jaringan Tubuh

Limbah yang satu ini juga kerap dihasilkan oleh rumah sakit. Limbah yang tergolong sebagai limbah patologi ini biasanya berasal dari sisa proses bedah maupun otopsi.

Sisa jaringan tubuh sendiri jelas tidak bisa dibuang begitu saja. Sebelumnya harus ada proses pengolahan. Jika tidak, limbah ini bisa menjadi sumber penyebaran penyakit.

Obat-Obatan yang Terbuang dan Kadaluwarsa

Dalam pembuatan obat, terkadang ada bahan-bahan yang terbuang. Selain itu ada juga obat-obatan yang sudah kadaluwarsa dan tidak bisa dipakai lagi. Karena mengandung zat kimia berbahaya, limbah medis seperti ini jelas bisa sangat berbahaya jika sampai mencemari lingkungan.

Untuk itu, limbah yang tergolong sebagai limbah farmasi ini harus diolah secara khusus. Pengolahannya pun bisa dilakukan secara mandiri oleh pihak rumah sakit ataupun dengan menggunakan jasa pengolahan limbah rumah sakit yang sudah mendapatkan izin dari pemerintah.

Limbah Sisa Kemoterapi

Selama proses pelayanan kemoterapi, limbah medis juga turut dihasilkan. Limbah inilah yang kemudian disebut dengan limbah sitotoksis.

Mirip seperti kemoterapi itu sendiri, limbah sitotoksis juga bisa membunuh sel-sel hidup. Karena itu, bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika jaringan hidup terkena kontak fisik dengan limbah ini.

Selain keempat limbah di atas, rumah sakit juga kerap menghasilkan limbah medis lain seperti jarum suntik bekas, botol bekas obat, pipet pasteur dan perlengkapan intravena. Limbah-limbah ini pun tidak kalah bahayanya. Karena itu, perlu penanganan khusus untuk mengurangi bahaya yang bisa disebabkannya.

Untuk mengolah limbah medis, pihak rumah sakit bisa melakukannya secara mandiri. Selain itu, ada juga jasa pengolahan limbah rumah sakit seperti Wastec International yang siap membantu.

Kelola Limbah Medis Bersama Wastec International

Wastec International melayani jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai pengelolaan limbah medis dan dapat mengolah hampir semua fase jenis mulai dari fase padat dan cair.

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah medis di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Kegagalan dalam bisnis tidak selalu diakibatkan oleh buruknya manajemen bisnis. Buruknya pengolahan limbah industri juga bisa menjadi bom waktu yang bisa meledak sewaktu-waktu dan menghancurkan bisnis yang dibangun. Saat ini memang sudah ada perusahaan pengolahan limbah yang bisa membantu mengelola limbah. Namun karena beberapa pertimbangan, tidak sedikit perusahaan yang memutuskan untuk mengelola limbahnya sendiri.

Kegagalan Pengolahan Limbah Industri

Dibandingkan dengan menyewa jasa perusahaan pengolahan limbah, mengelola limbah sendiri sebenarnya jauh lebih rumit dan mahal. Cukup banyak industri pangan yang gagal dalam mengembangkan sanitasi yang sesuai standar. Biasanya, kegagalan tersebut disebabkan oleh hal-hal berikut ini.

Kurangnya Kemampuan dalam Mengidentifikasi Limbah

Mengidentifikasi limbah merupakan tahap awal dalam mengelola limbah. Identifikasi ini penting dalam menentukan cara penanganan limbah tersebut. Berangkat dari sini jugalah, perusahaan bisa membangun sanitasi yang sesuai dengan limbah yang dihasilkannya.

Sayangnya, cukup banyak perusahaan yang tidak bisa mengidentifikasi limbahnya dengan baik. Kurangnya kemampuan dalam mengidentifikasi limbah jelas akan mempengaruhi proses berikutnya. Akibatnya, ada beberapa limbah yang tidak ditangani sebagaimana mestinya.

Proses identifikasi limbah ini tidak hanya terbatas pada pengelompokan jenis limbah. Identifikasi juga harus dilakukan secara lebih mendalam demi memudahkan proses pengelolaannya nanti.

Kurang Perencanaan

Agar pengelolaan limbah berjalan dengan baik, butuh perencanaan yang matang. Melalui perencanaan, perusahaan bisa mengetahui secara lebih terperinci perihal sumber daya yang dibutuhkan. Ini jugalah yang biasa dilakukan oleh perusahaan pengolahan limbah.

