Posts

Pengertian Eksplorasi

Eksplorasi adalah suatu kegiatan menelusuri atau menjalajahi area dengan tujuan menemukan komoditas tertentu yang dibutuhkan. Biasanya eksplorasi ini pencarian komoditas berupa minyak dan gas atau batu bara. Kegiatan ini memberikan kesempatan area yang belum banyak terkekspos menjadi mendapat perhatian yang lebih baik. Baca Juga: Kilang Minyak dan Gas Bumi dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Kegiatan eksplorasi memiliki beberapa tahapan dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam prosesnya. Ini merupakan salah satu bentuk upaya manusia dalam berkembang dan bertahan hidup. Seperti eksplorasi minyak dan gas membantu industri, rumah tangga, hingga pembangkit listrik agar tetap berjalan dan hasilnya dapat dinikmati masyarakat. 

Tujuan Eksplorasi 

Ada banyak sekali tujuan dan jenis eksplorasi, namun yang mungkin cukup familiar dan sering terdengar adalah eksplorasi minyak dan gas bumi. Tujuan dari eksplorasi minyak dan gas adalah untuk mendapatkan cadangan hidrokarbon seperti minyak dan gas yang terletak di perut bumi. Mengapa eksplorasi minyak dan gas yang lebih terdengar familiar, karena dua komoditas ini merupakan yang paling banyak dibutuhkan dalam berbagai keperluan industri maupun masyarakat. Baca Juga: PLTU dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Eksplorasi minyak dan gas memakan waktu yang cukup panjang dan harus melalui beberapa tahapan. Kegiatan ini juga harus dilakukan dengan semakin hati-hati agar tidak merusak alam. 

Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi – PT Wastec International

Tahapan

  1. Perencanaan dan Pembelajaran Prospek Cadangan

Tahap ini merupakan tahap awal dan fondasi dari kegiatan eksplorasi. Meliputi rangkaian penyeledikan lapangan umum dan penyiapan serta penyerahan wilayah kerja yang dikonfirmasikan oleh pihak yang berwenang. Perencanaan dapat berupa pemetaan geologi regional, foto udara, citra satelit hingga metode survei tidak langsung lain untuk mengidentifikasi kemungkinan daerah anomali penyeledikan lebih lanjut. 

  1. Mempelajari Susunan Batu dengan Studi Geologi 

Tahap ini mempelajari karakteristik lokasi penambangan dengan studi geologi untuk menemukan informasi terkait sebaran dan formasi batuan, umur batuan, kemunculan mineral, fosil, geokimia, stratigrafi dan sedimentologi serta struktur geologi dan kondisi bawa tanah secara lebih efektif dan efisien. 

  1. Memahami Keadalaman Batu 

Selanjutnya adalah penerapan studi geofisika yang bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dari batuan yang diidentifikasi sebelumnya. Penelitian ini meliputi daerah permukaan hingga kedalaman kilometer di bawahnya. Tahap ini membutuhkan dan memakan waktu yang cukup panjang tergantung luas target area. Hasil dari proses ini akan menjadi referensi untuk tahapan selanjutnya. 

  1. Studi Seismik Sebelum Pengeboran 

Mempelajari studi seismik pada area yang berpotensi. Studi ini sebagai metode umum untuk menentukan sifat fisik batu. Dengan bantuan operasi seismik, kondisi bawah tanah dapat direkontruksi dalam gambar 2D dan 3D. Pengoperasiannya juga membutuhkan waktu, sekitar satu sampai empat tahun tergantung pada lokasi dan jenis tangki. 

Namun data seismik yang akurat juga tidak dapat menjamin adanya cadangan migas, karena data tersebut harus dibuktikan dengan melakukan pengeboran. 

  1. Tahap Pengeboran 

Tahap eksplorasi ini juga memakan waktu yang cukup panjang, mengebor satu titik dapat memakan waktu 1 sampai 4 bulan. Selain waktu yang dibutuhkan cukup lama, risiko dari kegiatan ini juga cukup tinggi, sehingga segalanya dari proses persiapan hingga pengeboran harus dilakukan dengan sangat hati-hati. 

Eksplorasi pengeboran ini berupa pengoperasian sumur, pengembangan dan pembangunan fasilitas produksi. Kemudian kegiatan produksi dapat membawa minyak dan gas alam ke permukaan, selanjutnya munyak dan gas masuk ke dalam sumur dan diangkat ke permukaan melalui pipa. 

