E-Waste atau Sampah elektronik mencakup berbagai jenis barang elektronik yang sudah tidak terpakai atau sudah usang. Ini bisa termasuk perangkat elektronik konsumen seperti telepon genggam, komputer, televisi, peralatan dapur elektronik, serta peralatan elektronik industri dan komunikasi. Baca Juga: Mengelola Limbah Elektronik: Bagaimana Cara dan Regulasinya?
E-Waste atau sampah elektronik menjadi salah satu isu yang cukup krusial. Seiring perkembangan teknologi, tingkat konsumsi elektronik pun meningkat dan akhirnya jumlah sampah elektronik juga ikut meningkat setiap tahunnya. Namun, tidak banyak yang menyadari dampak negatif yang dihasilkan. Sebelum berlanjut ke tips mengurangi e-waste, simak fakta berikut ini:
Berikut adalah negara penghasil e-waste terbanyak di dunia pada tahun 2019
- Tiongkok : 10.13 juta metrik ton
- Amerika Serikat : 6.91 juta metrik ton
- India : 3.23 juta metrik ton
- Jepang : 2.57 juta metrik ton
- Brasil : 2.14 juta metrik ton
- Rusia : 1.63 juta metrik ton
- Indonesia : 1.62 juta metrik ton
- Jerman : 1.61 juta metrik ton
- Britania Raya : 1.60 juta metrik ton
- Prancis : 1.36 juta metrik ton
Fakta E-Waste
Beberapa fakta e-waste yang harus kamu ketahui adalah:- Secara global, terdapat 40 juta ton e-waste setiap tahun. Jumlah ini seperti membuang 800 laptop setiap detik
- Rata-rata pengguna handphone mengganti satu unit handphone nya setiap 18 bulan sekali
- Sampai saat ini hanya 12.5% e-waste yang berhasil di recycle
- Sampah elektronik mengandung ratusan zat, di antaranya banyak yang beracun. Ini termasuk merkuri, timbal, arsenik, kadmium, selenium, kromium, dan bahan pelindung api.
- 300 juta komputer dan 1 miliar ponsel diproduksi setiap tahun. Diperkirakan akan tumbuh sebesar 8% per tahun.