Kurangnya perencanaan bisa memicu kekacauan. Misalnya saja terkait dengan infrastruktur. Jika infrastruktur yang dibangun ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan yang sesungguhnya, penanganan limbah tidak akan maksimal. Bahkan yang lebih buruk lagi, beberapa sumber daya yang telah dialokasikan bisa saja hanya terbuang tanpa bisa dimanfaatkan dengan baik.

baca juga artikel tentang : Tidak Hanya Mencemari Lingkungan, Ini Dampak yang Ditimbulkan dari Buruknya Pengelolaan Limbah Farmasi 

Sistem yang Kurang Memadai

Pengelolaan limbah bukan hanya sekedar membersihkan sisa-sisa produksi ataupun menyingkirkannya ke tempat pembuangan limbah. Pengelolaan limbah adalah sebuah sistem. Ada banyak hal yang harus ada di dalamnya, termasuk proses evaluasi.

Biasanya justru evaluasi inilah yang sering diabaikan oleh perusahaan. Ada beberapa perusahaan yang menilai bahwa pengolahan limbah tidak memerlukan evaluasi. Selama proses membersihkan limbah dijalankan secara konsisten, semua itu sudah cukup. Padahal justru melalui evaluasi inilah, perusahaan bisa mengetahui apakah proses pengelolaan limbahnya sudah efektif dan efisien.

Pengelolaan limbah yang baik tidak hanya bisa menghindarkan perusahaan dari jerat hukum. Perusahaan juga bisa terhindar dari kerugian jangka panjang. Pengelolaan limbah yang buruk juga bisa merusak lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi. Secara bisnis, hal-hal seperti ini tentu saja bisa merugikan.

Jika dibandingkan mengelola limbah sendiri, meminta bantuan perusahaan pengolahan limbah sebenarnya justru jauh lebih mudah. Perusahaan pengelola limbah seperti Wastec International juga memiliki semua fasilitas yang dibutuhkan. Bahkan jika dibandingkan dengan membangun infrastruktur dan mengalokasikan sumber daya sendiri, menyewa jasa pengelola limbah justru jauh lebih terjangkau.

Kelola Limbah Industri Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge.

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Limbah berbahaya kerap menjadi sorotan. Namun perlu diingat, limbah makanan sebenarnya juga tidak kalah berbahaya. Limbah yang banyak dihasilkan oleh rumah tangga dan industri pangan ini memiliki kuantitas yang begitu besar. Bahkan tidak jarang, penanganannya butuh bantuan jasa pengolahan limbah.

Dampak limbah makanan terhadap perubahan iklim global juga tidak bisa diremehkan. Ancaman tersebut begitu nyata. Namun sebelum berbicara tentang bagaimana cara mengelolanya, Anda juga perlu tahu apa saja jenis limbah makanan sebenarnya.

1. Limbah Organik

Bisa dibilang inilah jenis limbah yang paling banyak dihasilkan dalam industri pangan. Limbah organik ini berbentuk padat dan berasal dari sisa bahan makanan yang tidak terpakai. Makanan yang sudah diolah dan tidak laku dijual juga masuk ke dalam kategori ini.

Limbah organik ini tergolong sebagai jenis limbah yang mudah busuk dan terurai. Namun justru karena itulah, limbah organik menjadi tempat yang paling disukai oleh bakteri. Bau tidak sedap hanyalah salah satu efek yang dihasilkan dari pembusukan limbah organik. Jika tidak ditangani dengan baik, limbah tersebut juga bisa menjadi sumber penyakit.

2. Limbah Anorganik

Bungkus makanan adalah salah satu contoh dari limbah anorganik yang kerap dihasilkan dalam industri pangan. Dibandingkan dengan limbah organik, limbah jenis ini biasanya lebih sulit terurai. Misalnya saja seperti bungkus plastik. Setidaknya butuh waktu bertahun-tahun hingga limbah ini terurai sepenuhnya.

Dibandingkan dengan limbah organik, limbah anorganik justru perlu mendapatkan perhatian lebih. Dalam industri pangan, skala limbah yang dihasilkan juga sangat besar. Jasa pengolahan limbah berbahaya mungkin dibutuhkan untuk mengelola beberapa jenis limbah anorganik.

baca juga artikel tentang : jangan anggap remeh, ini bahaya makanan yang kerap disepelekan

3. Limbah Cair

Selama proses produksi, ada proses pencucian bahan makanan yang harus dilalui. Pencucian ini dimaksudkan untuk membersihkan kotoran sekaligus bakteri yang menempel pada bahan makanan. Karena itulah, hampir bisa dipastikan jika limbah air cucian ini banyak mengandung kotoran bahkan bakteri yang berbahaya.