Minyak dan gas alam dialirkan ke bawah sumur kemudian naik ke permukaan pipa sebelum diangkat kembali ke separatir yang berfungsi untuk memisahkan keduanya dari material yang tidak diinginkan hingga minyak dan gas alam dipisahkan.

Limbah yang Dihasilkan dari Kegiatan Eksplorasi dan Produksi Minyak, Gas, dan Panas Bumi 

Kegiatan eksplorasi ini dapat menghasilkan limbah B3, diantaranya:

  1. Residu dasar tangki minyak bumi dengan kode limbah A330-1 
  2. Residu proses produksi dengan kode limbah A330-2
  3. Limbah lumpur bor berbahan dasar oil base dan/atau syntehtic oil dengan kode limbah B330-1 

Solusi Pengelolaan Limbah dengan PT Wastec International 

PT Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dalam menyediakan jasa pengelolaan limbah dan pelayanan lingkungan yang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Sehingga pengelolaan limbah dapat ditangani dengan aman dari segi kesehatan dan pencemaran lingkungan dapat teratasi.

Selain itu juga, PT Wastec International sangat berkomitmen untuk mengembangkan strategi dan terus berinovasi untuk terus fokus pada metode pencegahan limbah dan meminimalkan dampak lingkungan bagi generasi mendatang. Serta mengelola bisnis dengan cara bertanggung jawab secara sosial dan terus mendorong inisiatif peningkatan internal untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas. Mari kelola limbah dengan baik bersamaPT Wastec International.

Apa Itu Mikroplastik?

Pernah mendengar istilah mikroplastik?. Sampah yang satu ini dijuluki “kecil-kecil cabai rawit” karena ukurannya yang kecil, namun dapat membahayakan kesehatan manusia. Mikroplastik merupakan potongan plastik yang sangat kecil dan dapat mencemari lingkungan. Terdapat beberapa pendapat terkait ukurannya, namun memiliki diameter kurang dari 5mm. Baca Juga: Mengenal Emisi Karbon

Mikroplastik – PT Wastec International

Jenis Mikroplastik 

Mikroplastik memiliki beberapa jenis, yaitu:

  1. Mikro Primer

Mikro primer diproduksi langsung oleh produk yang dipakai manusia, seperti sabun, kosmetik, pakaian, deterjen. 

  1. Mikro Sekunder 

Berbeda dengan mikroplastik primer, jenis sekunder berasal dari sampah-sampah plastik yang sudah berserakan di lingkungan. 

Dampak

Mikroplastik dapat ditelan oleh makhluk hidup yang sangat kecil, seperti amoeba dan plankton yang umumnya hidup di perairan dan menjadi asupan pemangsanya seperti ikan-ikan. Baca Juga: Jenis Plastik Dan Kode Daur Ulang

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Ecological Observation and Wetlands Conservation yang dilakukan oleh Eka Chlara Budiarti, menemukan hal tersebut dapat memasuki tubuh manusia dengan beberapa cara, seperti:

  1. Pernapasan
  2. Pencernaan
  3. Paparan terhadap benda plastik yang sudah mengalami pelapukan

Sumber Penyebaran

Terdapat beberapa kategori produk yang menyumbang partikel mikroplastik terbanyak, sebagai berikut:

  1. Microbeads

Microbeads umumnya digunakan dalam produk perawatan, termasuk perawaran mulut. Dilansir dari laman Beat the Microbead, lapisan polietilen yang umumnya ditemukan di pasta gigi berfungsi untuk memoles gigi, mengurangi atau menghilangkan bau mulut. 

  1. Marka Jalan 

Mikroplastik juga berasal dari pelapukan dan pengikisan jat marka jalan. Debu yang menjadi potongan plastik yang sangat kecil ini nantinya dapat tertitup angin dan menyebar akibat terkena hujan, sehingga menjadi salah satu faktor penyebab pencemaran udara. 

  1. Produk dengan Bahan Kain Sintetis 

Produk ini memiliki serat mikro akrilik, polietilen, dan polyester. Produk berbahan kain sintetis ini dapat melepaskan sel mikroplastiknya ketika proses pencucian. 

Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

Pengertian

Indonesia berada di wilayah Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire, artinya adalah Indonesia berada di wilayah yang sering mengalami gempa bumi maupun gunung berapi di sekitar Samudra Pasifik. Istilah erupsi pasti sudah tidak asing lagi, namun apakah arti sebenarnya? Baca Juga: Kualitas Udara Swiss yang Bersih

Menurut KBBI, erupsi juga dapat disebut sebagai letusan gunung api yang mengeluarkan semburan sumber minyak dan uap panas. Selain itu, melansir dari situs Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, peristiwa ini dikatakan sebagai peristiwa keluarganya magma dari gunung api menuju permukaan bumi. Baca Juga: Energi Baru Terbarukan: Pengertian dan Jenisnya

Erupsi – PT Wastec International

Terdapat dua tipe yang perlu diketahui 

  1. Efusif: di mana lava keluar secara perlahan dan mengalir tanpa diikuti dengan ledakan. 
  2. Eksplosif: kondisi dimana magma yang keluar dari gunung api dalam bentuk ledakan dan terbentuk endapan piroklastik. 

