Kabut Asap dan Krisis Kesehatan Masyarakat
Salah satu dampak paling nyata dari karhutla, kabut asap tebal menyelimuti wilayah terdampak. Asap ini mengandung partikel berbahaya seperti PM2.5 yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, infeksi saluran napas akut (ISPA), asma, hingga kematian dini. Data dari Kementerian Kesehatan mencatat bahwa pada puncak karhutla 2019, lebih dari 900.000 kasus ISPA tercatat hanya dalam beberapa bulan di Riau, Jambi, dan Kalimantan Tengah. Sekolah-sekolah terpaksa diliburkan, bandara ditutup, dan aktivitas masyarakat lumpuh. Kondisi ini paling memukul kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil. Selain itu, kualitas udara yang memburuk secara drastis sering kali melebihi ambang batas aman WHO, menjadikan karhutla sebagai bencana kesehatan masyarakat yang berulang setiap tahun.
Baca juga: El Nino Jadi Salah Satu Penyebab Kekeringan. Apakah Mengancam Kehidupan Manusia?
Hilangnya Mata Pencaharian
Karhutla tidak hanya membakar hutan, tetapi juga merusak lahan pertanian dan perkebunan. Banyak petani kecil menggantungkan hidup pada lahan-lahan gambut yang mudah terbakar. Ketika lahan terbakar, maka bisa kehilangan hasil panen, ternak, dan sumber penghasilan utama. Selain petani, dampak ekonomi juga dirasakan oleh pelaku usaha kecil, pedagang, dan buruh harian yang aktivitasnya terganggu oleh asap. Sektor pariwisata di daerah yang terdampak pun ikut lesu akibat penurunan kunjungan wisatawan. Menurut World Bank (2020), total kerugian ekonomi akibat karhutla 2019 di Indonesia mencapai sekitar US$ 5,2 miliar.
Bagaimana Cara Mengatasi Dampak Karhutla?
Beberapa cara mengatasi dampak kesehatan akibat karhutla dapat mulai dilakukan dengan pendistribusian masker dan APD, membuat layanan kesehatan darurat, dan edukasi publik mengenai cara menjaga sistem saluran pernapasan saat kebakaran berlangsung. Bukan hanya itu restorasi lingkungan pasca kebakaran juga perlu dilakukan, mulai dari revegetasi lahan terbakar, rehabilitasi gambut dan zona lindung, sampai pemantauan kualitas udara dan tanah.
Satu hal lagi yang tidak boleh terlupakan, pengelolaan limbah medis pasca kebakaran seperti masker bekas, APD, sisa alat medis, dan bahan-bahan kimia pemadam. Limbah medis ini tentunya tidak bisa dibuang sembarangan, perlu diberikan kepada pihak berizin untuk mengelola limbah B3.
PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengumpulan, sampai dengan pengolahan untuk berbagai limbah B3 medis dan industri mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. Berpengalaman selama 20 tahun dalam bidang jasa pengelolaan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Didukung dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap dan tenaga ahli yang berkompeten, PT Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang asri dan sehat.