Faktor yang Mempengaruhi Limbah B3

Mengacu pada PP No 101 Tahun 2014, Limbah B3 dapat didefinisikan sebagai zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan. Baca juga: Pencemaran Tanah Oleh Limbah B3

limbah b3

Faktor Yang Mempengaruhi Limbah B3

Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu

Tingkat Efisiensi Produksi

Dalam sebuah proses produksi, ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Mulai dari tahap membersihkan bahan baku hingga tahap pengemasan, setiap tahapan selalu diikuti dengan penumpukan limbah yang juga turut dihasilkan.

Besarnya limbah yang dihasilkan ini biasanya berbanding terbalik dengan tingkat efisiensi proses produksi. Semakin efisien proses produksinya, semakin sedikit limbah yang dihasilkan. Akan tetapi, efisiensi 100% adalah hal yang mustahil.

Efisiensi proses produksi ini biasanya dipengaruhi oleh banyaknya tahapan yang harus dilalui. Jadi semakin banyak tahapannya, semakin kecil tingkat efisiensi produksinya. Namun untuk meminimalisir kerusakan yang bisa ditimbulkan, perusahaan bisa berkonsultasi dengan jasa pengolahan limbah B3.

Tingkat Kemurnian Bahan Baku

Tidak semua bagian dari bahan baku bisa diolah menjadi produk bermanfaat. Tidak ada bahan baku yang memiliki tingkat kemurnian atau purity100%. Apapun produk yang diproduksi, akan selalu ada beberapa bagian dari bahan baku yang terpaksa harus dibuang dan berakhir menjadi limbah.

Mulai dari tahapan seleksi bahan baku, pasti ada beberapa bahan yang tidak lolos seleksi. Saat proses pembersihan bahan baku juga ada beberapa bagian yang harus dibuang. Selama proses produksi, ada sisa bahan baku ataupun produk yang tertinggal dalam peralatan.

Standar Kondisi Operasi dalam Proses Produksi

Untuk menghasilkan produk tertentu, ada standar kondisi operasi yang harus dipenuhi. Standar ini bisa berupa suhu, tekanan hingga rasio bahan baku yang digunakan. Standar kondisi operasi ini sangat mempengaruhi tingkat konversi produksi. Jika standar tersebut tidak terpenuhi, produk tidak akan terbentuk. Kalaupun produk tersebut bisa dihasilkan, tingkat konversinya sangat kecil. Limbah yang dihasilkan pun jadi lebih banyak.

Gangguan Operasional

Kondisi ideal tidak selalu bisa didapatkan dalam setiap proses produksi. Ada saat-saat di mana hal tak terduga terjadi hingga mengganggu jalannya proses produksi tersebut. Sebagai contoh adalah saat suplai listrik harus terhenti. Dalam kondisi seperti ini, mesin pabrik tidak akan bisa menjalankan proses produksi. Mesin yang mati harus dinyalakan kembali. Padahal, selama proses startup seperti ini biasanya ada bahan baku yang terpaksa harus terbuang dan berakhir menjadi limbah.

Produksi limbah memang tidak bisa dihentikan sama sekali. Meski demikian, perusahaan bisa mengambil langkah preventif dengan cara meningkatkan standar operasional dan manajemen produksinya. Sebagai langkah kuratif, perusahaan juga perlu mempersiapkan mekanisme pengolahan limbah. Namun jika hal tersebut dinilai terlalu mahal, masih ada opsi. Baca Juga : Simbol B3 Berserta Arti dan Kualifikasinya

Tentang PT Wastec International: Jasa Pengelolaan Limbah B3 Terintegrasi

PT Wastec International adalah perusahaan terkemuka di bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2004, PT Wastec International telah memiliki fasilitas pengolahan limbah di Banten, Semarang, dan Tuban. Setiap fasilitas telah dilengkapi teknologi canggih untuk mengolah berbagai jenis limbah B3 dan limbah medis.

PT Wastec International juga mengedepankan layanan sebagai berikut:

  1. Pengelolaan Limbah B3
  2. Pengangkutan Limbah 
  3. Pengolahan Air Limbah Industri
  4. Pengelolaan Limbah Minyak dan Gas 
  5. Pembersihan dan Pemulihan Minyak
  6. Rekayasa Lingkungan 
  7. Layanan Pembersihan Tempat

Kelola limbah secara profesional dengan layanan pengelolaan limbah terintegrasi bersama PT Wastec International.

Picture of Author

Author