Jenis Erupsi

Terdapat beberapa jenis berdasarkan kekuatannya, sebagai berikut

  1. Hawaiian 

Tipe dari Hawaiian adalah lava cair yang berasal dari kawah dalam cukup lama. Lava yang terbentuk ini berjenis basalt. Umumnya gunung yang memiliki erupsi tipe Hawaiian ini memiliki bentuk perisai, yaitu tubuh gunung jauh lebih besar daripada tinggi gunung. 

  1. Strombolian 

Tipe dari erupsi ini berasal dari gas dan serpihan magma. Material yang diletuskan jatuh kembali ke dalam kawah atau sekitar bibir kawah, kemudian saat terjadi erupsi yang lebih besar, lava mengalir ke lereng sekitarnya. Umumnya, gunung dengan tipe strombolian ini akan mengeluarkan material padat yang terhamburkan kurang lebih setara dengan material yang mengalir sebagai aliran lava. Gunung tipe ini biasanya memiliki kawah dan berbentuk lingkaran. 

  1. Vulkanian 

Erupsi vulkanian terjadi karena lubang kepundan tertutup oleh sumbat lava atau magma yang membeku di pipa magma setelah terjadinya erupsi. Bersifat eksplosif, magma yang membentuk juga bersifat antara basa dan asam (dari andesit ke dasit). Erupsi ini berbentuk asap yang membumbung ke atas dan kemudian asapnya melebar menyerupai cendawan. Asapnya membawa partikel abu dan pasir dan selanjutnya akan turun sebagai hujan abu dan pasir. 

Sumber Erupsi

Selain jenis, erupsi memiliki sumber yang berbeda yang perlu diketahui

  1. Pusat: keluar dari kawah utama
  2. Samping: keluar dari lereng atau tubuh gunung 
  3. Celah: keluar dari retakan atau sesar yang memanjang
  4. Eksentrik: hampir mirip dengan erupsi samping, namun magma yang keluar langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri, bukan kepundan pusat yang menyimpang ke samping. 

Tentang Wastec International

Wastec International adalah perusahaan terkemuka di bidang penyedia jasa pengolahan limbah lingkungan yang berbahaya di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2004, Wastec International telah memiliki fasilitas pengolahan limbah di Banten dan Semarang. Setiap fasilitas telah dilengkapi teknologi canggih untuk mengolah berbagai jenis limbah B3 dan limbah medis.

Wastec International juga mengedepankan layanan sebagai berikut:

  1. Hazardous Waste Disposal
  2. Waste Transport
  3. Waste Water Treatment
  4. Drilling Waste Management
  5. Oil Clean Up & Recovery
  6. Environmental Engineering
  7. On Site Services

Kelola limbah secara profesional dengan layanan yang lengkap bersama Wastec International.

Pengertian 

Batubara merupakan salah satu bahan bakar yang berasal dari fosil. Bahan bakar ini cukup banyak digunakan hingga saat ini, terutama sebagai sumber bahan bakar listrik hingga berbagai industri lainnya. Baca Juga: PLTU dan Limbah B3 yang Dihasilkan

Batubara – PT Wastec International

Jenis Pengolahan Batubara 

Preparasi 

    Preparasi merupakan usaha untuk meliberasi/membebaskan bijih antara mineral berharga dengan mineral pengotornya dengan jalan mereduksi/memperkecil ukuran butir. Terdapat beberapa tahapan meliputi:

    1. Kominusi: mereduksi ukuran butir hingga menjadi lebih kecil dari ukuran semula.
    1. Sizing: screening yaitu pemisahan besar butir mineral berdasarkan lubang ayakan dan classifying yang merupakan pemisahan butir mineral berdasarkan kecepatan jatuh material di dalam suatu media sehingga hasilnya tidak seragam.

    Konsentrasi 

    Konsentrasi merupakan operasi untuk memisahkan antara mineral yang berharga dengan mineral tak berharga/pengotornya (gangue mineral) dalam suatu bijih/material yang memanfaatkan sifat fisik atau sifat kimia-fisika permukaan mineral yang akan dipisahkan.