Sisa air cucian hanyalah salah satu contoh limbah cair yang dihasilkan dalam industri pangan. Selain sisa air cucian, beberapa industri pangan juga menghasilkan limbah cair yang telah tercampur dengan bahan-bahan kimia. Tingkat bahaya dari limbah seperti ini tentu lebih tinggi.

Limbah minyak juga menjadi salah satu jenis limbah yang kerap diproduksi oleh industri pangan. Jika limbah jenis ini dibuang begitu saja, minyak sisa produksi bisa menutup pori-pori tanah dan mengganggu penyerapan air tanah.

Pengolahan limbah seperti ini jelas membutuhkan upaya yang tidak sedikit. Butuh peralatan khusus dan tenaga ahli untuk mengelolanya. Sayangnya, tidak sedikit pelaku usaha yang menilai hal tersebut sebagai pemborosan. Padahal jika melihat dampak jangka panjangnya, pengelolaan limbah yang baik justru bisa menjadi investasi yang turut mempengaruhi keberlangsungan bisnis di masa depan.

Bagi pelaku usaha yang tidak ingin direpotkan dengan urusan mengelola limbah, kini ada jasa pengolahan limbah seperti Wastec International. Peralatan dan tenaga ahli yang dimiliki oleh Wastec International bisa membantu para pelaku usaha dalam mengelola limbah. Dengan bantuan dari tenaga pengolah limbah profesional, pelaku usaha bisa lebih fokus pada bisnisnya.

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge.

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Perhatian penuh pada limbah berbahaya sering kali mengaburkan pandangan masyarakat bahwa semua jenis limbah pada dasarnya memiliki dampak yang merusak. Banyak pihak yang terlalu fokus pada pengolahan limbah berbahaya. Padahal jika dicermati kembali, jumlah limbah yang jauh lebih besar juga memiliki potensi bahaya yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Ancaman dari limbah makanan bukan hanya berasal dari makanan sisa yang dibuang begitu saja. Ancaman tersebut bahkan sudah lahir sejak proses produksi.

1. Limbah Makanan Meninggalkan Bau Tidak Sedap

Salah satu pencemaran yang paling nyata dirasakan dari limbah ini adalah bau menyengat hasil dari pembusukan. Bau busuk dari makanan sisa bisa menyebar dengan begitu mudahnya. Jumlah limbah yang begitu besar dan tersebar di setiap rumah tangga juga semakin meningkatkan ancaman dari limbah makanan.

Di warung-warung makanan, tumpukan limbah ini justru jauh lebih banyak. Jumlah makanan sisa yang terbuang memiliki kuantitas yang jauh lebih besar. Tidak jarang, limbah tersebut dibuang di selokan tanpa diproses terlebih dahulu. Tak mengherankan, selokan-selokan dekat rumah akan biasanya terlihat begitu kotor dan berbau menyengat.

2. Emisi Metana Limbah Makanan Turut Memicu Perubahan Iklim

Mungkin ini terdengar berlebihan. Namun perlu diketahui, karbon dioksida dan emisi metana dari limbah makanan sebenarnya merupakan penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca yang turut mempengaruhi terjadinya perubahan iklim. Ini adalah fakta yang harus disikapi dengan serius layaknya menyikapi pengolahan limbah berbahaya.

Emisi metana ini tidak hanya berasal dari sisa makanan. Emisi tersebut juga berasal dari peternakan yang terus meningkatkan produksinya demi memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi dengan semakin banyaknya makanan yang dibuang begitu saja, semakin tinggi juga tingkat produksi di peternakan. Sebagai imbasnya, emisi metana yang dihasilkan akan semakin memperparah pencemaran lingkungan hingga mempengaruhi perubahan iklim di seluruh dunia.

baca juga artikel tentang : pengolahan limbah salam industripangan kerap mengalami kegagalan , ternyata ini penyebabnya 

3. Kerugian Materi yang Begitu Besar

Menurut data yang dirilis oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), setiap tahunnya, pemborosan makanan akibat dari pembuangan makanan sisa mencapai angka 1,6 miliar ton. Dari 1,6 miliar ton makanan sisa, sebanyak 1,3 miliar ton di antaranya sebenarnya masih layak konsumsi.

