Deterjen diproduksi dalam berbagai bentuk, seperti cair, pasta, atau bubuk, dan dirancang untuk memiliki kemampuan membersihkan yang lebih efektif dibandingkan dengan sabun biasa, terutama dalam mengatasi noda atau kotoran yang sulit dihilangkan. Deterjen mengandung bahan aktif yang dapat mengurangi tegangan permukaan air dan membantu melarutkan kotoran, minyak, atau lemak, sehingga memudahkan proses pembersihan.
Baca Juga: Mengenal Limbah Kimia
Bahan Aditif pada Deterjen
Deterjen memiliki beberapa bahan aditif, sebagai berikut:
- Abrasives berfungsi sebagai pelicin, scrubbing, dan atau pengkilap. Contoh: Calcite, feldspar, quartz, dan sand.
- Acids berfungsi untuk menetralisir dan mengatur kebasaan dari komposisi lain. Contoh: Asam asetat, asam sitrat, asam hidroklorida, asam phosphate, asam sulfat.
- Alkalis berfungsi untuk menetralisir atau mengatur keasaman komposisi lain, membuat surfaktan dan builders lebih efisien, meningkatkan kebasaan. Contoh: Amonium hidroksida, etanolamin, natrium karbonat, natrium hidroksida, natrium silikat.
- Antimicrobial Agents berfungsi untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan organisme yang menyebabkan penyakit dan atau bau. Contoh: Minyak cemara, senyawa ammonium, kuartener, natrium hipoklorit.
- Dan bahan-bahan aditif lainnya.
Jenis
Berdasarkan senyawa organik, deterjen dikategorikan dalam beberapa kelompok, sebagai berikut:
Anionik (DAI)
Mengandung surfaktan anionik dan dinetralkan dengan alkali. Deterjen ini biasanya digunakan untuk mencuci kain.
Kationik
Mengandung surfaktan kationik. Deterjen ini biasanya digunakan pada pelembut (softener).
Nonionik
Tidak mengandung molekul ion sementara, kedua asam dan umumnya adalah molekul yang sama. Selain itu dapat mencuci dengan baik untuk semua jenis kotoran.
Amfoterik
Mengandung kationik dan anionik dan umumnya digunakan sebagai pencuci alat-alat rumah tangga.
Dampak Terhadap Lingkungan
Meskipun berguna untuk kehidupan sehari-hari, deterjen yang mengandung banyak senyawa kimia juga memiliki dampak negatif. Deterjen tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme, sehingga sisa limbah yang dihasilkan dapat menjadi limbah berbahaya. Jika limbah deterjen ini bermuara di suatu tempat atau perairan, tidak dapat bertahan hidup. Beberapa dampak negatifnya adalah sebagai berikut:
- Menyebabkan eutrofikasi
- Merusak lapisan pelindung ikan dan merusak insang
- Mengganggu reproduksi organisme air
Pengolahan Limbah Industri Deterjen
PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengumpulan, sampai dengan pengolahan untuk berbagai limbah B3 medis dan industri mulai dari fase solid, liquid, dan sludge.
Berpengalaman selama 20 tahun dalam bidang jasa pengelolaan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Didukung dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap dan tenaga ahli yang berkompeten, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang asri dan sehat.