    Sifat fisik yang digunakan sebagai dasar pemisahan yaitu:

    1. Warna, kilap, dan bentuk kristal. Konsentrasi yang dilakukan dengan tangan biasa 
    2. Spesific gravity, konsentrasi berdasarkan berat jenisnya. 
    3. Magnetic susceptibility, yakni memisahkan mineral dengan dengan sifat kemagnetan, baik secara kuat, lemah, bahkan tidak ada sama sekali.
    4. Conductivity, yakni pemisahan memanfaatkan sifat mineral sebagai konduktor.
    5. Sifat permukaan mineral dengan memanfaatkan udara apakah akan terpisah yang disebut dengan flotasi.

    Dewatering 

    Dewatering adalah operasi pemisahan antara cairan dengan padatan yang pada umumnya melalui tiga tahapan, yakni:

    1. Thickening, yaitu merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang mendasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral tersebut dalam suatu pulp sehingga solid factor yang dicapai sama dengan satu (% solid = 50%)
    2. Filtrasi adalah merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan jalan menyaring (dengan filter) sehingga didapat solid factor sama dengan empat (% solid = 100%).
    3. Drying merupakan proses penghilangan air dari padatan dengan jalan pemanasan, sehingga padatan itu betul-betul bebas dari cairan atau kering (% solid = 100%).

    Limbah B3 yang dihasilkan 

    Pengolahan batubara dengan pirolisis – produksi kokas menghasilkan beberapa limbah sebagai berikut:

    1. Residu dari produksi kokas (tar) dengan kode limbah A357-1 
    2. Tar sludge dengan kode limbah A357-2 
    3. Residu minyak dengan kode limbah A357-3 
    4. Sludge ipal dengan kode limbah B357-1

    Baca juga: Pertambangan dan Limbah yang Dihasilkan

    Solusi Pengelolaan Limbah dengan Wastec International 

    Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dalam menyediakan jasa pengelolaan limbah dan pelayanan lingkungan yang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Sehingga pengelolaan limbah dapat ditangani dengan aman dari segi kesehatan dan pencemaran lingkungan dapat teratasi.

    Selain itu juga, Wastec International sangat berkomitmen untuk mengembangkan strategi dan terus berinovasi untuk terus fokus pada metode pencegahan limbah dan meminimalkan dampak lingkungan bagi generasi mendatang. Serta mengelola bisnis dengan cara bertanggung jawab secara sosial dan terus mendorong inisiatif peningkatan internal untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas. Mari kelola limbah dengan baik bersama Wastec International.

    Pengertian Laboratorium

    Laboratorium adalah tempat atau area untuk melakukan berbagai rangkaian prosedur penelitian, pengamatan, penyelidikan, serta pengukuran yang dilengkapi dengan berbagai peralatan pendukung. Baca Juga: Menangani Limbah Laboratorium

    Laboratorium – PT Wastec International

    Jenis Laboratorium 

    Terdapat beberapa jenis dan dikelompokkan pada beberapa kategori, diantaranya:

    1. Riset

    Digunakan khusus untuk melakukan penelitian. Umumnya penelitian ini ditujukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, biasanya terdapat di kampus dan lembaga penelitian. Jenis ini juga mengakomodir berbagai kebutuhan ilmuan atau researcher dan karena itu ukurannya cenderung lebih luas dari yang lainnya serta memiliki koleksi peralatan yang lebih lengkap. Baca Juga: Standar Baku Mutu Air Kegiatan Laboratorium

    1. Pengembangan Produk

    Digunakan untuk melakukan penelitian yang mengarah pada upaya pengembangan produk, termasuk analisis mutu produk dan kultur jaringan. Biasanya berafiliasi dengan perusahaan yang berfokus pada pengembangan produk di bawah departemen research and development.

    Limbah yang Dihasilkan

    Aktivitas lab riset dan komersial tentunya menghasilkan limbah B3 yang harus diolah dengan tepat dan bertanggung jawab, diantaranya:

    1. Bahan kimia kadaluwarsa dengan kode limbah A338-1
    2. Peralatan laboratorium terkontaminasi B3 dengan kode limbah A338-2 
    3. Residu sampel limbah B3 dengan kode limbah A338-3 

    Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

    Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

    Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

    Pengertian

    Pernis atau varnish merupakan bahan transparan yang umumnya digunakan pada proses finishing bahan kayu dalam industri furniture dan building. Selain proses finishing juga bisa diaplikasikan pada sistem coating. Baca Juga: Pengawetan Kayu dan Dampaknya

