Krisis Air Dapat Menjadi Ancaman Bila Tak Segera Diatasi Bersama

Krisis air yang merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang sering dijumpai saat ini menjadi semakin serius. Air merupakan salah satu aspek penunjang paling penting dalam setiap aspek kehidupan dari berbagai sektor. Mulai dari sektor rumah tangga, industri, perkantoran, pendidikan, kesehatan dan lainnya pasti membutuhkan ketersediaan air bersih. Baca Juga: Eutrofikasi Penyebab Pencemaran Air krisis air

Apa Penyebab Krisis Air? 

Berdasarkan informasi dari earth.org, hanya 3% air tawar yang dapat diakses di dunia, sisanya membeku di gletser dan tidak tersedia untuk kita. Krisis air sering kali dikaitkan dengan perubahan iklim, seolah dua hal ini tidak dapat terpisahkan. Ternyata faktanya, krisis air memang salah satu bentuk atau wujud nyata dari perubahan iklim yang saat ini sudah dapat kita rasakan dampaknya. Pemanasan global secara luas memengaruhi kualitas dan distribusi sumber daya global. Akibat penguapan air yang lebih cepat dari tanah dan kondisinya semakin kering, kebakaran hutan dan kekeringan jadi lebih sering terjadi. Kepala BKMG, Dwikorita mengungkapkan bahwa “Salah satu penyebab utamanya adalah terus meningkatnya emisi gas rumah kaca yang berdampak pada peningkatan laju kenaikan suhu udara, mengakibatkan proses pemanasan global terus berlanjut, dan berdampak pada fenomena perubahan iklim yang dapat memicu krisis air, krisis pangan dan bahkan krisis energi, serta meningkatnya frekuensi, intensitas dan durasi kejadian bencana hidrometeorologi,” Namun, krisis air juga disebabkan oleh jumlah populasi penduduk dunia dan urbanisasi yang terus bertambah. Baca Juga: Perubahan Iklim Mempengaruhi Kualitas Air

Krisis Air Menjadi Ancaman Bersama 

Situasi yang sedang kita hadapi di dunia saat ini merupakan dampak variasi dan perubahan iklim. Berdasarkan informasi dari Observasi Organisasi Metereologi Dunia, pola debit dan aliran sungai yang masuk ke waduk sebagian besar lebih kering pada tahun 2022. “Krisis air menjadi ancaman serius sekaligus nyata dan harus jadi perhatian seluruh negara,” ujar Dwikorita dalam sambutannya pada World Water Forum ke-10 di Bali, Jumat (13/10/2023). Bukan hanya itu, cuaca ekstrem yang terjadi di Asia dan Osenia juga menjadi pemicu. Dalam Konferensi Pers Road to 10th World Water Forum, Senin (1/4/2024) Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan “terjadi peningkatan evapotranspirasi dan penurunan kelembapan tanah selama musim panas yang disebabkan oleh kekeringan”. Musim kemarau yang berkepanjangan, kemudian tidak meratanya aksesibilitas dan distribusi air bersih serta infrastruktur pengelolaan Sumber Daya Air merupakan tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan untuk mendapatkan ketersediaan air sehingga menimbulkan krisis air.

Menjaga Lingkungan dengan Mengelola Limbah Cair 

Dalam menghadapi krisis air yang semakin mengancam, penting bagi kita untuk menyadari bahwa menjaga lingkungan dan mengelola limbah cair adalah langkah krusial yang harus segera diambil. Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) serta instalasi pengolahan air limbah (IPAL) adalah dua aspek utama yang perlu ditekankan. Dengan mengelola limbah B3 secara efektif dan meningkatkan kapasitas IPAL, kita dapat mencegah pencemaran yang merusak lingkungan air dan menjaga keberlanjutan sumber daya air bersih. PT Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge. Dengan mengambil langkah-langkah proaktif ini, kita dapat memastikan bahwa air bersih tetap tersedia bagi semua orang, sekarang dan di masa depan.
Picture of Author

Author