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Biro Statistik Indonesia, di Indonesia jumlah limbah rumah tangga yang diproduksi setiap harinya mencapai 80.235 ton dengan 70-80% di antaranya tergolong sebagai limbah makanan. Dengan besarnya limbah makanan yang diproduksi setiap harinya, kerugian materi yang dialami tentu tidak bisa dibilang sedikit.

Jumlahnya yang diproduksi setiap harinya terlihat semakin besar saat menilik industri makanan. Mulai dari bisnis warung makan hingga pabrik makanan, semua ikut serta dalam menambah jumlah limbah. Jika tidak disikapi sama seriusnya dengan pengolahan limbah berbahaya, kerusakan yang ditimbulkan jelas akan semakin membesar.

Pengolahan limbah sebenarnya tidak harus ditangani seorang diri. Untuk industri makanan, mengolah limbah seperti ini jelas bisa memakan resourceyang begitu besar. Namun dengan menggunakan jasa limbah berbahaya, hal tersebut bisa diatasi lebih mudah. Anda cukup mempercayakan pengolahan limbah kepada Wastec International.

Tentang Wastec International

Wastec International adalah perusahaan terkemuka di bidang penyedia jasa pengolahan limbah lingkungan yang berbahaya di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2004, Wastec International telah memiliki fasilitas pengolahan limbah di Banten dan Semarang. Setiap fasilitas telah dilengkapi teknologi canggih untuk mengolah berbagai jenis limbah B3 dan limbah medis.

Wastec International juga mengedepankan layanan sebagai berikut:

  1. Hazardous Waste Disposal
  2. Waste Transport
  3. Waste Water Treatment
  4. Drilling Waste Management
  5. Oil Clean Up & Recovery
  6. Environmental Engineering
  7. On Site Services

Kelola limbah secara profesional dengan layanan yang lengkap bersama Wastec International.

Dari beberapa jenis limbah yang ada,  limbah farmasi adalah salah satu limbah dengan tingkat bahaya yang tinggi. Pencemaran lingkungan yang diakibatkannya dipastikan membawa kerusakan yang cukup luas. Korbannya pun tidak hanya tanaman dan hewan. Manusia yang menjadi bagian dari lingkungan itu sendiri juga turut merasakan dampak buruknya.

Pengelolaan limbah farmasi sangat dibutuhkan untuk menekan potensi kerusakan yang dapat ditimbulkannya. Sayangnya, masih banyak pihak-pihak penghasil limbah yang kurang peduli dengan hal tersebut. Padahal jika pengelolaan limbahnya buruk, semua pihak akan menanggungnya. Tentu saja, pihak yang menghasilkan limbah juga turut merasakan imbasnya.

Mulai dari Munculnya Vaksin Palsu Hingga Hukuman Pidana

Limbah farmasi umumnya lebih banyak dihasilkan oleh rumah sakit dan industri farmasi. Meski masyarakat juga turut berkontribusi dalam menambah jumlah limbah jenis ini, hal tersebut masih belum bisa dibandingkan dengan limbah yang dihasilkan oleh rumah sakti dan industri farmasi.

Mengingat hal tersebut,  pengelolaannya harus menjadi perhatian bagi para pelaku usaha, khususnya rumah sakit dan industri farmasi. Sayangnya, buruknya tata kelola limbah ini masih kerap dijumpai. Bahkan tidak sedikit rumah sakit yang secara sengaja mengabaikannya.

Kerusakan lingkungan hanyalah permulaan. Selain pencemaran lingkungan, buruknya tata kelola limbah ini juga turut memicu munculnya vaksin palsu di pasaran. Mirisnya lagi, vaksin palsu ini bisa masuk ke rumah sakit. Padahal jika vaksin tersebut sampai merugikan pasien, pada akhirnya rumah sakit jugalah yang akan dituntut hingga menderita kerugian yang jauh lebih besar.

Ancaman hukuman pidana juga siap menghadang. Berdasarkan UU PPLH Pasal 104, setiap orang yang mencemari lingkungan diancam hukuman pidana kurungan penjara maksimal 3 tahun serta denda sebanyak Rp 3 miliar.

baca juga artikel : mengenal ragam jenis limbah rumah sakit

Bagaimana Mengelola Limbah Farmasi

Pengelolaan limbah memang tidak menghilangkan 100% potensi bahaya serta kerugian yang dapat ditimbulkan oleh limbah. Akan tetapi, langkah tersebut dipastikan mampu menekan risiko dan kerugian hingga titik terendahnya.