    Manfaatnya adalah sebagai berikut:

    1. Melindungi media kayu dari panas, hujan, angin, kotoran dan hal pengganggu lainnya
    2. Melindungi permukaan kayu dari pengaruh bahan kimia seperti alkohol dan cuka
    3. Menguatkan serat kayu
    Pernis – PT Wastec International

    Fungsi Utama

    Dua fungsi utama dari teknik ini antara lain:

    1. Perlindungan atau proteksi: fungsi utamanya adalah melindungi kayu agar lebih tahan lama dan tahan terhadap material pengganggu lainnya
    2. Keindahan atau estetika: meningkatkan keindahan media kayu sampai dengan menutupi cacat atau kekurangan dari kayu tersebut.

    Pengaplikasian pernis terdiri dari dua cara, yaitu kuas dan semprot/spray. Finishing ini banyak dilakukan pada pekerjaan lantai kayu, kusen pintu, wooden toys, furniture dan lain sebagainya. Baca Juga: Pengolahan Limbah Cair Industri

    Jenis Pernis

    Terdapat dua jenis pernis, yaitu:

    1. Solvent based: kombinasi antara drying oil, resin dan tiner atau solvent
    2. Water based: menggunakan air sebagai pelarutnya. Keunggulannya terletak pada kecepatan proses pengeringan yaitu 20-30 menit serta hasil finishing yang tidak mudah retak dan menimbulkan gelembung yang diakibatkan oleh udara di dalamnya.

    Perbedaan Pernis dan Plitur

    Pernis dan plitur merupakan dua teknik finishing pada media kayu tetapi memiliki perbedaannya, yaitu:

    1. Penggunaan bahan: pernis terbuat dari campuran bahan resin, drying oil dan pelarut, sedangkan plitur berupa cat transparan yang terbuat dari oker atau ranah lunak yang sudah melalui proses oksidasi.
    2. Cara penggunaan: pernis dapat diaplikasikan langsung pada objek tanpa menggunakan media pelarut, sedangkan plitur membutuhkan media pelarut sebelum melapisi kayu.
    3. Warna yang dihasilkan: pernis tidak menciptakan warna pada bidang kayu sedangkan plitur sebaliknya

    Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

    Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

    Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

    Kegunaan

    Penggunaan kemasan farmasi menjadi bagian yang penting juga dalam pengelolaan obat. Kegunaan dari kemasan ini adalah sebagai berikut:

    1. Menjaga dan melindungi produk obat dari kontaminasi
    2. Mengidentifikasi jenis obat
    3. Menjaga kualitas obat
    4. Sarana promosi produk obat
    5. Memberikan informasi penting seperti tanggal pembuatan, tanggal kedaluwarsa dan lain-lain
    Kemasan Farmasi – PT Wastec International

    Karakteristik Kemasan Farmasi

    Beberapa karakteristik kemasan yang baik, yaitu:

    1. Proteksi optimal dari lingkungan luar seperti suhu dan kelembapan
    2. Harus memiliki fungsi sebagai penghalang/barrier dari penetrasi kelembapan dan gas
    3. Menjaga dari oksidasi, reduksi dan Cahaya
    4. Menjaga dari kebocoran selama proses pengangkutan
    5. Pencetakan kemasan yang mudah dan stabil

    Tipe Kemasan Farmasi

    Kemasan ini memiliki tipe yang beragam dan disesuaikan dengan jenis obat yang akan dikemasnya. Umumnya tipe ini terdiri dari:

    1. Primer
    2. Sekunder
    3. Tersier

    Primer

    Kemasan primer adalah kemasan yang bersentuhan langsung dengan produk obat atau farmasi. Kemasan ini tidak boleh mencemari dan bereaksi dengan produk obat tersebut. Selain itu, harus bersifat cocok atau kompatibel dengan produk obat. Kemasan primer dipergunakan untuk dua jenis pemakaian dosis yaitu pemakaian dosis tunggal atau satu kali dan dosis multi atau lebih dari satu kali. Baca Juga: Pengelolaan Limbah Farmasi

    Beberapa kemasan primer antara lain:

    1. Blister: kemasan yang umum digunakan dalam bentuk padat seperti tablet dan kapsul serta memiliki rongga termoform.
    2. Strip: digunakan untuk dosis kemasan satuan dan tidak memiliki rongga termoform.
    3. Ampul:  kemasan yang digunakan untuk produk obat cair.
    4. Vial: kemasan yang diperuntukkan untuk obat padat, bubuk dan cair serta memiliki kapasitas dan ukuran yang lebih besar dibandingkan denga ampul.
    5. Botol: digunakan untuk mengemas obat cair, kapsul dan tablet berbentuk. Terdapat dua bahan botol yaitu kaca dan plastik.
    6. Sachet: Kemasan kantong yang digunakan untuk mengemas obat bubuk dan cair.
    7. Tube (Aluminium/plastic tube)
    8. Syringe

