Jerman menjadi salah satu negara dengan pengelolaan sampah yang terbaik di dunia. Menjadi negara hijau terbaik di dunia karena implementasi pengelolaan sampahnya yang efektif dan baik. Bagaimana Jerman mengelola sampah di negaranya? Baca Juga: Bagaimana Food Waste Mempengaruhi Lingkungan?
Bagaimana Sistem Pengelolaan Sampah di Jerman?
Dua dekade terakhir, Jerman mengadopsi beberapa strategi pengelolaan sampah. Mulai dari wajib pemilahan sampah sampai dengan skema pengembalian deposit yang efisien. Strategi tersebut secara signifikan meningkatkan pengelolaan sampahnya dan tingkat daur ulang. Bukan hanya itu, Jerman juga memperkenalkan “Energiewende” yang merupakan sebuah road map untuk menuju transisi energi rendah karbon dan terbarukan, selain itu juga membentuk opini publik terhadap pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Pemerintah lokal dan nasional merancang sistem dan mengadopsi pendekatan untuk memfasilitasi pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang sampah. Hasilnya tingkat daur ulang di Jerman relatif tinggi selama beberapa dekade. Pada tahun 2002, Jerman berhasil mendaur ulang 56% sampahnya dan terus mengalami peningkatan. Namun regulasi dan strategi yang dibuat oleh Pemerintah juga didukung dengan tingkat kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampahnya juga tinggi. Masyarakat di Jerman cenderung memiliki tingkat kesadaran untuk mendaur ulang yang tinggi. Oleh karena itu, kebijakan pemerintahannya juga dapat berjalan sesuai dengan strategi yang telah direncanakan. Baca Juga: Begini Penanganan yang Baik untuk Sampah Puntung RokokKebijakan Wajib Memilah Sampah
Dilansir dari situs How To Germany, jenis sampah dikelompokkan berdasarkan warna plastik atau warna tempat sampah yang memiliki warna cokelat, kuning, biru, hitam, dan abu-abu.- Warna cokelat digunakan unuk sisa makanan yang dapat dikompos.
- Warna kuning untuk sampah plastik, kaleng, alumunium, pelat timah, bahkan karton susu yang mengandung bahan-bahan sejenis.
- Warna biru diperuntukan kertas dan karton
- Warna hitam atau abu-abu untuk sampah rumah tangga yang tidak dapat didaur ulang, seperti alat mandi pribadi, popok bayi, pembalut, tisu, barang-barang rumah tangga, dan lain-lain.