Pengelolaan limbah farmasi dapat dibagi berdasarkan jumlah limbah yang harus dikelola. Jika jumlahnya kecil, limbah ini dapat dikelola dengan cara pembuangan landfill, encapsulation, pemendaman yang aman, pembuangan ke selokan dan insenerasi. Namun jika jumlah limbah farmasinya besar, limbah tersebut harus dikelola dengan cara encapsulation dan inserenasi.

Di sinilah letak permasalahannya. Jumlah limbah yang dihasilkan rumah sakit dan industri farmasi tentu tidak sedikit. Encapsulation dan inserenasi pun menjadi satu-satunya cara untuk mengelola limbah tersebut. Sayangnya, pengelolaan limbah dengan 2 cara tersebut terbilang mahal.

Sebenarnya pengelolaan limbah tidak harus dilakukan sendiri oleh pihak rumah sakit atau industri farmasi. Jasa pengelolaan limbah farmasi seperti Wastec International bisa menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan seperti ini. Tidak perlu berinvestasi pada peralatan mahal atau sumber daya manusia, solusi profesional sudah bisa didapatkan.

Tentang Wastec International

Wastec International adalah perusahaan terkemuka di bidang penyedia jasa pengolahan limbah lingkungan yang berbahaya di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2004, Wastec International telah memiliki fasilitas pengolahan limbah di Banten dan Semarang. Setiap fasilitas telah dilengkapi teknologi canggih untuk mengolah berbagai jenis limbah B3 dan limbah medis.

Wastec International juga mengedepankan layanan sebagai berikut:

  1. Hazardous Waste Disposal
  2. Waste Transport
  3. Waste Water Treatment
  4. Drilling Waste Management
  5. Oil Clean Up & Recovery
  6. Environmental Engineering
  7. On Site Services

Kelola limbah secara profesional dengan layanan yang lengkap bersama Wastec International.

Pengertian Limbah Rumah Sakit

Perban, jarum suntik dan infus, semua itu begitu identik dengan rumah sakit dan memiliki konotasi positif saat dikaitkan dengan pengobatan. Namun saat masa pakainya sudah berakhir, semua perlengkapan medis memiliki satu muara yang sama. Berakhir di tempat pembuangan sampah dan mendapat label limbah B3.

Sama halnya dengan penyakit yang berhasil disembuhkannya, limbah medis juga menyimpan bahaya yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Untuk memudahkan dalam pengelolaan limbah, sampah medis ini pun dibagi ke dalam beberapa jenis.

Jenis Limbah Rumah Sakit

Limbah Klinik

Limbah ini berasal dari pelayanan kepada pasien, khususnya yang berkaitan dengan unit risiko tinggi dan pembedahan. Risiko infeksi kuman dari limbah jenis ini terbilang tinggi. Karenanya, limbah klinik ini biasanya diberi label yang jelas. Contoh limbah klinik sendiri di antaranya adalah perban bekas perawatan, jarum suntik bekas, , kantung urin dan kantung darah, anggota tubuh yang diamputasi serta cairan tubuh.

Limbah Bukan Klinik

Berkebalikan dengan limbah klinik, limbah bukan klinik adalah limbah rumah sakit yang tidak melakukan kontak dengan cairan tubuh. Limbah jenis ini biasanya lebih banyak berasal dari kegiatan administratif rumah sakit. Beberapa contoh limbah bukan klinik ini antara lain kantong plastik dan kertas.

Limbah Patologi

Jenis limbah yang satu ini tergolong sebagai limbah dengan risiko bahaya yang tinggi. Karena itulah, pengelolaan harusnya dilakukan dengan hati-hati. Sebelum keluar dari unit patologi, limbah ini harus diautoclaf terlebih dahulu. Tidak hanya itu, limbah patologi juga harus diberi label biohazard.

baca juga artikel : limbah b3 ternyata ada beberapa jenis

Limbah Radioaktif

Limbah jenis ini pada dasarnya tidak memicu permasalahan pengendalian infeksi, khususnya di rumah sakit. Meski demikian, pengelolaan limbah ini harus dilakukan. Tingkat bahayanya juga cukup tinggi jika sampai mencemari lingkungan. Untuk membantu dalam mengelola limbah jenis ini, pemberian kode warna akan sangat membantu.