    Sekunder

    Kemasan farmasi sekunder merupakan jenis kemasan yang tidak kontak langsung dengan produk obat. Beberapa kemasan sekunder ini diantaranya:

    1. Box
    2. Karton/dus

    Tersier

    Kemasan farmasi tersier merupakan yang paling luar yang mengandung beberapa kemasan sekuder. Umumnya digunakan untuk memberika perlindungan pada proses transportasi. Contoh kemasan yang digunakan adalah karton box. Baca Juga: BPOM Musnahkan Limbah Farmasi di Wastec International Semarang

    Pengelolaan Limbah B3 Bersama Wastec International

    Kemasan ini menjadi faktor penting dalam industri farmasi dikarenakan obat wajib terjamin keamanannya saat dikonsumsi. Selain itu, limbah kemasan farmasi termasuk ke dalam limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dengan kategori limbah infeksius dan berkode limbah B337-1 yang dapat menimbulkan efek berbahaya untuk lingkungan dan kesehatan jika tidak terkelola dengan baik.

    Wastec International melayani pengelolaan limbah farmasi dari rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan. Didukung teknologi insinerator pressure jet dalam pengolahan limbah medis akan mewujudkan proses yang ramah lingkungan. Mari kelola limbah dengan benar bersama Wastec International.

    Pengertian Kilang Minyak dan Gas Bumi 

    Kilang minyak dan gas bumi merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kilang minyak merupakan pabrik atau fasilitas industri yang mengolah minyak mentah menjadi berbagai produk olahan sesuai dengan tingkatan fraksi minyak bumi. Dalam bahasa Inggris, dikenal juga sebagai oil refinery yang biasanya dibangun di lepas pantai atau pun dataran luas.

    Sedangkan gas bumi merupakan hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses penambangan minyak dan gas bumi. Gas bumi yang telah diproses secara fisika dalam bentuk Compressed Natural Gas atau Liquefied Natural Gas. 

    Kilang Minyak dan Gas Bumi – PT Wastec International

    Jenis Kilang Minyak 

    Beberapa macam jenis kilang minyak adalah sebagai berikut:

    1. Kilang Minyak Topping Oil 

    Fasilitas tempat pengolahan minyak bumi ini paling sederhana, perannya difokuskan untuk sekadar melakukan penyimpanan, sekaligus mengolah minyak bumi pada tahap awal.  Kilang toping oil memiliki konfigurasi sederhana, karena mempunyai fitur pemurnian yang lebih sedikit. Kemudian umumnya dibangun hanya sebagai penyimpanan dan menyiapkan minyak mentah sebelum disuling lebih lanjut. 

    1. Kilang Minyak Hydro Skimming 

    Kilang hydro skimming dalam operasionalnya dapat mengolah minyak mentah sampai fraksi nafta dan hidrogen. Namun, kilang hydro-skimming masih belum dapat memghasilkan produk dengan tingkat kemurnian tinggi. 

    1. Kilang Minyak Konversi 

    Kilang minyak konversi dilengkapi dengan fitur pengurangan produksi bahan bakar sisa. Produk oalahan minyak bumi yang dihasilkan dari kilang minyak konversi seperti bahan bakar ringan, termasuk bensin, solar, sampai avtur. 

    1. Kilang Minyak Deep Conversion 

    Jenis kilang minyak deep conversion ini lebih tinggi dibandingkan kilang minyak konversi. Umumnya dapat menghasilkan bahan bakar dengan kadar sulfur rendah sekaligus tingkat kejernihan yang tinggi. 

    Jenis Gas Bumi 

    1. Liquefied Natural Gas 

    Gas metana dengan komposisi 90% metana (CH4) yang dicairkan pada tekanan atmosferik dan suhu -163 derajat celcius. Sebelum pencairan, gas harus menjalani proses pemurnian terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan senyawa yang tidak diharapkan. 

    1. Liquefied Petroleum Gas 

    Gas bumi yang dicairkan dengan komponen utama propana (C3H8) dan butana (C4H10).  Menurut jenisnya, LPG dikelompokkan menjadi LPG propana, butana, dan campuran. LPG diperoleh dari minyak mentah atau kondensasi gas bumi dalam kilang pengolahan gas bumi. 

