Polusi plastik menjadi ancaman utama untuk lautan dan sungai seluruh dunia. Diperkirakan hampir 150 juta ton sampah plastik yang sudah terakumulasi di lautan hingga saat ini. Perlu diketahui, produksi plastik global mengalami peningkatan luar biasa. Menurut WWF, produksi plastik meningkat diantara 2003 hingga 2016.
Baca Juga: Mengakhiri Polusi Plastik: Aksi Nyata untuk Bumi yang Lebih Sehat
Setiap tahun, diperkirakan 13 juta metrik ton plastik masuk ke dalam lautan, jumlah tersebut setara dengan truk sampah setiap menitnya. Di tahun 2019, dunia menghasilkan sekitar 353 juta ton sampah plastik. 65% berakhir di tempat pembuangan akhir atau dibakar, 20% dikumpulkan untuk didaur ulang, dan 15% masih tidak dikelola sama sekali, berakhir sebagai sampah yang dibuang di tempat pembuangan liar atau dibakar.
Pengaruh Terhadap Ekosistem Laut
Polusi plastik merusak ekosistem laut secara keseluruhan. 89% terumbu karang yang bersentuhan dengan plastik langsung memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit dibanding dengan yang tidak terkontaminasi plastik. Kemudian, plastik juga mengubah suhu pasir tempat penyu bertelur, sehingga ini mempengaruhi reproduksi penyu. Tentu saja hal ini akan terus berkesinambungan mempengaruhi dan merusak ekosistem di lautan.
Dampak terhadap Satwa Laut
800 spesies laut terdampak polusi plastik, sekitar 80% dari sampah laut dan merupakan plastik. Banyak kasus hewan-hewan seperti penyu, burung laut, ikan, hingga mamalia laut mati karena menelan plastik, sehingga mengganggu sistem pernapasan dan pencernaan mereka dan akhirnya mati. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan, disaat biota laut seharusnya dapat hidup dengan aman dengan makanannya – justru harus menelan plastik yang dibuang ke lautan. Burung-burung laut juga ditemukan banyak yang menelan plastik dan angka ini diperkirakan akan terus bertambah menjadi 99% di tahun 2050 jika tidak ada perubahan dan tindakan tegas.
Jika keadaan ini terus dibiarkan, diperkirakan tahun 2050 jumlah plastik di lautan akan melebihi jumlah ikan berdasarkan beratnya. Kondisi ini menandakan bahwa kebutuhan untuk mengurangi polusi plastik harus segera dilakukan. Dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup 2025, mengusung tema “Ending Plastic Pollution”, mendorong semua individu untuk ikut berkontribusi mengurangi penggunaan plastik dan melindungi laut dari sampah-sampah plastik.
Bertanggung Jawab Kelola Sampah Menjadi Keharusan
Kelola sampah menjadi kewajiban dan keharusan. Plastik yang berserakan di lautan menjadi dampakdan bukti dari sikap tidak bertanggung jawab membuang sampah sembarangan. Oleh karena itu, sampah atau limbah apapun yang dihasilkan dari kegiatan yang dilakukan wajib untuk dikelola dengan tepat. Untuk limbah non b3 anorganik, sampah-sampah tersebut dapat dipilah dan didaur ulang menjadi sesuatu yang bernilai agar tidak berakhir di TPA apalagi di lautan.
Limbah B3 juga perlu diperhatikan, jangan sampai limbah B3 berakhir di lautan dan akhirnya ikut memperparah kerusakan ekosistem laut. Limbah B3 perlu dikelola sesuai dengan regulasi dan perizinan yang berlaku. PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengumpulan, sampai dengan pengolahan untuk berbagai limbah B3 medis dan industri mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. Berpengalaman selama 20 tahun dalam bidang jasa pengelolaan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Didukung dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap dan tenaga ahli yang berkompeten, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang asri dan bersih.