Limbah Dapur

Selain limbah medis, rumah sakit juga menghasilkan limbah dapur. Limbah jenis ini memang tidak memiliki tingkat bahaya tinggi layaknya limbah medis yang sudah dibahas sebelumnya. Akan tetapi, kutu, kecoa dan tikus yang tertarik dengan limbah jenis ini jelas bisa mengganggu bahkan turut menyebarkan penyakit yang cukup berbahaya. Beberapa contoh limbah dapur ini di antaranya adalah air kotor dan sisa makanan.

Beberapa jenis limbah rumah sakit memang tidak begitu berbahaya. Namun khusus untuk limbah klinis, limbah radioaktif dan limbah patologis, limbah-limbah tersebut jelas membutuhkan penanganan khusus. Bukan hanya alat-alat khusus saja yang dibutuhkan, tenaga manusia yang mengelolanya juga harus benar-benar terlatih.

Tentu sulit bagi pihak rumah sakit untuk mengelola semua itu sendiri. Belum lagi mengingat mahalnya biaya investasi peralatan dan sumber daya manusia untuk mengelola limbah. Wastec International hadir untuk membantu mengatasi permasalahan seperti ini. Dengan pengalaman yang dimiliki, limbah medis tidak lagi menjadi masalah yang perlu dikhawatirkan.

Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Bersama Wastec International

Limbah medis harus dikelola dengan benar. Mengingat sifatnya yang bisa menularkan penyakit dan mempengaruhi kesehatan dalam jangka panjang. Selain itu, limbah medis juga mengandung bahan kimia beracun dan benda tajam yang berbahaya. Sehingga pengelolaan limbah medis perlu dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan sifat berbahaya dan beracun.

Wastec International melayani pengelolaan limbah medis dari rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan. Didukung teknologi insinerator pressure jet dalam pengolahan limbah medis akan mewujudkan proses yang ramah lingkungan. Mari kelola limbah dengan benar bersama Wastec International.

Istilah limbah B3 sebenarnya berasal dari akronim bahan beracun dan berbahaya. Meski demikian, definisinya sendiri memiliki beberapa versi. Berdasarkan PP Nomor 101 Tahun 2014, limbah B3 didefinisikan sebagai sisa suatu kegiatan dan atau usaha yang mengandung B3 atau bahan berbahaya dan beracun. Sedangkan menurut California Department of Toxic Substance Control, limbah ini diartikan sebagai limbah yang memiliki karakteristik tertentu dan bisa membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia.

Limbah B3 – PT Wastec International

Mengacu pada definisi tersebut, banyak yang memahami bahwa limbah ini umumnya berasal dari kegiatan industri dan fasyankes. Hanya saja perlu diketahui, limbah jenis ini juga ada yang berasal dari rumah tangga. Namun menurut PP Nomor 101 Tahun 2014, limbah ini dapat dibagi menjadi 4 jenis, yakni.

1. Limbah B3 dari Sumber Spesifik

Segala macam limbah berbahaya yang berasal dari kegiatan utama industri dapat berasal dari sumber spesifik. Contoh dari limbah jenis ini di antaranya adalah:

  1. pelarut terhalogensi seperti klorobenzena dan metilen klorida
  2. pelarut yang tak terhalogensi seperti toluena, aseton dan nitrobenzema
  3. asam atau basa seperti natrium hidroksida, asal sulfat dan asam fostat serta limbah yang tidak spesifik seperti aki bekas dan limbah laboratorium.

Sumber spesifik sendiri masih dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni sumber spesifik umum dan khusus. Untuk limbah yang berasal dari sumber spesifik umum, beberapa contohnya adalah katalis bekas dan limbah karbon aktif dari pabrik pupuk, residu proses produksi dan abu insinerator dari pabrik pestisida serta residu dasar tangki dan sludge dari proses produksi kilang minyak bumi. Sedangkan untuk limbah B3 dari sumber spesifik khusus beberapa contohnya meliputi slag nikel, copper slag, slag timah putih dan sludge IPAL.

2. Limbah B3 dari Sumber tidak Spesifik

Sama halnya dengan yang bersumber dari sumber spesifik, limbah jenis ini juga berasal dari aktivitas industri. Hanya saja, limbah jenis ini bukan berasal dari kegiatan utama industri melainkan dari kegiatan sampingannya seperti kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pengemasan, pelarutan kerak dan sejenisnya.