    1. Compressed Natural Gas 

    Gas bumi yang dipampakan pada tekanan tinggi sehingga volumenya menjadi sekitar 1/250 dari volume gas bumi pada keadaan standar. Tujuannya adalah agar dapat diperoleh lebih banyak gas yang dapat ditransportasikan per satuan volume vessel. 

    Baca juga: Limbah Minyak dari Proses Pengeboran

    Proses Operasi Kilang Minyak 

    1. Destilasi 

    Destilasi adalah proses pemurnian minyak mentah berdasarkan titik didih dengan melalui prosedur pemanasan minyak, sehingga menimbulkan embun dan terkondensasi. 

    1. Konversi 

    Proses konversi merupakan pengubahan senyawa hidrokarbon kompleks yang berada dalam minyak mentah. Tiga proses dalam konversi adalah:

    • Dekomposisi: perengkahan (cracking) termal dan katalis 
    • Unifikasi: proses alkilasi dan polimerasi
    • Alterasi: proses isomerisasi dan catalyc reforming 

    Alkilasi merupakan proses penambahan jumlah atom dalam suatu molekul yang menjadikan molekul tersebut memanjang dan bercabang. Sementara polimerasi merupakan proses rekasi molekul monomer bersama dengan reaksi kimia untuk membentu tiga dimensi jaringan atau dapat disebut sebagai rantai polimer. 

    1. Pengolahan (treatment)

    Proses selanjutnya adalah treatment terhadap hasil detilasi minyak mentah. Umumnya identik dengan penyimapanan dan maintenance kualitas hasil destilasi dan konversi. 

    1. Formulasi atau Pencampuran (Blending) 

    Proses formulasi merupakan pencampuran hasil destilasi fraksi-fraksi hidrokarbon dengan bahan aditif. Proses formulasi ini dilakukan untuk menghasilkan produk minyak dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu. 

    1. Proses Lain-lain 

    Sebenarnya kilang minyak atau oil refenery memiliki proses operasional lain. Seperti pengolahan limbah, penghilangan air asin, pemulihan sulfur, pemanasan, pendinginan, pembuatan hidrogen dan berbagai proses lainnya. 

    Limbah B3 yang Dihasilkan dari Kilang Minyak dan Gas Bumi 

    Kegiatan dari kilang minyak dan gas bumi menimbulkan beberapa limbah B3 diantaranya:

    1. Sludge dari proses produksi dan fasilitas penyimpanan minyak bumi atau gas alam dengan kode limbah A307-1 
    2. Residu dasar tangki dengan kode limbah A 307-2 
    3. Slop padatan emulsi minyak dari industri penyulingan minyak bumi dengan kode limbah A 307-3 
    4. Katalis bekas dengan kode limbah B 307-1 
    5. Karbon aktif bekas selain limbah karbon aktif dengan kode limbah A110d  dengan kode limbah B307-2 
    6. Filter bekas termasuk lempung (clays) spent filter B 307-3 
    7. Debu dari fasilitas pengendalian pencemaran udara dengan kode limbah B 307-4 

    Baca juga: Dampak Limbah Pengeboran Minyak

    Apa Itu Pengawetan Kayu?

    Pengawetan kayu merupakan tindakan pencegahan (preventif) yang berperan untuk meminimalkan atau meniadakan kemungkinan kecatatan yang disebabkan oleh OPK, bukan pengobatan (curative). OPK adalah organisme perusak kayu seperti bakteri, jamur pewarna dan buluk, jamur pelapuk, jampur pelunak, rayap kayu kering, rayap tanah, bubuk kayu kering, dan binatang laut penggerek kayu (Wilkinson, 1979). Baca Juga: Pengolahan dan Bahaya Limbah Tekstil 

    Pengawetan ini bertujuan untuk pengendalian kualitas yang mencakup kualitas bahan baku danproduk serta memperpanjang umur pakai kayu. Biasanya, penggunaan pengawet kayu mengacu pada penggunan pestisida (bahan kimia pengawet) yang dimasukkan ke dalam kayu. 