Selain itu, limbah yang tidak jelas sumbernya dan belum diketahui secara pasti kandungan racun di dalamnya juga bisa dimasukkan ke dalam jenis limbah dari sumber tidak spesifik.

baca juga artikel : ancaman limbah industri

3. Limbah B3 dari B3 yang Sudah Kadaluwarsa, Tumpah dan Bekas Kemasan B3

Sebagai informasi, limbah B3 juga memiliki masa kadaluwarsanya sendiri. Limbah yang sudah kadaluwarsa ini pun tidak kalah berbahaya. Namun karena memiliki karakter yang berbeda, limbah jenis ini dipisahkan ke dalam kategori sendiri. Limbah B3 yang tumpah dan bekas kemasan limbah masuk ke dalam jenis limbah yang satu ini. Beberapa contoh limbah lain yang juga masuk ke dalam jenis ini di antaranya adalah tembaga sianida, karbon disulfida, barium sianida, endrin dan gas fluor.

Solusi Pengelolaan Limbah bersama PT Wastec International 

PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dan berkompeten dalam menyediakan layanan jasa pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Dengan komitmen untuk terus mengembangkan strategi dan berinovasi, PT Wastec International terus berupaya mengembangkan metode pengelolaan limbah B3 yang efisien dan efektif. Bersama PT Wastec International, mari kita membangun dan menjalankan bisnis yang aman dan ramah lingkungan.

Di mana ada industri, di situ pasti ada limbah yang turut diproduksi. Beberapa jenis limbah memang bisa dikategorikan sebagai limbah yang tidak begitu membahayakan. Namun di sisi lain, ada beberapa jenis limbah industri yang bisa begitu merusak.

Limbah industrisendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Beda jenis industri, biasanya limbah yang dihasilkan juga berbeda. Begitu pula dengan dampak yang ditimbulkannya. Untuk memberi pemahaman lebih dalam, berikut dampak limbah industri berdasarkan jenis industrinya.

1. Dampak Limbah Industri Pangan

Limbah dari industri pangan umumnya memang memiliki tingkat bahaya yang cukup rendah. Meski demikian, dampaknya tetap tidak bisa dipandang sebelah mata. Misalnya saja seperti limbah dari industri tempe dan tahu, tepung tapioka dan industri pengolahan hasil laut.

Jenis limbah industri pangan sendiri umumnya berupa garam, karbohidrat, mineral, protein dan lemak. Meski tidak ada kandungan kimia berbahaya, limbahnya dapat menimbulkan bau tidak sedap jika pengelolaan air limbah industri tersebut tidak dikelola dengan baik.

2. Dampak Limbah Industri Sandang

Dibandingkan dengan limbah industri pangan, limbang industri sandang cenderung memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi. Sisa zat pewarna dan zat kimia lain menjadi momok mengerikan dari limbah industri yang satu ini.

Zat pewarna yang ada dalam air sisa pencelupan kain batik tentu sangat beracun dan berbahaya. Jika dibuang begitu saja, bisa dipastikan limbah tersebut akan mencemari lingkungan.

baca juga artikel : limbah medis sering ditemukan di beberapa sungai di indonesia

3. Dampak Limbah Industri Kimia

Dalam industri kimia, penggunaan bahan-bahan kimia begitu jamak dijumpai. Misalnya saja dalam aktivitas produksi alkohol. Dalam prosesnya, dibutuhkan banyak air. Limbah cair yang dihasilkan juga mengandung banyak senyawa berbahaya.

Selain itu, selama proses pencucian peralatan, senyawa CaSO4 juga turut dilepaskan bersama dengan larutan air. Meski dampaknya tidak terasa langsung, secara pasti CaSO4 bisa mengancam kelangsungan hidup.

4. Dampak Limbah Industri Logam dan Elektronika

Limbah industrilogam dan elektronika umumnya lekat kaitannya dengan gas buang yang dihasilkan selama proses produksi. CO, karbon monoksida dan gas belerang yang dihasilkan bisa mencemari udara. Belum lagi partikel logam berat yang terkandung di dalamnya. Jika dihirup oleh makhluk hidup, gangguan kesehatan jelas akan mengancam.

Selain polusi udara, industri logam juga turut menjadi penyumbang polusi suara. Tidak jarang, suara yang dihasilkan bisa begitu keras hingga mengganggu organ pendengaran manusia. Begitu banyak ancaman yang mengintai. Karena itu, pengelolaan limbah industriini harus disikapi dengan serius.

Pemahaman akan bahaya dari limbah industri harus dimiliki oleh masyarakat dan para pelaku usaha. Berangkat dari sini, kesadaran akan pengelolaan limbah industriakan terbentuk hingga membangun budaya bisnis yang bertanggung jawab. Secara tidak langsung mengolah limbah dengan benar juga turut menjamin kelangsungan bisnis ke depannya. Kalaupun ada keterbatasan dalam mengelola limbah, jasa pengolahan limbah industri seperti Wastec International yang selalu siap membantu.

Limbah medis tergolong sebagai limbah berbahaya. Limbah ini tidak bisa dibuang begitu saja layaknya limbah rumah tangga. Ada penanganan khusus sebelum membuangnya. Tempat pembuangan limbah medis pun berbeda dari tempat pembuangan sampah pada umumnya.

Sayangnya, pengelolaan limbah medis masih jauh dari kata baik. Tidak sedikit limbah yang dibuang begitu saja. Bahkan dalam aksi bersih-bersih Ciliwung pada 24 Juni 2019 lalu, Komunitas Peduli Ciliwung mendapati masih banyaknya limbah medis yang dibuang ke Sungai Ciliwung. Lantas apa bahaya limbah rumah sakit ini bagi lingkungan sekitar?

1. Merusak Harta Benda

Beberapa jenis limbah rumah sakitada yang mengandung garam. Saat kandungan garam tersebut larut dalam air dan melakukan kontak langsung dengan harta benda, sifat korosifnya jelas akan sangat merusak. Kerusakan yang ditimbulkan memang tidak muncul secara instan. Namun jika tidak segera diatasi, kerusakan tersebut hampir bisa dipastikan.

2. Mengganggu Kenyamanan

Dalam jumlah kecil, sampah mungkin tidak terlihat begitu mengganggu. Tapi bayangkan jika tumpukan sampah tersebut terus bertambah. Meski tumpukan sampah tersebut berada di tempat pembuangan sampah sekalipun, hal tersebut masih tetap mengganggu pemandangan. Lantas bagaimana jika tumpukan sampah tersebut berada di tempat-tempat yang tidak seharusnya, seperti di pinggir jalan atau di sungai?

Itu baru sampah biasa. Jika sampah tersebut tergolong sebagai limbah medis, gangguan kenyamanannya jelas lebih serius lagi. Belum lagi aroma menyengat yang dikeluarkannya. Bisa dipastikan, kenyamanan masyarakat sekitar akan terganggu karenanya.

baca juga artikel : bukan cuma organik dan anorganik saja , 4 pembagian limbah

3. Merusak Tumbuhan dan Hewan

Dalam limbah medis, terkandung banyak zat berbahaya di dalamnya. Tidak sedikit juga yang mengandung bakteri dan virus-virus berbahaya. Jika dibuang begitu saja, kandungan berbahaya ini pun bisa meresap ke dalam tanah ataupun mencemari sumber-sumber air di sekitarnya. Inilah yang pada akhirnya merusak tumbuhan dan hewan bahkan membunuhnya.

4. Mengganggu Kesehatan Manusia

Sebagai bagian dari lingkungan, manusia dipastikan turut merasakan dampak dari limbah medis yang dibuang begitu saja. Gangguan kesehatan yang jamak dijumpai akibat limbah ini di antaranya adalah diare, infeksi kulit, demam berdarah, hepatitis, meningitis bahkan AIDS.

Gangguan kesehatan tersebut bisa muncul tidak hanya karena kontak langsung dengan limbah. Mereka yang menghirup udara yang telah tercemar juga bisa mengalami gangguan kesehatan.

5. Memicu Kerugian Ekonomi

Limbah medisbisa sangat korosi dan merusak harta benda. Saat kerusakan tersebut semakin serius dan meluas, biaya operasional dan pemeliharaan akan semakin tinggi. Belum lagi jika ada masyarakat sekitar yang sampai dirugikan. Biaya kompensasinya jelas tidak sedikit.

Masalah-masalah seperti di atas jelas akan merugikan banyak pihak. Baik itu tanaman, hewan ataupun manusia, semua akan merasakan dampak dari pencemaran lingkungan. Bagi pelaku bisnis, pengelolaan limbah medis yang kurang terkelola juga bisa membawa kerugian materi. Namun dengan jasa pengelolaan limbah medis profesional seperti Wastec International, masalah seperti ini tidak perlu dikhawatirkan lagi.