    Pengawetan Kayu – PT Wastec International

    Manfaat 

    Dengan menjalankan proses ini dengan tepat dan baik, beberapa manfaatnya adalah sebagai berikut:

    • Memperbesar volume ketersediaan kayu dari jenis kayu yang sudah dikenal, jenis kayu yang kurang atau tidak dikenal
    • Menjadikan kayu yang dapat digunakan dengan baik, sehingga penggunaan sumber daya alam nya lebih efisien
    • Mengurangi frekuensi penggantian kayu untuk penghematan 
    • Meningkatkan kepercayaan dan reputasi kualitas produk yang dihasilkan

    Limbah yang Dihasilkan

    Disamping adanya manfaat pengawetan kayu, kegiatan ini juga menciptakan timbulan limbah yang berbahaya. Limbah yang dihasilkan ini apabila tidak dikelola dengan baik, maka akan merusak dan mengancam kelestarian lingkungan. Baca Juga: Standar Baku Mutu Air Kegiatan Laboratorium

    Limbah yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

    • Sludge dari proses pengawetan kayu dan fasilitas penyimpanan dengan kode limbah A308-1 
    • Sludge dari alat-alat pengolahan atau pengawetan kayu dengan kode limbah A308-2 
    • Bahan atau produk yang tidak memenuhi spesifikasi teknis dan produk left-over dengan kode limbah B308-1 
    • Sludge dari IPAL dengan kode limbah B308-2 

    Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International 

    Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. 

    Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.

    Tantangan Industri Laundry

    Dengan peningkatan kepadatan populasi dan gaya hidup, industri laundry telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi banyak orang. Namun seiring dengan pertumbuhannya, ada dampak negatif yang dapat mengancam lingkungan, yaitu limbah yang dihasilkan. Baca Juga: PLTU dan Limbah B3 yang Dihasilkan

    Perkembangan industri laundry baik yang dilakukan oleh usaha mikro dan makro menghasilkan sejumlah limbah yang dapat merusak lingkungan. Apabila penanganan dari proses yang dilakukan tidak tepat, maka limbah-limbah dari industri laundry dapat mengancam lingkungan. 

    Industri Laundry – PT Wastec International

    Limbah yang Dihasilkan

    Limbah ini berasal dari berbagai sumber, mulai dari air yang digunakan dalam proses pencucian hingga deterjen dan bahan kimia lainnya yang digunakan untuk membersihkan pakaian. Baca Juga: Metalurgi dan Limbah B3 yang Dihasilkan

    Limbah yang dihasilkan antara lain:

    • Larutan kaustik bekas dengan kode limbah A346 
    • Sludge dari proses cleaning dan degreasing dengan kode limbah B346-1 

    Dampak yang Ditimbulkan dari Industri Laundry

    Bahan kimia seperti fosfat, surfaktan, dan zat pewarna sering digunakan dalam deterjen dan proses pencucian.  Ketika limbah dibuang ke saluran pembuangan, maka dapat mencemari air tanah dan mengganggu ekosistem perairan. Contohnya Fosfat, memicu pertumbuhan alga yang berlebihan di perairan, menyebabkan eutrofikasi dan merusak keseimbangan ekosistem air.

    Selain limbah cair, ada juga limbah padat dalam bentuk pakaian yang tidak lagi digunakan. Beberapa pakaian yang sudah tidak dipakai lagi akan berakhir di TPS dan dapat memicu penumpukkan sampah dan kerusakan lingkungan lainnya.

    Upaya Mengurangi Dampak Negatif

    Meskipun industri laundry memiliki dampak lingkungan yang signifikan, ada upaya yang dapat diambil untuk mengurangi dampak negatifnya. Seperti:

    • Mengadopsi teknologi dan praktik yang lebih ramah lingkungan

    Beberapa laundry modern telah beralih ke penggunaan deterjen berbasis tanaman yang lebih ramah lingkungan dan memanfaatkan teknologi pencucian yang lebih efisien dalam penggunaan air dan energi.

    • Menerapkan konsep daur ulang 

    Pakaian yang tidak lagi digunakan dapat didaur ulang dan dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Ini dapat mengurangi limbah padat dan membantu mengurangi tekanan pada lahan pembuangan sampah.

    Solusi Pengelolaan Limbah dengan Wastec International 

    Wastec International memiliki tim yang berpengalaman dalam menyediakan jasa pengelolaan limbah dan pelayanan lingkungan yang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Sehingga pengelolaan limbah dapat ditangani dengan aman dari segi kesehatan dan pencemaran lingkungan dapat teratasi.

    Selain itu juga, Wastec International sangat berkomitmen untuk mengembangkan strategi dan terus berinovasi untuk terus fokus pada metode pencegahan limbah dan meminimalkan dampak lingkungan bagi generasi mendatang. Serta mengelola bisnis dengan cara bertanggung jawab secara sosial dan terus mendorong inisiatif peningkatan internal untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas. Mari kelola limbah dengan baik bersama Wastec International.